Dengan Kontrak US$1,3 Miliar, Amerika Serikat Kembali ‘Guyur’ Ukraina dengan 4.000 Rudal Anti Tank Javelin
|Meski tengah berada di jurang resesi ekonomi, Amerika Serikat kembali menguras dana pajak dalam negerinya untuk mendanai pasokan persenjataan ke Ukraina. Salah satu yang terbaru adalah lewat Angkatan Darat AS (US Army) yang telah memberikan Javelin Joint Venture (JJV) kontrak produksi lanjutan rudal anti tank Javelin untuk tahun fiskal 2024.
Kontrak tersebut mencakup produksi rudal FGM-148 Javelin dan peralatan serta layanan terkait, dengan nilai total US$1,3 miliar. Kontrak tersebut juga mencakup lebih dari 4.000 rudal Javelin untuk mengisi ulang rudal Javelin yang telah dikirim ke Ukraina pada periode sebelumnya.
Seperti dikutip Armyrecognition.com, kontrak di tahun fiskal 2024 ini menggarisbawahi komitmen AS untuk mempertahankan inventaris persenjataan canggihnya sambil mendukung Ukraina di tengah konflik regional yang sedang berlangsung. Kontrak tersebut mencakup produksi rudal Javelin dan peralatan serta layanan terkait yang penting untuk penyebaran dan efektivitas operasionalnya.
Kontrak ini memfasilitasi pengadaan sistem senjata Javelin dan menyediakan dukungan produksi untuk Angkatan Darat AS. Tahun lalu, Javelin Joint Venture (JJV) memulai upaya untuk meningkatkan produksi, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi tahunan Javelin All Up Rounds (AUR) menjadi 3.960 unit pada akhir tahun 2026.
Sistem rudal Javelin menonjol karena kemampuan penghancuran lapis baja yang luar biasa, menjadikannya senjata anti tank tingkat atas di gudang persenjataan modern. Hulu ledak tandem-charge-nya, dengan muatan prekursor untuk menetralkan lapis baja reaktif dan muatan utama untuk menembus lapis baja dasar, memungkinkannya untuk mengalahkan bahkan sistem lapis baja paling canggih pada tank tempur utama modern, termasuk yang memiliki Explosive Reactive Armor (ERA).
Prajurit Kini Dapat Berlatih Simulasi Peluncuran Rudal Javelin dengan ‘Video Game Engine’
Salah satu fitur Javelin yang paling signifikan adalah profil penerbangan serangan atas (top-attack flight), yang memungkinkan rudal untuk menyerang target dari atas, di mana lapis baja biasanya lebih tipis dan kurang diperkuat. Saat terjadi benturan, hulu ledak dapat menembus hingga 800 milimeter lapis baja rolled homogeneous armor (RHA), yang secara efektif menetralkan kendaraan lapis baja berat. Kombinasi fitur-fitur ini—hulu ledak tandem-charge, kemampuan serangan atas, dan daya penetrasi tinggi—membuat Javelin sangat mematikan terhadap berbagai ancaman lapis baja di medan perang.
Sistem rudal Javelin menawarkan jangkauan efektif maksimum hingga 4,75 km, meskipun biasanya digunakan dalam jarak 2,5 km, untuk akurasi dan efektivitas yang optimal. Kemampuan jangkauan yang diperluas ini memberdayakan unit infanteri untuk menyerang target lapis baja dari jarak yang aman, jauh di luar jangkauan sebagian besar senjata musuh, memberikan keuntungan taktis yang signifikan dalam berbagai skenario pertempuran.
Menurut laporan terbaru, Amerika Serikat telah mengirimkan lebih dari 10.000 rudal Javelin dan beberapa ratus peluncur ke Ukraina sejak awal konflik pada Februari 2022. Pengiriman ini telah menjadi bagian dari paket bantuan militer yang lebih luas yang ditujukan untuk memperkuat pertahanan Ukraina terhadap agresi Rusia.
Jumlah peluncur yang tepat jarang dilaporkan, tetapi diketahui bahwa AS telah menyediakan jumlah yang cukup untuk mendukung penggunaan rudal Javelin secara luas oleh pasukan Ukraina di garis depan. Sistem Javelin telah memainkan peran penting dalam kemampuan Ukraina untuk melawan kendaraan lapis baja Rusia, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap operasi pertahanan mereka.
Sistem rudal Javelin telah terbukti dalam pertempuran selama konflik di Ukraina, khususnya dalam melawan MBT Rusia. Pasukan Ukraina telah menggunakan Javelin secara luas terhadap tank Rusia dan unit lapis baja lainnya, dengan keberhasilan yang luar biasa.
Laporan dari medan perang menunjukkan bahwa Javelin telah berkontribusi terhadap penghancuran ratusan tank Rusia, sering kali dalam situasi di mana pasukan Ukraina kalah jumlah. Berkat teknologi fire-and-forget, memungkinkan tentara Ukraina untuk menyerang target dari jarak jauh dan kemudian dengan cepat berpindah lokasi, meminimalkan risiko serangan balik. (Gilang Perdana)
Australia Order Ratusan Unit FGM-148F – Inilah Varian Terbaru dari Rudal Anti Tank Javelin
Tak usah takut dengan Rusia. Bahkan jika Kremlin di serang rudal oleh Ukraine, Putin takkan berani menggunakan nuklir karena jika berani maka semua harta yg dia miliki akan hilang seketika terkena balasan nuklir USA dan NATO. Ukraine jadi semakin berani untuk menghancurkan PLTN Rusia apapun resikonya. Kuncinya tetap sama, siapapun yg pertama menggunakan nuklir atau menyerang PLTN musuh maka mereka sah untuk dilenyapkan balik dengan nuklir dan Putin paham sekali dengan itu. Garis merah yg dibuat oleh Putin hanyalah gertak sambal belaka terbukti Kursk bisa diserang oleh Ukraine dengan senjata BARAT tanpa ada satupun senjata Rusia yg ditembakkan langsung baik ke Brussels maupun Washington DC.
Sebenarnya jika melihat ribuan sanksi yg diberlakukan ke Rusia sekaligus ketahanan ekonomi Rusia serta daya adaptasi Rusia terhadap begitu kuatnya berbagai bentuk tekanan dari geng barat, maka Mr P justru malah semakin tak ragu2 lagi untuk berusaha terus maju dalam batas waktu tak terhingga sampai garis batas sejauh mungkin dari perbatasan Ukr dan Rusia. Selama masih bisa maju mengapa beehenti? Toh semua sanksi dan tekanan sudah dia terima dan bisa tetap survive. Jika berhenti atau mundur ke batas negara awal justru malah aneh. Wong nggk ada syarat kondisi yg membuat mundur atau berhenti. Maju atau berhenti gk ada bedanya. Sekalian aja gas terus. Mundur mustahil, wong maju aja bisa kok. Makanya syarat utk berunding Ukr kudu menerima kenyataan faktual saat ini. Kecuali jika Mr P turun tahta. Itu pun jika terjadi jangan2 penggantinya malah justru lebih ganas drpd dia, macam Medvedev. Malah tambah runyam. Itu logika dasar saja.