Rudal Jelajah Storm Shadow: Kembali Naik Daun dalam Operasi Serangan Udara di Suriah

Pamornya masih kalah kondang dengan Tomahawk, namun di kelas rudal jelajah, nama Storm Shadow sudah sangat diperhitungkan, lantaran rudal ini sudah puluhan kali ditembakkan dalam Perang Teluk tahun 2003 silam. Dan nama Storm Shadow belakangan kembali naik daun, setelah rudal besutan MBDA ini turut serta dalam operasi menggempur sasaran terpilih di Suriah pada Sabtu (14/4/2018).

Baca juga: Lanjutkan Proyek Rudal Jelajah, PT Sari Bahari Tampilkan Prototipe Rudal Petir dengan Desain Baru

Seperti dikutip dari cnn.com (15/4/2018), Storm Shadow dilepaskan oleh empat jet tempur Tornado GR4 AU Inggris yang terbang dari basis Lanud Akrotiri, Siprus, dan pengusung Storm Shadow lainnya adalah jet tempur Rafale dan Mirage2000 AU Perancis yang terbang langsung dari Perancis.

AU Inggris dalam serangan malam hari tersebut dilaporkan telah melepaskan delapan unit Storm Shadow, sementara mitranya Perancis melepaskan total sembilan unit Storm Shadow. Seperti halnya rudal jelajah Taurus KEPD 350, Storm Shadow adalah rudal jelajah jarak jauh, yang artinya dalam operasi serangan darat ini, penerbang tempur tak perlu lagi sampai masuk ke wilayah teritori udara lawan. Singkat kata, berkat rudal jelajah macam ini, keselamatan awak pesawat menjadi terjamin, mengingat peran jet tempur tak lebih sebagai launcher yang jauh dari potensi sergapan interceptor.

Tornado dapat membawa sampai empat unit Storm Shadow.
Rafale dengan rudal Storm Shadow.

Dalam misi serangan di Suriah, Tornado GR4 disebut-sebut melepaskan Storm Shadow pada jarak 180 mil (290 km) dari sasaran. Setelah meluncur, rudal selanjutnya akan terbang rendah mengikuti kontur bumi dengan identifikasi posisi menggunakan GPS (Global Positioning System). Saat mendekat lokasi sasaran, rudal akan melesat tinggi untuk identifikasi akhir sasaran, di tahap akhir ini yang berperan adalah infrared node cone camera atau thermographic camera (Infrared homing).

Prinsip pelepasan Storm Shadow adalah fire and forget, proses pemprograman rudal dilakukan sebelum diluncurkan. Dan setelah diluncurkan rudal dengan sayap lipat berbobot 1,3 ton ini tak dapat dikendalikan oleh operator, atau tak bisa menerima perintah penghancuran diri (self destroy). Maka dari itu, perencanaan dalam penggunaan rudal ini harus dilakukan secara cermat, pasalnya salah informasi intelijen bukan tak mungkin akan menimbulkan kerusakan kolateral yang besar.

Penyempurnaan terbaru terus dilakukan, seperti Perancis yang tengah mengembangkan kemampuan penyampaian informasi akhir sasaran sebelum terjadinya impact. Informasi penilaian kerusakan lewat one-way (link back) data link. Dan yang penting lainnya sepeti kemampuan retargeting rudal selama rudal meluncur menuju sasaran. Sebagai catatan, Perancis menyebut Storm Shadown sebagai SCALP EG (Système de Croisière Autonome à Longue Portée – Emploi Général), alias General Purpose Long Range Standoff Cruise Missile.

Hulu ledak Storm Shadow dibuat oleh pabrik Royal Ordnance dengan nama BROACH (Bomb Royal Ordnance Augmented Charge) yang dibuat dua tingkat, yang pertama menjebol dan yang kedua akan menembus permukaan. Saat terbang rudal dikontrol sayap utama dan sayap ekor, serta ditenagai oleh mesin Turbomeca Microturbo TRI 60-30.

Sejak 2015, Eurofighter Typhoon mampu mengusung Storm Shadow.

Baca juga: Avibras AV-TM 300, “Ada Rudal Jelajah Subsonic di Markas Armed TNI AD”

Selain kondang diluncurkan dari udara, varian naval rudal ini juga lumayan terkenal, yakni Missile de Croisière Naval (MdCN). Rudal jelajah yang ditawarkan untuk melengkapi frigat FREMM (Frégate européenne multi mission).

Dengan segala kecanggihannya, Storm Shadow jelas alutsista yang sangat mahal, harga per unitnya ditaksir tak kurang dari Rp14 miliar, tak jauh beda dengan harga rudal Taurus yang dibanderol Rp13,5 miliar. (Gilang Perdana)

Spesifikasi Storm Shadow
– Weight: 1.300 kilograms
– Length: 5,1 meter
– Diameter: 0,7 meter
– Warhead: 450 kilograms BROACH (Bomb Royal Ordnance Augmented Charge)
– Engine: Turbomeca Microturbo TRI 60-30 turbojet, producing 5.4 kN thrust
– Wingspan: 3 meter
– Operational range: 560 km Lo-Lo profile
– Flight altitude: 30–40 meter
– Speed: 1,000 km/h Mach 0.8-0.95 (depending on altitude)
– Guidance system: Inertial, GPS and TERPROM. Terminal guidance using imaging infrared DSMAC

10 Comments