Australia Sukses Uji Peluncuran Rudal Anti Kapal Jarak Jauh AGM-158C LRASM dari Super Hornet 

Setelah dipesan pada awal tahun 2020, AGM-158C Long Range Anti-Ship Missiles (LRASM), rudal anti kapal jarak jauh dengan Artificial Intelligence (AI) telah berhasil diuji luncurkan oleh F/A-18F Super Hornet Angkatan Udara Australia – Royal Australian Air Force (RAAF).

Baca juga: Australia Pesan AGM-158C LRASM – Rudal Anti Kapal Jarak Jauh dengan Artificial Intelligence

Meski diluncurkan dari F/A-18F Super Hornet milik RAAF, namun uji coba tersebut bukan dilakukan di wilayah Australia, melainkan di lepas pantai California bulan lalu, dengan dukungan Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah uji coba tersebut, LRASM kini siap untuk penggunaan operasional oleh militer Australia. Rudal tersebut akan memungkinkan RAAF untuk menyerang target maritim pada jarak 560 kilometer.

Pemerintah Australia telah berkomitmen untuk menyediakan dana sebesar $895,5 juta untuk akuisisi LRASM, yang mencerminkan fokusnya pada peningkatan opsi serangan jarak jauh. Selama dekade berikutnya, antara $28 miliar dan $35 miliar akan diinvestasikan untuk mengembangkan kemampuan penargetan dan serangan tingkat lanjut di seluruh Pertahanan.

US Defense Security Cooperation Agency (DSCA) pada 7 Februari 2020 telah meloloskan persetujuan penjualan 200 unit rudal AGM-158C kepada Australia dengan nilai mencapai US$900 juta. Akuisisi alutsista strategis ini dilakukan lewat program Foreign Military Sales (FMS).

Selain diluncurkan dari F/A-18F Super Hornet, LRASM juga dipersiapkan RAAF untuk dapat diuncurkan dari jet tempur stealth F-35A Lightning II dan pesawat intai maritim P-8A Poseidon.

AGM-158C tergolong rudal anti kapal generasi baru. Dirancang oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) pada tahun 2009, rudal ini dikembangkan ke dalam dua jalur yang berbeda. Pertama adalah LRASM-A, yaitu rudal jelajah subsonic yang didasarkan pada AGM-158 JASSM-ER milik Lockheed Martin.

Kedua adalah LRASM-B, yaitu rudal supersonik yang terbang di ketinggian medium, rancangan rudal ini tak lain untuk menandingi rudal anti kapal Brahmos yang dikembangjan India-Rusia, tetapi program ini kemudian dibatalkan pada Januari 2012.

Karena masih tergolong senjata anyar, baru beberapa jet tempur dan bomber yang kini lolos uji coba melepaskan rudal ini, diantaranya F/A-18 Super Hornet, pembom strategis B-1B Lancer dan jet tempur stealth F-35 Lightning. Lain dari itu, LRASM dapat pula diluncurkan dari kapal perang permukaan lewat Mark 41 Vertical Launch System.

Makin Sangar, Boeing P-8A Poseidon Kini Bisa Gotong Rudal AGM-158C LRASM

Meski pengembangannya didasarkan pada AGM-158B JASSM-ER yang telah digunakan AS di Suriah, namun AGM-158C LRASM dilengkapi sensor frekuensi radio multi-mode, new weapon data-link and altimeter dan uprated power system. LRASM akan terbang menuju sasarannya di ketinggian menengah kemudian turun ke ketinggian rendah (sea skimming) untuk pendekatan pencarian guna melawan pertahanan rudal anti kapal.

Dengan kecepatan high subsonic, AGM-158C LRASM dapat melesat sejauh 560 km. Bahkan bila hulu ledaknya dipangkas (450 kg), maka jangkauan rudal anti kapal ini bisa mencapai 1.600 km. Rudal dengan bobot 1,1 ton ini dilengkapi hulu ledak dengan pemicu blast fragmentation penetrator.

Untuk memastikan kemampuan bertahan dan efektifitasnya terhadap target, LRASM dilengkapi dengan sistem pencarian dan pemandu rancangan BAE Systems, integrating jam-resistant GPS/INS, passive RF and threat warning receiver, imaging infrared (IIR infrared homing) seeker with automatic scene/target matching recognition, data-link, passive Electronic Support Measure (ESM) dan radar warning receiver sensors. Kesemuanya perangkat tadi disinergikan dengan aplikasi AI alias kecerdasan buatan. (Bayu Pamungkas)

Foto Pertama F-35 Lightning II Gotong Rudal Jelajah Anti Kapal AGM-158C LRASM

7 Comments