Eurofighter Typhoon Inggris dengan “Storm Shadow” Gempur Basis ISIS di Irak Utara

Ada kabar baru dari jet tempur Eurofighter Typhoon, tapi ini bukan tentang kelanjutan rencana pembelian oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, melainkan Typhoon akan dikerahkan untuk menggempur basis ISIS di wilayah Pegunungan Makhmur, Irak utara. Sebagai eksekutor adalah flight Eurofighter Typhoon milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force/RAF).

Baca juga: Rudal Jelajah Storm Shadow – Kembali Naik Daun dalam Operasi Serangan Udara di Suriah

Aksi serangan ke basis ISIS di Irak Utara merupakan bagian dari dukungan atas kampanye koalisi yang secara intens melakukan serangan dalam beberapa bulan terakhir. Dikutip dari Janes.com (8/4/2021), disebutkan operasi serangan ke Irak Utara akan berlangsung selama 10 hari.

Untuk menjangkau Irak Utara, Eurofighter Typhoon RAF diterbangkan dari Lanud Akrotiri di Siprus. “Sepanjang operasi 10 hari, RAF akan menggunakan 42 bom pintar Paveway IV dan 10 rudal jelajah Storm Shadow untuk beberapa sasaran terpilih,” kata Kementerian Pertahanan Inggris.

Sebelumnya, AU Inggris untuk pertama kalinya mengumumkan penggunaan rudal jelajah MBDA Storm Shadow yang diluncurkan dari Typhoon pada 15 Maret 2021, sebagai sasaran adalah basis ISIS di kota Erbil di Irak utara.

Storm Shadow sebelum ini digunakan AU Inggris lewat pesawat tempur Panavia Tornado. Kementerian Pertahanan Inggris, menyebut kampanye operasional pertama rudal jelajah MBDA Storm Shadow telah berlangsung sukses dan tepat mengenai sasaran, meskipun gambar yang tampaknya dari bagian Storm Shadow yang diterbitkan oleh situs berita Irak, menunjukkan bahwa setidaknya satu rudal gagal mencapai sasaran yang dimaksudkan.

Eurofighter Typhoon FGR4 dapat melepaskan Storm Shadow pada jarak 180 mil (290 km) dari sasaran. Setelah meluncur, rudal selanjutnya akan terbang rendah mengikuti kontur bumi dengan identifikasi posisi menggunakan GPS (Global Positioning System). Saat mendekat lokasi sasaran, rudal akan melesat tinggi untuk identifikasi akhir sasaran, di tahap akhir ini yang berperan adalah infrared node cone camera atau thermographic camera (Infrared homing).

Prinsip pelepasan Storm Shadow adalah fire and forget, proses pemprograman rudal dilakukan sebelum diluncurkan. Dan setelah diluncurkan rudal dengan sayap lipat berbobot 1,3 ton ini tak dapat dikendalikan oleh operator, atau tak bisa menerima perintah penghancuran diri (self destroy).

Maka dari itu, perencanaan dalam penggunaan rudal ini harus dilakukan secara cermat, pasalnya salah informasi intelijen bukan tak mungkin akan menimbulkan kerusakan kolateral yang besar. Penyempurnaan terbaru terus dilakukan, seperti Perancis yang tengah mengembangkan kemampuan penyampaian informasi akhir sasaran sebelum terjadinya impact.

Hulu ledak Storm Shadow dibuat oleh pabrik Royal Ordnance dengan nama BROACH (Bomb Royal Ordnance Augmented Charge) yang dibuat dua tingkat, yang pertama menjebol dan yang kedua akan menembus permukaan. Saat terbang rudal dikontrol sayap utama dan sayap ekor, serta ditenagai oleh mesin Turbomeca Microturbo TRI 60-30.

Jenis Eurofighter Typhoon yang dikerahkan untuk menyerang basis ISIS adalah Typhoon FGR4. Seri FGR4 terbang perdana pada tahun 2003, dan diterima AU Inggris satu tahun kemudian, Typhoon FGR4 menggantikan keberadaan jet tempur Tornado F3 dan Jaguar. Typhoon FGR4 punya kemampuan STOL dengan kursi tunggal yang dioptimalkan untuk peran superioritas udara/pertahanan udara dan serangan darat.

Berbagai senjata udara-ke-darat dapat dibawa, termasuk Storm Shadow, senjata anti-armor Brimstone, dan Precision Guided Bomb (PGB). Tidak ada modifikasi yang diperlukan untuk membawa senjata “pintar” dan tiga hard point dapat membawa pod bahan bakar eksternal.

Baca juga: Ada Kemiripan dengan Desain Eurofighter Typhoon, Mikoyan-Gurevich Ye-8 Lebih Dulu Mengadopsi Canard

Untuk misi serangan di Timur Tengah, Typhoon EAF dilengkapi Defensive Aids Sub System (DASS) dibawa dalam 2 x wing pod yang merupakan bagian integral dari sayap. Datalink disediakan oleh Multiple Image Data System (MIDS). Di tahun 2011, RAF pernah mengerahkan 10 unit Typhoon FGR4 ke pangkalannya di Italia untuk operasi di Libya, dan mencapai 4.500 jam terbang tanpa penggantian mesin. (Gilang Perdana)

15 Comments