Boeing Mulai Kirim AH-64E Apache Guardian Versi 6 ke Negara yang Dirahasiakan
|Setelah merayakan pengiriman AH-64E Apache Guardian ke-500 unit pada pertengahan April lalu, Boeing kini kembali merilis kabar bahwa mulai mengirimkan AH-64E Apache Guardian dalam varian upgrade yang disebut sebagai versi 6, perdana ke luar negeri. Meski Boeing tidak mengungkapkan sang negara pembeli, kuat dugaan negara pembeli AH-64E versi 6 adalah salah satu negara di Timur Tengah.
Baca juga: Promo Kemampuan di Wilayah Pesisir, Boeing Rayakan Pengiriman AH-64E Apache Ke-500
Dikutip dari Janes.com (5/5/2020), kemungkinan negara penerima bahwa AH-64E versi 6 adalah dari Timur Tengah, terindikasi dari proyek pengerjaan batch pertama Apache pada akhir bulan ini yang menunjukan pengiriman ke Timur Tengah. “Apache dengan standar baru ini dikirim dari basis produksi Boeing di Mesa, Arizona,” ujar Terry Jamison, Vertical Lift International Sales Boeing.
Upgrade AH-64 Apache ke versi 6 pada dasarnya mengacu pada kebutuhan AD AS, dimana inisiatif dan pembiayaan upgrade ke versi 6 dikucurkan pada tahun 2018 sebagai bagian dari paket upgrade AH-64D ke AH-64E dengan nilai kontrak US$1,5 miliar. Upgrade versi 6 terdiri dari Modernized Day Sensor Assembly (MDSA), yang mencakup kemampuan Apache untuk merespon ancaman yang lebih kompleks dan bersifat hybrid. Fitur yang dikedepankan pada versi 6 juga termasuk peningkatan pada cognitive decision aiding system (CDAS), software upgrades dan upgraded mission processor.
Aktualisasi dari upgrade versi 6 yang paling kentara adalah hadirnya maritime targeting mode, yang di dalamnya sudah mencakup target detection/classification, multimode laser image blending, radar frequency interferometer, passive ranging/range extension, fire-control radar enhancements, Longbow integrated maintenance support system ground analysis software improvement, interactive electronic technical manual upgrade dan soldier Radio Waveform (SRW)-embedded diagnostics dengan Link 16.
Baca juga: Mayoritas Netizen Indomiliter.com, Pilih “Apache” untuk Bantuan Tembakan Udara di Papua
Upgrade versi 6 pada AH-64E Apache juga memungkinkan bagi helikopter kombatan ini untuk menjalankan Manned-Unmanned Teaming-Extended, atau “MUMT-X.” Nantinya AH-64E Apache dapat beroperasi dengan jangkauan lebih luas berkat kolaborasi dengan drone intai. Pengguna varian ekspor AH-64E Apache saat ini adalah Indonesia, India, Qatar, Arab Saudi, Korea Selatan dan Taiwan. (Gilang Perdana)
Kenapa Penerbal gak beli 2 atau 3 ska Apache aja. Lumayan tuh buat payung udara Marinir. Ditempatkan di LPD juga bisa. Efek deterrennya akan lebih kerasa.
Untuk apa beli banyak2??? saat ini kebutuhan mendasar lebih kepada Heli untuk transportasi terutama didaerah yang sulit dijangkau seperti wilayah Indonesia timur yang terkenal dengan cuacanya yang sering berubah dan berbahaya…
Lagian untuk varian marinir pasti mereka akan lebih memilih heli dengan kemampuan deteksi kapal maupun kapal selam, dan jelas mampu membawa torpedo… Apache kurang efektif jika dioperasikan Marinir
Buat yg tanya berkali-kali kenapa Alutsista Barat gak dipake buat ngadepin KKB di Papua? Ya jangankan produk Barat, mau pake Mi-35, mau pake Sukhoi atau CH-4 Rainbow sekalipun tetap gak akan dipakai soalnya overkill.
Alasan kedua karena disitu dijadikan Medan latihan buat ngasah naluri bertempur.
Alasan ketiga ya proyek. Dah gitu aja.
