Tunggu Kesiapan Tempur PKR Martadinata Class, TNI AL Tunda Jadwal Pensiun Frigat Van Speijk Class
|Pada Februari 2016 tersiar kabar bahwa Mabes TNI AL secara bertahap akan mulai memensiunkan keenam frigat Van Speijk Class (aka – Ahmad Yani Class) mulai tahun 2017 hingga berakhir di tahun 2022. Rencana TNI AL tersebut tentu sangat masuk akal, mengingat Van Speijk Class telah mengabdi 30 tahun lebih di Satuan Kapal Eskorta (Satkor) TNI AL, dan setengah abad berlayar sejak dioperasikan AL Kerajaan Belanda pada dekade 60-an. Namun kini ada kabar terbaru, bahwa jadwal pensiun armada Van Speijk Class TNI ditunda, dan sang frigat ini masih akan terus melaut.
Baca juga: Mulai 2017, TNI AL Bertahap Pensiunkan Frigat Van Speijk Class
Seperti dikutip dari Janes.com (19/10/2017), ditunda tentu bukan berarti dibatalkan, sumber di Koarmabar menyebut bahwa jadwal pensiun Van Speijk Class ditunda hingga satu tahun kedepan. Pertimbangan penundaan periode pensiun Van Speijk Class didasarkan atas risiko kesenjangan tingkat operasional armada kapal perang utama TNI AL. Saat ini memang flagship kapal kombatan TNI AL berada di PKR (Perusak Kawal Rudal) RE Martadinata Class (KRI RE Martadinata 331 dan KRI I Gusti Ngurah Rai 332), namun level kesiapan tempur kedua PKR tersebut dinilai belum memadai, lantaran beberapa sistem senjata andalan di kedua kapal perang tersebut belum terpasang.
Alasan lain terkait penundaan pensiun, dikarenakan beberapa Van Speijk Class masih sangat diandalkan untuk meronda di kawasan Laut Cina Selatan. Menyandang status sebagai frigat, menjadikan Van Speijk Class unggul untuk misi dengan endurance yang lebih panjang ketimbang korvet. Belum lagi, kapasitas personel yang dibawa juga lebih besar. Maka tak salah bila Van Speijk Class yang dipercaya untuk menjalankan misi tempur lintas laut jarak jauh (Satgas Merah Putih) dalam operasi pembebasan sandera MV Sinar Kudus dari tangan perompak Somalia pada Maret 2011. Saat itu dua Van Speijk, KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355 dan KRI Yos Sudarso 352 digeber untuk berlayar secepatnya ke Perairan Somalia.
Baca juga: Belum Lengkap Dipersenjatai, Akhirnya KRI RE Martadinata 331 Resmi Dikukuhkan
Dari segi latalitas, Van Spejk Class juga dinilai masih mencitrakan kapal kombatan terunggul bagi TNI AL, dimana KRI Oswald Siahaan 354 didapuk sebagai satu-satunya kapal perang yang mengusung peluncur rudal jelajah anti kapal Yakhont.
Karena masuk kategori alutsista strategis, beragam program peremajaan dikebut TNI AL untuk memaksimalkan kemampuan tempur Van Speijk, selain upgrade sistem persenjataan rudal hanud (pertahanan udara) dan rudal anti kapal (anti ship missile), TNI AL juga merogoh kocek yang tak kecil untuk merenovasi sistem elektronik, seperti Combat Management System yang baru dipasok oleh PT Len.
Dari sisi permesinan, sejak dekade silam Van Speijk TNI AL sudah dilakukan program repowering. Aslinya Van Speijk class sepasang mesin turbin uap (steamed turbin) yang mampu menyemburkan daya sebesar 30.000 shp. Daya sebesar itu mampu menggeber kapal hingga 28 knots (52 km per jam). Harus diakui jika mesin turbin uap tergolong berat, relatif boros bahan bakar, dan keseluruhan sistemnya makan tempat serta cenderung sulit dalam perawatan.
