Yuan Wang 7 – Kapal Pelacak Satelit dan Rudal Balistik Cina yang Bikin ‘Gerah’ Kawasan Pasifik
|Punya modal investasi besar, terutama dalam bentuk penanaman modal pada proyek infrastruktur di luar negeri, seperti di Asia Tenggara, Pasifik dan Afrika, membawa pengaruh geo politik besar bagi Cina. Ekspansi Sang Naga pun merambah ke negara-negara kecil kepulauan seperti Fiji dan Vanuatu, dua negara di Pasifik Selatan yang secara historis lebih dekat dengan Australia.
Baca juga: LPD Type 071 – Kapal Angkut Amfibi Untuk Mimpi Ekspansi Militer Cina
Kuatnya ekspansi Cina, oleh banyak kalangan dinilai akan menuai gesekan, terutama pada kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya, kasus sengketa di Laut Cina Selatan bisa menjadi potensi tersebut. Dan pada bulan Juni 2018 lalu, sempat terjadi ketengangan kecil antara Cina dan Australia, tepatnya saat HMAS Adelaide, yang merupakan kapal induk helikopter milik AL Australia (Royal Australian Navy) merasa ‘dibuntuti’ oleh kapal intai dan riset AL Cina, Yuan Wang 7.
Dikutip dari abc.net.au, kedatangan Yuang Wang 7 disebutkan bersamaan dengan hadirnya HMAS Adelaide ke Fiji. HMAS Adelaide sendiri berlayar dalam misi “Indo-Pacific Endeavour 18,” dalam kunjungan singakatnya ke Fiji, kapal induk helikopter yang masuk sebaga Canberra Class ini turut membawa kontingen Marinir AS. Karena datang di hari yang sama, kedua kapal berlabuh di Pelabuhan Suva, bahkan lokasi merapatkan kedua kapal disebut-sebut relatif berdekatan.
Akibat lokasi berdekatan itulah, muncul dugaan dari para pengamat, bahwa Yuan Wang 7 sedang melaksanankan misi mata-mata, terlebih sebelum berlabuh, ada yang menyebut Yuang Wang 7 ‘ingin’ selalu dalam jarak dekat dengan HMAS Adelaide.
Atas dugaaan yang remain di media, lantas Duta Besar Cina untuk Fiji, Qian Bo, menyatakan menolak pernyataan bahwa Yuan Wang 7 dikirim untuk misi mata-mata. “Yuan Wang 7 sudah sejak lama dijadwalkan berlayar ke Fiji, jadi tidak benar ada dugaan kedatangan kapal tersebut untuk misi pengintaian kepada militer Australia,” ujar Qian Bo.
Lain dari pandangan para pengamat, pihak AL Australia menyatakan tidak terlalu mengkhawatirkan kehadiran Yuan Wang 7, hanya saja tindakan pengamanan yang sesuai telah dibelakukan, tak hanya saat di Fiji, tapi di setiap kunjungan kapal perang Australia ke luar negeri.
Bila HMAS Adelaide yang notabene merupakan kembaran HMAS Canberra sudah pernah kami ulas, maka yang menarik perhatian kini adalah sosok Yuan Wang 7.
Baca juga: Canberra Class – Kapal Induk Amfibi Terbesar di Belahan Asia Selatan
Bila dilihat dari literasi dan visual, Yuan Wang 7 tampil unik, meski desainnya lebih mirip kapal ferry, namun ukurannya yang besar, plus perlengkapan antena dan sensor yang ada, menjadikan kapal dengan 500 awak ini terlihat cukup sangar. Panjang Yuan Wang 7 mencapai 220 meter dan lebar sekitar 25 meter. Tonase kapal ini ditaksir lebih dari 25 ribu ton.
Resminya Yuan Wang 7 adalah kapal yang berperan untuk satellite maritime and missile tracking. Beijing pernah menyebut Yuan Wang 7 yang dibangun oleh galangan Jiangnan Shipbuilding, punya misi untuk mendukung pelacakan misi pesawat ruang angkasa berawak, Shenzhou 11 dan laboratorium ruang angkasa, Tiangong 2. Untuk tugas tracking pada wahana luar angkasa tersebut, maka Yuan Wang 7 dilengkapi tiga antena berukuran besar dengan diameter 10 – 12 meter.
Dari sisi endurance, kapal berukuran besar ini dapat berlayar terus menerus selama 100 hari. Sebagai kapal yang misi resminya untuk riset, maka tidak ada bekal persenjataan pada Yuan Wang 7. Kapal yang mampu melesat 20 knots ini punya deck helikopter yang cukup besar pada bagian buritan, yakni dapat didarati helikopter angkut berat Z-8 atau Super Frelon.
Dirunut dari sejarahnya, keluarga Yuan Wang sudah dikenal cukup lama, Yuan Wang 1 pertama kali terlihat pada uji coba rudal balistik antar benua pada Mei 1980 di Pasifik tengah. Bagi Cina, Yuan Wang Class sangat penting kehadirannya, guna mencapai supremasi dalam teknologi luar angkasa, sembari mendukung program uji coba rudal balistik dan pengumpulan beragan data-data intelijen.
Apa yang terkandung di dalam Yuan Wang Class sampai saat ini masih berupa dugaan, lantaran tingkat kerahasiaan yang tinggi pada instrument di kapal riset ini. Khusus untuk Yuan Wang 7, terbilang kapal baru, pasalnya baru resmi bergabung dengan angkatan laut Cina pada 19 Juli 2016. (Gilang Perdana)
Assalamu”alaikum wr. wb.
Yuang 7 mirip “Stasiun Bumi” atau stasiun satelit di bumi
tapi entah ini beda dengan stasiun radar atau tidak?
karena dengar-dengar radar bisa bias atau di pantulkan kembali ke bumi bila mencapai titik ketinggian tertentu. beda dengan stasiun bumi.
salah benarnya saya minta maaf
NASA dan rusia malah pake varian radar spesialis tracking (MTFR) weibel, untuk mentracking peluncuran satelit menuju orbitnya atau peluncuran rudal balistik
Mau komunis mau liberal tu satu otak juga sama2 musuh buat kita hanya saja mereka koar2 beda pendapat. Ujung2nya kl perang tujuannya membunuh org2 yg tidak bersalah ky d suriah banyak mana yg mati org2 rusia israel atau amerika??? Jawaban penduduk muslim tujuan mereka itu. Jelas perang membawa keuntungan buat produsen senjata. Saya d malta tgl sama org suriah. Bahkan ada yg jd pengemis karena kehilangan kakinya. Jd mau cina amerika perang tu cm skenario pengikut dajal.
Bung Indomiliter jgn lupa nanti ada indo defense 2018 d bulan november, ulas langsung dr stan stan alutsista barat
China & Rusia itu Munafik koar2 dukung palestina cuma numpang tenar & simpati tanpa memberikan bantuan apapun, China & rusia membela & mendukung genosida rohingya di myanmar, china menahan jutaan suku uighur ke kamp konsentrasi bwt bunuh diri massal, China Mengklaim Laut Natuna Utara bagian dari sejarah nenek moyangx, China memberikan bantuan ekonomi ke negara lain dg jaminan pelabuhan & bandar udara jk tdk sanggup byr utang pinjaman
Perbanyak KCR dg Rudal Exocet utk menghadapi komunis China & Rusia