Jika masih belum paham ya tanya aja ama pemerintah kok OPM disebut KKB bukan pemberontak. Masak iya kriminal bersenjata dihadapi pake Alutsista berat macam helpur atau pespur, ntar dikira kalo Indonesia itu sebenarnya lemah dong. Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Pemerintah menetapkan OPM bukan pemberontak tapi organisasi kriminal bersenjata. Institusi yang memegang hak penindakan terhadap OPM bukan TNI tapi Polri dengan Brimob
Sekarang ane mau tanya ke ente ente yang ngomong Apache tak boleh diterjunkan ke Papua kenapa Mi35 sejak datang dari tahun 2008 tak pernah satupun nongol di Papua. Artinya sama saja toh Ruski emoh tuh heli diterjunkan di Papua sono
Fansboy Ruski makin kesini makin hobi gosip murahan ala emak emak di pasar nih
Ane sudah beberapa kali ke Papua tuh buat beberapa proyek dari program Kartika Link TNI AD, migrasi komunikasi ke BRISat, sistem komunikasi dan fiber optik milik Pertamina dll. Bell 412 TNI AD sudah cukup sering operasional di sana. 3 Kasau (Agus, Hadi & Yuyu) sudah terang terangan mengatakan Skadud 19 Biak akan diisi Viper
Sorry Bung @Ayam Jago, bukan Russian Fanboys dan jawaban ente udah ane jabarin diatas. So kalo mau tanya ya tanya saja pada Ruskye yg sedang bergoyang itu.
Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Bung ayam
Ente mau bilang Papua aman kah? Dng mengatakan ente sering kepapua
Ente dpt proyek di papua kerjanya pun cuma dikantornya doank. Bukan ente ikut proyek buka jalan trans papua kan.?
Coba ente ngomong gitu ke pekerja proyek jalan trans papua. Pasti ente sdh dikejar2 pakerja dng cangkulnya.
. Daerah mana lokasi proyek ente di papua.?
Ayam jago@ serius ente yg ngerjain proyek sistem kominikasi fiber optik milik pertamina?????
Bung Ayam Jago ini bagaimana??? anda menjelaskan kalau masalah di Papua adalah tanggung jawab Polri dan Brimob lalu mengapa menyasar ke Mi-35 yang milik TNI AD??? konsisten dengan informasi yang anda berikan supaya mudah dipahami… jika memang masih tanggung jawab Polri dan Brimob jelas kemungkinannya sangat kecil Heli milik TNI AD akan terlibat…
Ada alasan mendasar mengapa bukan TNI yang maju, salah satunya karena memang yang diincar adalah pelanggaran Ham oleh TNI… justru yang saya perhatikan adakah KKB di Papua sangat agresif setelah akusisi saham freeport oleh Indonesia… sebelumnya ada tetapi tidak agresif
Beli aja Atak nya Turkey pasti bisa lbh fleksibel, drpd beli mahal2 ga boleh dipake.. Hehe
kl heli tempur rusia punya indonesia, suaranya berisik banget bisa bikin musuh umpet terlebih dulu.. karena bisa kedengaran dalam jarak jauh..
Donny@ kalau ga mau berisik jangan di idupin om, di simpan aja
Heli ngga berisik??? namanya pesawat dengan baling2 itu pasti bersuara berisik… apalagi baling2 yang panjang macam bilah baling2 Heli….
Artinya lebih berisik dari heli lainnya
Gitu aja nggak ngerti LoL
Dulu pernah Apache dan Mi-35 terbang latihan diatas rumah ane
ketika Mi-35 lewat suaranya berisik banget
Jauh lebih halus Apache kalau lewat
Martabak@ sebalik nya waktu apache terbang di atas rumah ane kok suara nya sangat berisik, lebih keras dari suara kereta api om… Lebih halus heli mi 35 kalau lewat
jiaahhh… Mi-35 itu heli berat, karena memiliki kemampuan angkut pasukan, sudah begitu lapisan pelindung Mi-35 sangat kuat untuk ukuran Helikopter, sampai sering disebut Tank terbang… barang yang lebih berat tentu saja akan lebih bersuara daripada Apache yang memang peruntukanya sebagai combatan sehingga memiliki berat yang lebih minim dan jelas itu akan mengurangi suara yang timbul…. ini masalah logika teknik bung, bukan masalah siapa yang lebih senyap… ditempat saya di pondok cabe sering untuk latihan helikopter, mau seukuran kecil sekalipun tetap saja berisik…
@Yul
lhaaaa kamu sudah tahu gitu lho
kalau Mi-35 lebih berisik
kamu sudah jawab sendiri
bikin geli saja LoL
sayang banget kl heli apache tdk bisa digunakan dalam negeri.. hanya digunakan utk melawan musuh amerika. kenapa tdk ada heli tempur bisa digunakan di dalam negeri dan hadapi sekutu amerika bermusuhan dgn indonesia? beli aja 12 heli tempur turki dan tot.. carilah heli tempur memiliki senyap dan persenjataan terarah otomatis kayak apache
Maritime targeting mode & bisa colabs dgn UAV ini fitur kunci versi 6 yg perlu dilirik RI yang ingin menjadi poros maritim dunia jgn lp MH 60 R dan iver
Sayang Apache blom bisa digunakan di Papua yg berhutan lebat temapt bersemayamnya para pengacau, terutama yg dr negara tetangga. Seandainya bisa maka kemungkinan masalah di papua bisa dituntaskan. Krn Apache bisa mendeteksi keberadaan musuh dibalik lebatnya hutan papua melalui sensornya.
