TNI AL Pilih Jerman Sebagai Pemasok Kapal Penyapu Ranjau Terbaru

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi pada Februari 2015 pernah mengungkapkan rencana pengadaan dua unit kapal penyapu ranjau jenis baru untuk memperkuat Satuan Kapal Ranjau (Satran), rencana pengadaan ini tentu wajar adanya, mengingat sudah tiga dekade Satran tak mendapatkan modernisasi alutsista. Sampai saat ini kapal penyapu ranjau andalan Satran adalah dua unit Tripartite Class hasil pengadaan tahun 1988.

Baca juga: Berencana Beli 2 Unit Penyapu Ranjau Baru, TNI AL Siap Pensiunkan Tripartite Class

Tripartite Class yang tediri dari KRI Pulau Rengat 711 dan KRI Pulau Rupat 712 adalah buatan galangan GNM (Van der Gessen de Noord Marinebouw BV) di Albasserdam, Belanda, pada masanya tergolong kapal penyapu ranjau yang canggih dan sudah dilengkapi ROV (Remotely Operated Vehicles) untuk mengendus ranjau dibawah permukaan laut. Namun, kini teknologi di Tripartite Class sudah ketinggalam jaman, bahkan bisa disebut kapal penyapu ranjau ini tak lagi mampu beroperasi optimal.

Bergeser ke Agustus 2016, pemerintah akhirnya telah memberi lampu hijau untuk pengadaan kapal buru/sapu ranjau (mine countermeasures vessels) terbaru untuk Satran TNI AL, dana yang dianggarakan mencapai US$215 juta, atau sekitar Rp2,8 triliun. Pengadaan kapal buru ranjau sejatinya sudah masuk dalam paket belanja di MEF (Minimum Essential Force) II di periode tahun 2014 – 2019. Namun sampai saat itu, belum juga diketahui jenis dan tipe kapal penyapu ranjau yang akan dipilih TNI AL.

Baca juga: US$215 Juta, Anggaran Pengadaan Kapal Pemburu Ranjau Terbaru TNI AL

Dan baru pada 29 Agustus 2017, mulai terungkap titik terang pengadaan kapal penyapu ranjau terbaru untuk TNI AL. Perwira menengah dari Mabes TNI AL mengatakan kepada Indomiliter.com bahwa tahun ini akan dilakukan penandatanganan kontrak pengadaan kapal penyapu ranjau terbaru yang dibeli dari Jerman. Namun lebih jauh belum bisa disebutkan perusahaan pemasok kapal tersebut, dan tentunya belum bisa diketahui tipe penyapu ranjau yang dimaksud. “Pemilihan kapal penyapu ranjau dari Jerman telah melewati beragam seleksi atas kebutuhan TNI AL, dan sebelumnya sudah beberapa manufaktur (galangan) yang mengajukan proposal,” ujar sumber Indomiliter.com.

Baca juga: Huon Class, Sekilas Mirip Tripartite Class TNI AL, Inilah Kapal Penyapu Ranjau Andalan Australia

Lurssen
Meski kepastiannya nanti masih menunggu kabar resmi dari TNI AL, namun sebenarnya tak sulit untuk menerka siapa pemasok kapal penyapu ranjau untuk TNI AL. Bila mengacu ke “Jerman” sebagai kata kunci, maka galangan pembuat kapal buru/sapu ranjau di Jerman akan merujuk ke satu nama, yakni Lurssen Defence yang bermarkas di kota Bremen.

M1062 Sulzbach-Rosenberg, salah satu Frankenthal Class milik AL Jerman.
M1092 Hameln, salah satu Ensdorf Class.

Dan bila mengintip ke situs resminya, luerssen-defence.com, setidaknya ada empat tipe kapal penyapu ranjau yang sudah dirilis, yaitu Ensdorf Class (Type HL352), Bangrachan Class (Type M38), Alanya Class (Type MHV54-014) dan Frankenthal Class (Type MJ332). Diantara keempatnya, yang digunakan AL Jerman adalah Ensdorf Class dan Frankenthal Class, sementara Bangrachan Class dioperasikan AL Thailand, dan Alanya Class untuk AL Turki.

Baca juga: Saab Koster Class: Kandidat Kapal Pemburu Ranjau Terbaru Untuk TNI AL

Diantara keempat tipe kapal penyapu ranjau lansiran Lurssen, Frankenthal Class adalah yang paling banyak diproduksi, AL Jerman mengoperasikan 10 unit Frankenthal Class, sementara ada dua unit Frankenthal Class yang juga dioperasikan AL Uni Emirat Arab.

Pinguin B3 mine hunting ROV pada Frankenthal Class.

Mungkinkah Frankenthal Class yang dipilih TNI AL? Sambil menunggu kabar pastinya, seandainya memang Lurssen yang dipilih untuk memasok alutsista kapal penyapu ranjau, maka rasanya ini adalah pilihan yang tepat, mengingat Lurssen punya rekam jejak yang positif di Indonesia. Bila Anda masih ingat bagaimana PT PAL mampu membangun kapal perang kombatan, maka nama Lurssen tak bisa dikesampingkan, kemampuan PT PAL memproduksi FPB-57 dalam beragam varian tak lepas dari Transfer of Technology (ToT) yang diberikan perusahaan asal Negeri Bavaria ini. (Haryo Adjie)

Baca juga: FPB-57 Nav V TNI AL – Varian Kapal Cepat dengan Bekal Senjata dan Sensor Maksimal

Spesifikasi Frankenthal Class
– Displacement: 650 ton
– Length: 54,4 meter
– Beam: 9,2 meter
– Draft: 2,6 meter
– Propulsion: 2 × MTU 16V 538 TB91 diesel-engines, 2040 kW each/ 2 × electric motors for slow and silent maneuvering/ 2 × Renk PLS 25 E gearboxes/ 2 × controllable pitch propellers
– Speed: 18 knots (33 km/h)
– Complement: 41
– Sensors and processing systems: 1 × hull mounted DSQS-11A mine hunting sonar DRBN 32 navigation radar
– Electronic warfare & decoys:2 × TKWA/MASS (Multi Ammunition Softkill System) decoy launchers/ 2 × Barricade chaff and flare launcher
– Armament: 1 × Bofors 40 mm/L70 dual purpose gun/ 2 FIM-92 Stinger MANPADS surface-to-air missile/ 2 × Pinguin B3 mine hunting ROV Mine laying capabilities

19 Comments