‘Standar Ganda’, AS Tawarkan F-35 ke India, Sementara Jegal Turki Karena Isu Sistem Hanud S-400

Demi kepentingan strategis, kebijakan standar ganda lazim dilakukan oleh Amerika Serikat dari waktu ke waktu, yang paling baru dan membuat Turki ‘sakit hati’ adalah terkait tawaran dari AS ke India untuk membeli jet tempur stealth F-35 Lightning II. Padahal, India adalah pengguna sistem rudal hanud (pertahanan udara) S-400 Triumf dari Rusia.

Baca juga: Di luar Prediksi, Donald Trump Tawarkan F-35 ke India, Beijing dan Moskow Auto Ketar-ketir?

Kilas balik ke periode pertama Donald Trump sebagai Presiden AS (20 Januari 2017 hingga 20 Januari 2021), dibuat keputusan yang kontroversial kepada Turki, yang notabene adalah sekutunya di dalam NATO.

Sanksi dijatuhkan Turki atas pembelian sistem hanud S-400 dari Rusia, AS menerapkannya pada 14 Desember 2020 di bawah Undang-Undang CAATSA (Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act). Sanksi ini dikenakan terhadap Presidency of Defense Industries (SSB) Turki dan beberapa pejabatnya, termasuk pembatasan ekspor dan pembiayaan.

Sebelum sanksi resmi dijatuhkan, AS sudah mengeluarkan ancaman dan mendepak Turki dalam program F-35 Lightning II pada Juli 2019 sebagai bentuk respons awal.

Alasan utama sanksi terhadap Turki adalah kekhawatiran bahwa sistem pertahanan udara S-400 dapat mengancam keamanan dan integritas operasional F-35. AS dan NATO khawatir bahwa radar canggih S-400 bisa digunakan untuk menganalisis dan merekam karakteristik stealth F-35, sehingga dapat membahayakan pesawat tersebut dalam potensi konflik masa depan.

Alasan spesifik di antaranya interoperabilitas dengan NATO – S-400 tidak kompatibel dengan sistem pertahanan udara NATO, yang dapat mengganggu integrasi sistem aliansi. Kemudian ada risiko spionase elektronik, AS khawatir Rusia bisa memperoleh data tentang F-35 melalui S-400, mengurangi efektivitas pesawat dalam skenario pertempuran.

Kemudian ada potensi memicu preseden bagi negara lain. Jika Turki diizinkan memiliki S-400 dan F-35 sekaligus, negara lain mungkin akan mengikuti jejaknya, melemahkan pengaruh AS dalam kontrol ekspor persenjataan canggih.

Meski jelas-jelas terjadinya standar ganda, namun ada beberapa faktor yang mungkin menjelaskan perbedaan perlakuan antara India dan Turki terkait F-35 dan S-400. Seperti India dianggap sebagai mitra strategis utama AS di kawasan Indo-Pasifik untuk menghadapi Cina, sehingga AS cenderung lebih fleksibel dalam kebijakan pertahanannya terhadap India.

Meski Pesawat Tak Diterima, Turki Dituntut Bayar Biaya Maintenance Enam Unit F-35A Lightning II

India tidak berada dalam aliansi militer dengan AS atau NATO, sehingga penggunaan S-400 tidak dianggap sebagai ancaman langsung terhadap sistem NATO atau F-35.

Dan dari aspek bisnis, India saat ini masih sangat bergantung pada alutsista Rusia, tetapi AS ingin mengurangi ketergantungan ini dengan menawarkan alternatif seperti F-35. Dengan menawarkan F-35, AS bisa mendorong India untuk lebih berpihak pada teknologi Barat di masa depan, termasuk kemungkinan menurunkan ketergantungan pada Rusia. (Gilang Perdana)

Depak Turki dari Rantai Produksi F-35, Keuntungan Penjualan Lockheed Martin Bakal Tergerus

5 Comments