Buntut Krisis Gaza, Industri Pertahanan Israel Kehilangan Pelanggan Terbesar di Asia, Filipina Tak Lagi Buat Kontrak Baru!

Meski tak sampai melakukan pembatalan atas kontrak yang berjalan, seperti yang dilakukan Spanyol dengan membatalkan pesanan sistem artileri PULS, namun ada kabar bahwa Israel bakal kehilangan pelanggan terbesarnya di Asia, setelah rencana pemerintah Filipina untuk tidak membuat kontrak baru untuk pembelian sistem senjata dari Negeri Yahudi.
Mengutip dari Globes.co.il (17/9/2025), Menteri Pertahanan Filipina, Gilbert Teodoro, mengumumkan di parlemen Manila kemarin bahwa negaranya bermaksud untuk berhenti membeli senjata dari Israel. Hal ini menyusul tekanan politik yang ditujukan kepada pemerintah untuk menghentikan kesepakatan dengan Israel akibat perang berlarut dan pembantaian warga sipil di Gaza, Palestina.
Filipina merupakan pelanggan penting bagi perusahaan pertahanan Israel. Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), antara tahun 2019 dan 2023, Filipina menempati posisi kedua di dunia untuk pembelian senjata dari Israel, dengan persentase 12% dari total pembelian. India berada di posisi pertama dengan 37%, sementara AS di posisi ketiga dengan 8,7%.
Israel Ekspor 100 Amunisi Berpemandu Presisi “Silver Bullet” Howitzer 155mm ke Filipina
“Kita telah belajar dari pengalaman,” ujarGilbert Teodoro, mengenai ketidakmampuan untuk menarik diri dari komitmen yang ada, dengan menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh kurangnya keahlian yang dibutuhkan dalam hukum kontrak.
Pembahasan kemarin di parlemen berfokus pada kesepakatan relatif kecil yang ditandatangani dengan Elbit Systems sebulan lalu untuk pembelian amunisi artileri 155 mm senilai 250 juta peso Filipina untuk howitzer ATMOS yang telah lama dibeli. Kesepakatan ini tercapai meskipun Teodoro menyatakan pemutusan kontrak. “Ini hanyalah kelanjutan dari kontrak yang sudah ada,” ujarnya.
Langkah Filipina ini mungkin mencerminkan tren mendalam yang memengaruhi ekspor pertahanan Israel secara umum. Data dari Direktorat Kerja Sama Pertahanan Internasional (SIBAT) di Kementerian Pertahanan menunjukkan bahwa meskipun ekspor pertahanan Israel mencapai rekor $14,795 miliar tahun lalu, 11,7% lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 dan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun, proporsi penjualan ke Timur Jauh turun dalam setahun dari 48% menjadi hanya 23%. Penjualan ke Eropa tumbuh dari 35% menjadi 54%.
Teodoro mengatakan bahwa Filipina tidak membeli sistem baru dari Israel, melainkan hanya peralatan untuk sistem yang sudah ada. “Untuk memperoleh sistem yang sama akan membutuhkan alokasi dana yang substansial dari modernisasi. Oleh karena itu, dianggap lebih bijaksana untuk melanjutkan sistem yang sudah ada,” ujarnya.
Angkatan Laut Filipina Untuk Pertama Kali Luncurkan Rudal Spike NLoS dari Helikopter AW159 Wildcat
Sebagai bagian dari program modernisasi militernya, Angkatan Laut Filipina meningkatkan armadanya melalui kontrak dengan perusahaan-perusahaan Israel. Tepat setahun yang lalu, mereka menerima dua kapal serang cepat FAIC dari Israel Shipyards, yang membawa peluncur rudal MLR-NLOS buatan Rafael dan rudal elektro-optik Spike NLOS.
Kolaborasi Israel-Filipina ini merupakan bagian dari program Horizon 3 (2023-2028) Filipina untuk memodernisasi pasukan keamanannya. Dalam dua program sebelumnya, yang mencakup kapal angkatan laut, pesawat terbang, dan artileri, perusahaan-perusahaan pertahanan Israel memainkan peran yang substansial.
Teodoro mengakui bahwa militer negaranya akan terus menggunakan peralatan yang dibeli dari Elbit Systems selama dua puluh tahun ke depan, tetapi mengatakan bahwa kontrak ini akan menjadi uji coba untuk kebutuhan diversifikasi rantai pasokan negara.
“Ini juga menjadi pelajaran bagi kami tentang siapa yang kami kontrak, bagaimana kami kontrak, dan apa yang kami tulis dalam kontrak. Jadi, saat ini, kami belum dalam posisi untuk menonaktifkan kapabilitas tersebut, dan karena kesepakatan yang dibuat sebelumnya, yang mungkin baik pada saat itu, dan kini kami terjebak dengan situasi ini,” ujarnya. (Gilang Perdana)
Israel Shipyards Luncurkan Dua Unit Perdana Kapal Cepat Rudal Shaldag MKV Class untuk AL Filipina

