Update Drone KamikazeKlik di Atas

Antisipasi Serangan Rudal Jelajah dan Balistik Hipersonik, Iran Punya Radar OTH Ghadir

Dengan tekanan dari Amerika Serikat dan Israel, Iran menyadari, bahwa cepat atau lambat bakal menghadapi serangan udara, dalam konteks kekinian, serangan yang berpotensi diterima Iran yaitu lewat penggunaan rudal jelajah dan rudal balistik, termasuk dalam kategori ini adalah rudal dengan kecepatan hipersonik. Menghadapi potensi ancaman yang setiap saat bisa terjadi, maka elemen kekuatan radar menjadi perhatian serius.

Baca juga: Monitor Ruang Udara di Selat Hormuz, Iran Luncurkan Dua Radar Intai Jarak Jauh

Dengan dukungan pada injier Rusia, kemudian terciptalah apa yang disebut radar Khalije Fars dan Moragheb yang ditempatkan di wilayah Bandar Abbas, yang tak lain merupakan titik yang paling dekat dengan Selat Hormuz. Dengan Khalije Fars, radar dengan strukur beberapa antena monopole yang menjulang tinggi, maka dapat dideteksi sasaran dari jarak 800 km.

Namun, rupanya Iran tak hanya membuat satu jenis radar jarak jauh dengan kemampuan over the horizon (OTH), masih mengandalkan teknologi teknologi 3D phased array, salah satu Divisi Kedirgantaraan IRGC (pabrik pesawat Iran), kemudian memproduksi apa yang disebut sebagai radar Ghadir.

Radar Ghadir bisa dibilang merupakan varian dari radar Resonance-NE buatan Rusia. Situs globalsecurity.org menyebut bahwa Iran setidaknya telah membeli empat unit radar yang berjalan di frekuensi VHF (very high frequency). Radar tersebut kemudian dibuat dalam dua varian, yaitu radar Sepehr [Sky] yang lebih besar dibentuk dalam susunan antena segiempat dengan bentang tiap sisi punya panjang sekitar 100 meter.

Sementara Ghadir juga mengusung model radar dengan susunan antena fixed segiempat yang lebih kecil, dengan panjang tidak lebih dari 70 meter di satu sisi dan hampir penuh dengan bangunan. Ciri khas Ghadir terdapat satu menara pemancar tinggi di bagian tengah.

Sepehr tapil lebih rumit dan ditempatkan di lokasi yang sangat terpencil, sedangkan Ghadir adalah stasiun sederhana, terletak di lahan pertanian pedesaan. Beberapa sumber menyebut, cakupan radar akan mengarah lebih luas ke Asia Barat Daya.

Sistem radar Ghadir kini kabarnya telah berhasil diproduksi di dalam negeri. Dari segi kemampuan, radar ini dapat mendeteksi sasaran dengan penampang yang sangat kecil dari jarak jauh. Sistem ini dapat menjangkau sasaran dari jarak 1.100 kilometer. Karena merupakan radar OTH, Ghadir punya jarak deteksi minimal, yaitu 10 km.

Sejatinya keberadaan Ghadir telah digunakan sebagai bagian propaganda Iran pada Juli 2011, dimana Iran saat itu mengumumkan telah memiliki radar yang punya jangkauan 1.100 km dan ketinggian 300 km. Namun, para analis percaya radar ini baru beroperasi penuh pada Juni 2017.

Baca juga: ‘Intip’ Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Jindalee Bukan Over The Horizon Radar Pertama di Dunia

Dalam penggunaa frekuensi radar, frekuensi HF, VHF dan UHF digunakan untuk mendeteksi sasaran pada jarak jauh. Karena sifat dari panjang gelombangnya, pita frekuensi ini kurang akurat dibandingkan dengan panjang gelombang yang lebih pendek, tetapi mencapai kinerja jarak tinggi.

“Sistem radar Ghadir dapat mendeteksi rudal yang mengarah dan mengidentifikasi sebelum mendekati perbatasan Iran,” ujar Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam ol-Anbia Brigjen Farzad Esmayeeli, dikutip dari globalsecurity.org. (Gilang Perdana)

9 Comments