Angkatan Udara Australia Salut atas 15 Tahun Operasional Jet Tempur F/A-18F Super Hornet

Selain Amerika Serikat, Kuwait dan Australia adalah pengguna jet tempur F/A-18F Super Hornet, dan Angkatan Udara Australia – Royal Australian Air Force (RAAF) jauh lebih senior dari Kuwait, lantaran telah mengoperasikan Super Hornet sejak tahun 2010, sementara Kuwait baru pada tahun 2021. Dan setelah 15 tahun pengoperasian, ada pernyataan khusus dari RAAF tentang kinerja Super Hornet.

Baca juga: Australia Sukses Uji Peluncuran Rudal Anti Kapal Jarak Jauh AGM-158C LRASM dari Super Hornet 

Mengutip dari Australian Government Defence – .defence.gov.au (26/3/2025), RAAF menyambut salut atas 15 tahun Super Hornet yang telah menjadi game changing bagi kekuatan Angkatan Udara Australia. Di Australian International Air Show 2025 merayakan warisan yang luar biasa dan kemampuan tempur tandem seat yang tiba di Australia pada 26 Maret 2010.

Sebagai platform pertempuran udara baru pertama yang diperkenalkan ke Angkatan Udara dalam 25 tahun, Super Hornet-yang dikenal sebagai ‘Badak’-adalah solusi penting untuk menjembatani kesenjangan antara pensiunnya pembom tempur sayap ayun F-111dan kedatangan F-35A Lightning II.

Dengan 24 unit pesawat yang dikirimkan sampai akhir 2011, Super Hornet dengan cepat membuktikan nilainya sebagai jet tempur multirole yang tangguh. Sejak awal, Super Hornet membawa teknologi mutakhir dan fleksibilitas operasional ke Angkatan Udara. Dan hebatnya, sejak dioperasikan sampai saat ini, belum ada Super Hornet RAAF yang jatuh.

Kredensial tempur Super Hornet Australia terjadi pada Oktober 2014, ketika militer Australia dikerahkan untuk misi melawan ISIS di Irak. Berkat kemitraan dekat Australia dengan Amerika Serikat, Super Hornet secara teratur mendapatkan peningkatan kemampuan, dan tetap di garis depan pertempuran udara modern.

Super Hornet Australia menggunakan radar AN/APG-79 AESA (Active Electronically Scanned Array) sejak awal, tetapi sistemnya telah mendapatkan upgrade perangkat lunak untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan pelacakan target udara serta darat. Australia kemungkinan akan mengadopsi IRST Block II, sebuah pod yang memungkinkan Super Hornet mendeteksi dan melacak pesawat siluman musuh tanpa bergantung pada radar.

AU Australia Perpanjang Usia Jet Tempur F/A-18F Super Hornet Hingga Satu Dekade Mendatang

Selain integrasi dengan rudal udara ke udara terbaru AIM-120D AMRAAM dan AIM-9X Block II Sidewinder, lainnya Super Hornet RAAF juga bisa meluncurkan AGM-158 JASSM (Joint Air-to-Surface Standoff Missile), AGM-88E AARGM (Advanced Anti-Radiation Guided Missile), AGM-84 Harpoon Block II dan yang terbaru AGM-158C LRASM (Long Range Anti-Ship Missile).

Pilot Super Hornet RAAF kini menggunakan helm pintar JHMCS II, yang memungkinkan mereka mengunci target hanya dengan melihatnya. (Gilang Perdana)

AU Australia Canangkan Upgrade F/A-18F Super Hornet ke Block III, Serba Canggih dan Semi Stealth