Untuk sementara Apache kita buat demo aja, atau latihan. Spy pilotnya gak lupa cara operasionalkan barang canggih
lalu mi-35 kemana aja ?
masak jadi barang rongsokan ?
bikin susah negara saja ?
Mi-35 bikin susah negara??? salah satu alasan USA mau menjual Apache kepada Indonesia adalah karena Mi-35….
Bagi saya sendiri, saya akan bangga apa yang dimiliki oleh TNI, saya bangga dengan Sukhoi, bangga dengan F-16 meskipun bukan versi terkini dan terbaik… bangg dengan Tucano, bangga dengan T-50i meskipun dulu ngga ada radarnya seagala macam… apapun milik TNI, harus bangga…
Sebagian masih service di luar mas bro….servicenya jauh banget. Memmng bikin repot Penerbad.
Jer Basuki Mawa Bea bung… misal memiliki alutista buatan USA atau buatan barat seperti Jerman, maka aturan penggunakanya sangat ketat, ada banyak persyaratan penggunakan yang bisa berakibat sangsi jika dilanggar…
Russia tidak memberikan syarat penggunakan tetapi service terbatas dan service besar paling tidak dilakukan di Russia atau Belarus…
Masih jauh lebih mendingan dari pada heli tempur Tiger milik Australia yang berantakan…
Betul komen bung yuli.
Begini ya adek2 semua.
Knp gak pake Apache buat basmi OPM padahal punya sensor canggih yg bisa mendeteksi keberadaan musuh di balik hutan lebat atau batu sekalipun.? Krn gak dpt ijin. Begitulah klo beli alutsista barat. Lalu knp gak pake Mi-35? Krn Mi-35 yg kita punya blom dilengkapi alat sensor itu. Kan bisa dibeli? Ada 2 alasan. Yg pertama Kalo hrs beli lg utk melengkapi Mi-35, ngapain repot2 butuh/beli Apache. Kalo kita boleh pake Apache disana itu artinya sinyal bahwa kita diijinkan dan itu bukan pelanggaran HAM, krn yg mensupport OPM itu tetangga selatan kita kepanjangan tangan negara yg punya Apache. Yg kedua gak dipake Mi-35 atau Drone Elang Hitam krn nanti berdamapak HAM. Dijatuhi sanksi lg oleh pihak barat. Kena embargo lg, semua alutsista jd mandul lg. Kembali dilecehkan lg sama anggota FPDA spt saat embargo kemaren.
Ada yg bilang kalo pake Mi-35 atau Apache itu over kill.? Itu pemikiran anak ABG yg doyan main PS aja. Apache kan hanya support aja krn ada sensor pendeteksi lokasi musuh, pasukan didaratlah eksekutornya terutama dlm penyergapan malam. Toh saat penyergaapn, Apache hanya menggunakan Canonnya saja jika memang dibutuhkan. Utk apa menggunakan rudal, sayang rudalnya dek. TNI lebih paham strategi dilapangan dek ketimbang ABG yg hobi main PS.
Knp OPM ganti statusnya disebut KKB. Krn klo pake nama OPM kita susah dpt ToT utk alutsista, susah dpt investor asing krn statusnya tdk aman msh ada pemberontak bersenjata dan jg jd sorotan HAM dlm penumpasan.
