Sejumlah Peralatan Manufaktur dan Pengujian F-35 Masih Berada di Turki, JPO Berupaya Relokasi ke AS
|Meski Turki telah dikeluarkan dari program pengembangan jet tempur stealth F-35 pada 17 Juli 2019 oleh Amerika Serikat. Namun, bukan berarti kisah tentang pengembangan F-35 yang melibatkan Turki berakhir begitu saja.
Seperti diketahui, Turki sebelumnya merupakan salah satu mitra utama dalam program F-35 Joint Strike Fighter (JSF) dan berkontribusi dalam produksi berbagai komponen pesawat. Yang Setelah dikeluarkan dari program, Turki mulai mengembangkan TF-X (KAAN), jet tempur generasi kelima buatan dalam negeri.
Nah, terkait dengan kerja sama yang berlangsung sebelum Turki dikeluarkan dari program JSF, rupanya ada kabar terbaru yang terkait dengan beberapa peralatan manufaktur dan pengujian F-35 yang selama ini berada di Turki, dan tengah diupayakan untuk dipindahkan (dibawa) ke Amerika Serikat.
Seperti dikutip Breaking Defense, F-35 Joint Program Office (JPO) yang berada di bawah Departemen Pertahanan AS, tengah berencana untuk merelokasi peralatan manufaktur dan pengujiuan F-35 dari Turki ke AS. Persisnya, JPO tengah melakukan survei untuk relokasi yang dimaksud, yang khususnya akan dilakukan lewat jalur laut.
Inisiatif tersebut, yang dirinci dalam dokumen yang dirilis musim gugur lalu, melibatkan pembongkaran, pengemasan, dan pengiriman perlengkapan khusus yang saat ini disimpan di fasilitas Turkish Aerospace Industries (TAI) di Ankara, dengan rencana untuk memindahkannya ke fasilitas produksi badan pesawat F-35 yang berada di Northrop Grumman, California.
Turki didepak dari progranm pengembangan F-35, setelah Turki tetap melanjutkan pembelian sistem pertahanan udara (hanud) S-400 dari Rusia, yang dianggap oleh AS sebagai ancaman terhadap keamanan data dan operasional F-35.
Meski Pesawat Tak Diterima, Turki Dituntut Bayar Biaya Maintenance Enam Unit F-35A Lightning II
Presiden AS saat itu, Donald Trump, mencoba mempertahankan hubungan baik dengan Turki, tekanan dari Kongres AS dan Pentagon membuat pemerintahannya mengambil keputusan untuk menghentikan partisipasi Turki dalam program F-35 serta membatalkan pengiriman pesawat yang telah dipesan oleh Angkatan Udara Turki.
Dikeluarkannya Turki dari program F-35 memicu pertanyaan tentang logistik, biaya, dan implikasi yang lebih luas bagi produksi dan harga jual F-35.
Upaya JPO saat ini untuk merelokasi aset produksi dan pengujian F-35 di Turki, didasarkan pada studi harga yang dilakukan pada Oktober 2024, yang mengeksplorasi kelayakan mengambil kembali mesin yang digunakan untuk membangun dan menguji komponen F-35 di TAI, sebagaimana dilaporkan dalam dokumen pada bulan November 2024.
AS Rayu Turki Kembali Ke Program Akuisisi F-35A, Tapi Syaratnya Bisa Bikin Rusia Murka
Kontraktor diharapkan menangani setiap langkah proses, mulai dari pembongkaran di fasilitas TAI hingga penyimpanan akhir di AS, dengan mematuhi standar transportasi Amerika dan internasional yang ketat.
“Kontraktor akan mengangkut F-35 ST/STE sesuai dengan standar Pemerintah Amerika Serikat dan internasional untuk transportasi, pengiriman, prosedur, hukum, dan peraturan,” kata laporan itu, yang menekankan pendekatan cermat untuk menjaga keamanan peralatan. Ini termasuk peralatan uji khusus dan pakaian terbang khusus untuk F-35, yang akan dikemas dalam kontainer untuk perjalanan laut lintas benua.
Peran Turki dalam program F-35 dimulai sejak awal sebagai negara mitra, dengan menyumbangkan komponen seperti bagian badan pesawat dan roda pendaratan melalui TAI.
Buntut Konflik Ankara vs Washington, AU AS Akhirnya Akuisisi F-35A eks Pesanan Turki
Pentagon menghentikan pengiriman F-35 ke Turki dan mulai menghentikan partisipasi industrinya, sebuah proses yang menghabiskan biaya sekitar $9 miliar bagi AS untuk menugaskan kembali pemasok baru (menggantikan peran industri Turki).
Kontraktor yang ditunjuk untuk relokasi menghadapi tugas yang rumit. Laporan JPO menetapkan bahwa perusahaan harus membongkar, mengemas, memberi label, dan mendokumentasikan setiap peralatan, memastikan penanganan yang tepat dari awal hingga akhir. Ini termasuk barang-barang unik seperti mandrel penempatan serat—alat yang dirancang oleh produsen peralatan asli untuk pelapisan komposit yang presisi pada rangka jet—yang dijadwalkan untuk dibongkar di lokasi TAI.
Seorang pejabat pertahanan AS, yang dikutip secara anonim oleh Breaking Defense pada tanggal 3 Maret 2025, menggambarkan langkah tersebut sebagai “sudah lama tertunda,” dengan alasan bahwa menyimpan peralatan di Turki menimbulkan masalah logistik dan keamanan. “Setiap hari peralatan tersebut berada di Ankara adalah hari di mana kami tidak dapat sepenuhnya mengendalikan program tersebut,” kata pejabat tersebut.
Namun, pejabat Turki melihat situasi ini secara berbeda. Seorang perwakilan TAI, yang dikutip oleh Anadolu Agency pada bulan November 2024, menyatakan rasa frustrasinya, dengan mengatakan, “Kami membangun infrastruktur yang mumpuni untuk F-35—menghapusnya sekarang mengabaikan investasi kami.”
Sebelum didepak, Turki menggelontorkan lebih dari US$1 miliar ke dalam program pengembangan dan produksi F-35, dan TAI telah memposisikan dirinya sebagai pemasok utama, memproduksi sekitar 100 suku cadang per jet, menurut pernyataan Lockheed Martin tahun 2018. (Bayu Pamungkas)
Spekulasi, Washington Bakal Cabut CAATSA dan Izinkan Turki Lanjutkan Pembelian F-35A Lightning II
“Seperti dikutip Breaking Defense, F-35 Joint Program Office (JPO) yang berada di bawah Departemen Pertahanan AS, tengah berencana untuk merelokasi peralatan manufaktur dan pengujiuan F-35 dari Turki ke AS.”
Minta dibalikin? Enak saja, balikin dulu duit 1,4 miliar dolar AS plus ganti kerugian investasi sebesar 9 miliar dolar AS akibat didepak sepihak dari program F-35 JSF tersebut, biaya perawatan 6 unit F-35 yang masih ditahan AS tak usah dibayar sebelum barangnya dikirim atau tidak sama sekali
dan turki cukup pintar dengan memanfaatkan fasilitas tsb untuk membangun jet tempur gen 5 mereka