Menyikap hal tersebut, TNI yang punya budget serba ngepas, secara bertahap mulai tahun 2003, mulai melakukan penggantian sistem propulsi sebagai bagian dari upaya peningatan performa Van Speijk class. Proyek pertama dimulai pada KRI Karel Satsuit Tubun 356 yang diganti mesinnya dengan jenis diesel Caterpillar CAT DITA, disusul kapal lainnya dalam kurun 2007 – 2008. Pengecualian ada pada KRI Oswald Siahaan 354 yang mesinnya diganti dengan diesel SEMT Pielstick, mirip (meski dari sub tipe berbeda) dengan yang mentenagai korvet SIGMA class TNI AL. Dengan repowering, kini Van Speijk class mampu ngebut 24 knots (45 km per jam).
Baca juga: Tribal Class TNI AL -Frigat Multi Peran Warisan Perang Malvinas
Van Speijk Class TNI AL terdiri dari KRI Ahmad Yani 351, KRI Slamet Riyadi 352, KRI Yos Sudarso 353, KRI Oswald Siahaan 354, KRI Abdul Halim Perdanakusuma 355, dan KRI Karel Satsuit Tubun 356. Saat tiba di Indonesia pada rentang 1986 – 1989, TNI AL juga mengoperasikan frigat kelas dunia yang juga battle proven, yakni tiga unit Tribal Class yang berasal dari bekas pakai AL Kerajaan Inggris. (Bayu Pamungkas)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Seingetku dulu ada yang bilang semua rudal varian ekspor di batasi maksimal 300 km.
Jadi tidak mungkin bisa beli lebih dari 300 km.
hanya diperuntukan khusus rudal dgn warhead diatas 250kg
Sory kalau yakhont yg warheadnya pas 250kg berarti yakhont dibolehkan lebih dari 300km dong ya?
tentu saja bisa. tp masalahnya tdk ada variant yakhont dgn warhead dibawah 250kg. semaunya baik brahmos, bastion punya warhead 300kg. nsm blok ii punya warhead 220kg.
itu pula yg jd alasan tni al tdk trtarik dgn klub maupun kalibbr. krn punya warhead 450kg tetap saja versi ekspornya dibikin mentok 300km.
berarti daya rusaknya lebih hebat yakhont
bisa jadi rudal yang efektif
Kalau tidak akurat buat apa ???
Meskipun rudalnya sebesar gaban dan cepat, tapi linglung buat apa ???
La percobaan penembakan yakhont kemarin, apa rudalnya tidak kena kesasaran ya?
Ga pensiun mas.. info nya dioper jadi kapal bakamla… yg saya bingung… sampai skrg cuma diinstal dua rudal c802 per kpl kec owa……. pdhl sanggup bawa delapan c802
Semua Van Speijk class bisa diinstal 4 c802. tdk harus ganti launcher tube krn c802 muat pd launcher tube bawaan dari Harpoon. Khusus KRI OWA 4 c802 & 4 Yakhont
Liat di foto kri ahmad yani itu kotak tabung louncher c802 ada diatas ruang tengah cuma bersilang 2 buah… c802 lebih panjang sdkt dari harpon pak… klo semua diinstal yakhont maka fregat ini dihormati semua al asean… salam
tni al tdk tertarik yakhont. sdh saya katakan sblmnx yakhont tdk efektif melawan kegaharan armada cina. formiddable class jauh lbh baik dari sisi manapun dibandingkan van speijk yg diinstal yakhont.