Dng diturunkan status menjadi KKB, maka disamakan dng genk rampok jalanan aja. Makanya polisi yg dilibatkan dng support TNI.
Bukan utk mengasah keterampilan dek. Ngasah keterampilan kok ngorbankan masyarakat dan anggota TNI dan Polri. Itu hayalan bocah pemain PS aja dan alasan konyol aja dek.
Skrng sdh paham semua ya dek.
Lha iya lalu mi-35 kemana aja ?
Kok nggak pernah dipakai tempur ?
Katanya tanpa embargo dan lainnya
Coba kamu tengok di pangkalannya
Teronggok terbengkalai tak terawat
Bannya sampai kempes gitu dibiarkan
Makin lucu nih Dhek Ruskye. Jaman penyanderaan Mapenduma tahun 96 itu cukup ngandelin Heron punya Singapore aja buat deteksi tuh OPM. Emangnya Wulung dan Elang Hitam gak mampu buat misi deteksi kayak Heron?? Kalo gak mampu kenapa gak pake CH-4 buat deteksi aja?? Masak iya buat deteksi bisa dituduh pelanggaran HAM??
Buat apa beli UAV kalo gak dipake buat Recon macam KKB itu, masak iya semuanya harus pake Apache?? Ente berarti gak paham dong fungsi Alutsista yg dibeli dan dipake Indonesia itu buat apa aja. Jangan sampai Beli Apache cuman buat Recon KKB tapi beli pespur COIN buat ngetes Puting beliung ya.
BTW sensor IR di Mi-35 ternyata gak ada ya. Berarti itu cuman heli ayam sayur dong. Kalah ama Blackhawk atau bahkan Superpuma. Noh Superpuma bisa dipasang sensor IR, pake aja buat Recon KKB. Atau kalo gak bisa pake Bell 412. Masak iya pake gitu aja mau disebut pelanggaran HAM juga. Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh
Susah jelasin org yg gak paham beda reverse engineering dng copy paste…hehehe
Wulung atau elang hitam emang bisa diam diudara sambil kasi bantuan tembakan bila perlu dan memantau pergerakan OPM,
Makin ngawur aja dek gatol ini. Gitu kok ngaku paham alutsista. Reverse engineering aja gak paham…hehehe.
“Kalah ama Blackhawk atau bahkan Superpuma.”
———————-+————————–
Emang kita punya black hawk? Emang superpuma ada canonnya.? Makin blunder lg jawab Mr. AdHominem.
Gila… bung martabak ini benar2 luar biasa… Heli milik TNI AD ini sudah beredar kemana2 bung… bahkan ada yang di Sulawei Utara dan mengalami insiden ketika saat digunakan untuk mobilitas ketua BPNB, ketika sedang take off tiba2 ada angin kencang yang membuat Heli menjadi kehilangan ketinggian tetapi hebatnya masih bisa di kendalikan dan mendarat kembali dengan selamat padahal nyangkutin beberapa mobil…
Justru yang menarik adalah mengapa mobilisasi di Sulawesi utara menggunakan Mi-35??? apakah karena daerah rawan???
Ya kalo gak bisa diam di udara ya tinggal muter-muter gitu aja kok repot. Tuh Heron dulu dipake juga sukses gitu. Masak iya UAV yg dipunya Indonesia gak ada yg bisa gantiin buat recon?
Makanya pertanyaannya dari awal kenapa tuh Mi-35 gak dipake aja buat ngadepin KKB??? Itu pertanyaan dari awal Bung Yuli.
@Bung Agato… sampai sebegitunya… kalau MI-35 sampai sebegitu sempurnanya, lalu ngapain pula beli Apache??? Mi-35 heli tempur yang juga sekaligus bisa untuk mengangkut pasukan… kalau Apache kan memang murni untuk menyerang dan menghancurkan…
Yang lebih ekstrem lagi mengandalkan Black hawk dan Superpuma…
@yul
jawabanmu itu muter-muter tidak karuan
persis seperti saudaramu Rukimin
sudah kamu jawab sendiri
kalau Mi-35 memang barang jelek
akhirnya TNI beli Apache
bikin geli saja LoL
Ane lbh suka mockup nya gandiwa tp hanya sbts wcana.krn kurangnya angggaran oke getoh ajah
Gandiwa gak bakal terwujud karena susah ngembanginnya