Bukannya frigat-van-speijk-class mau diganti dgn iver huitfeldt-class frigate buatan denmark ???….. Bahkan kemarin beberapa formil melakukan poling.
formil kelas kambing JKGR. Polling abal2 atuh. Jelas banget muncul Admiral Gorshkov. & FFX yg realitanx tdk ikut dlm program rleet guardian TNI AL. Rusia sndr malah mencalonkan Grigorovich Class
Bagusan gorskov apa grigorovich bung @ayamjago ?
jelas lbh baik gorshkov tp tentunya jauh lbh mahal. harga gorshkov sndiri mncapai usd 1 milyar sdgkan dana yg dianggarkan utk program real frigate cuma usd 600-650 juta
Kecepatan diperlukan apabila ada misi kategori ASAP ( As Soon As Possible)
dimana kapal digeber kecepatannya agar cepat sampai ke lokasi tujuan
Sedangkan untuk menghadapi rudal, juga masih dibutuhkan.
digabung dengan taktik yang jitu, bukan tidak mungkin rudal tercanggih pun dapat dikecoh.
namun untuk mencapai kecepatan tinggi butuh biaya mesin/komponen, struktur/disain dan BBM yang SANGAT MAHAL.
Kapal kapal Amerika memakai GAS TURBIN yang sangat mahal dan boros BBM dibandingkan Mesin Diesel
Apakah mesin diesel bisa menandingi kecepatan Gas Turbin ?
Jawabannya BISA
Namun akan menambah dimensi ruang mesin dan berat kapal secara signifikan, dan tetap menambah biaya yang sangat mahal
bung @Nakedangel masih sangat pentingkah kecepatan kapal dalam perang modern? adakah perbedaan yg signifikan antara frigat yg mampu melaju dng kecepatan 25 knot sm 30 knot dalam menghadapi rudal anti kapal yg makin pintar?
Untuk kapal yang bertonase ribuan dwt, beda kecepatan antara 25 vs 30 knot utk durasi yang lama tentu sangat signifikan.
Kecepatan sebesar itu (30 knot, biasanya dicapai dg mesin turbin gas) digunakan utk mencapai medan operasi setingkat mungkin….contohnya seperti ketika pecah pemberontakan PRRI, maka pasukan marinir amerika diperintahkan berlayar dg kecepatan penuh (sekitar 30 knot), dari filipina menuju perairan dekat dumai/rumbai tanpa diijinkan singgah berlabuh dipelabuhan manapun, untuk mengevakuasi WN amerika yang bekerja di caltex
lebih baik semua di upgrade tambah rudal jelajah kalibr + mlrs, kalau mau disimpan ya bisa buat armada cadangan, daripada kena scrap
tdk mungkin kalibbr. mimpi lhu saja. tni al hanya mau nsm
Sayang bgt klo harus pensiun, secara luas laut nusantara sgt luas. Bukannya masih kekurangan armada laut?
bakalan pensiun tp tdk digantikan pkr. ttp oleh program real frigate
Maaf bung admin, mungkin boleh dibahas mengenai CMS (combat managamebt system) pada kri oswald, karena menurut saya sangat unik, dimana senjata bekas negara pakta warsawa disematkan di fregat NATO?
yakhont tdk trhubung ke cms kri owa. Firing modul & combat modul pd yakhont independen atawa trsendiri. tp agar trhubung ke radar selex l-band milik kri owa mau tidak mau harus dikalibrasi secara manual baik frekuensi maupun koordinatnya
Lebih ribet berarti ya bung ?
Maaf bung Admin kalo boleh tahu kenapa hanya KRI OWA yang dipasang sistem rudal Yakhont, apakah Indonesia hanya mendatangkan 4 unit saja rudal ini? Atau mungkin ada faktor lain, terima kasih.
Ada beberapa faktor memang, salah satunya harga rudal yang relatif mahal 🙂
Ternyata semua hanya isu ya katanya beli yakhont banyak dan semua a. Yani class dipasang. Termasuk sya termakan isu. Haha
1. mahal dlm sisi rudal maupun instalasi vls
2. tdk memenuhi ekpektasi bhkn kerepotan dlm hal uji coba trutama dlm hal kalibrasi & sinkronisasi
3. ancaman dari cina membuat yakhont versi ekspor dgn jangkauan 300km dianggap tdk akan mampu melawan armada cina dgn rudal yj83 berjangkauan 500-600km. rudal yg kini dianggap memenuhi syarat utk melawan agresifitas armada cina adlh nsm block ii dgn janghkauan 555km
Bung Ayam NSM block 2 sekarang harganya berapa sih ?
USD 2,1juta idem dgn harga Yakhont waktu kita mmbelinx. Kl skrg harga Yakhont naik disekitaran USD 3 juta imbas sanksi prdagangan sepihak USA. Rusia sndiri utk elektronik pd alutsistanya msh dipasok USA & Israel
satu hal plus dari nsm adalah tdk perlu vls. instalasi vls sprt yakhont 5-8 kali lipat dari sistem standar. nsm block ii bisa menggunakan tube launcher bawaan harpoon. yg artinya fpb57 yg kini terpasang c802 bisa nantinya digantikan oleh nsm block ii
Bung ayam jago, terkait rudal cina yg bisa sampai 600km dan NSM block II yg sampai 555km, bagaimana cara mendeteksi kapal musuh sampai sejauh itu pakai radar apa ya? Radal SMART-L saja hanya sampai 400km (target udara). Demikian juga bagaimana dengan bimbingan rudalnya hingga ke target.
Dek sigma, udah berapa kali bapak bilang, jangkauan deteksi radar smart L yang sampai 400 km itu untuk mendeteksi obyek yang terbang tinggi diangkasa….bukan utk mendeteksi kapal yang berlayar dipermukaan laut.
Kecuali kalo bumi itu datar, baru pendapat anda itu benar adanya
Aduh, aduh…komen saya barusan tolong dihapus saja bung admin, soale ternyata dek sigma sudah kasi keterangan kalo jarak deteksi 400 km utk mendeteksi obyek terbang
@7 year’s itch
Jawaban ngawur
untuk men lock target, jaman sekarang tidak butuh radar kapal, bisa pinjam mata armada lain, bisa AEWC, MPA, Heli Intai, kapal patroli, bahkan pesawat tempur
LoL
1. rudal anti kapal dgn jangkauan gila2an sprt nsm block ii, yj83, onyx, vulkan, klub & granite punya trayektori yg berbeda dari rudal anti kapal umumnya. jika rudal anti kapal standar bertrayektori lo-lo atawa sea skimming mk rudal2 tsb diatas bertrayektori lo-hi-lo dgn max attitude 20000 kaki. pd ketinggian tsb jarak deteksi radar meningkat menjd 200 mil laut atau 363 km.
2. sensor yg lbh kompleks dmn active radar homing rudal2 tsb memiliki power yg jauh lbh kuat serta umumnya mndapat tambahan rangefinder radar tujuannya jelas meningkatkan akurasi
3. khusus nsm tdp tambahan ir seeker serta optronic. hal ini membuat nsm dpt memilih sasaran yg dianggap strategis sprt kapal induk misalnya bandingkan dgn rudal lain yg hanya radar murni yg cenderung memilih sasaran secara acak
Admin,
Itu mesin lama 28 knot (52 km/jam)
Dan mesin baru 24 knot (45 km/jam)
Jadi malah lebih lambat setelah repowering dong.
Benar sekali, lebih lambat tapi lebih hemat bahan bakar dan endurance lebih panjang setelah memakai mesin diesel 🙂
Penghematan BBM konon sampai 70%
Boiler butuh pemanasan yang sangat lama baru bisa jalan, sedang diesel hanya beberapa menit saja.
bung @Nakedangel masih sangat pentingkah kecepatan kapal dalam perang modern? adakah perbedaan yg signifikan antara frigat yg mampu melaju dng kecepatan 25 knot sm 30 knot dalam menghadapi rudal anti kapal yg makin pintar?