RfPatrol MKII – Radio Genggam Pendeteksi Kehadiran Drone Intai
|Tak pandang medan operasi, pergerakan pasukan dalam unit patroli kerap mendapatkan pengintaian dari lawan. Bila kini pengintaian langsung lumayan beresiko, maka lawan mencoba moda khusus untuk melakukan misi pengintaian. Salah satu caranya adalah dengan mengerahkan drone intai, yang wujudnya bisa dari drone mini, micro hingga nano. Dengan tingkat kebisingan yang relatif rendah, maka bukan perkara mudah untuk mengetahui ‘kehadiran’ drone pada medan hutan dan urban.
Baca juga: Black Hornet 3 – Nano Drone Copter dengan Bekal Kamera Thermal
Berangkat dari kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran situasional (situational awareness) pada unit patroli kecil, DroneShiled, pengembang dan manufaktur perangkat anti drone asal Australia, merilis apa yang disebut sebagai RfPatrol MKII.
Dikutip dari siaran pers DroneShield yang diterima Indomiliter.com (20/4/2020), disebutkan bahwa RfPatrol merupakan wearable drone detector yang punya bentuk kompak dan ergonomis, lantaran pendeteksi kehadrian drone ini wujudnya berupa perangkat genggam atau mirip handheld radio biasa.
Dengan bobot hanya 800 gram, RfPatrol MKII dapat digunakan tanpa membuat prajurit repot akan beban perangkat yang harus dibawa. Punya dimensi 156,8 x 92 x 48,8 mm, perangkat radio ini dapat dioperasikan dengan dua mode – stealth dan glimpse dalam frekuensi 2.4GHz and 5.8GHz, yang memungkinkan pengguna untuk mengontrol bagaimana mereka akan menerima peringatan, seperti visual, haptic atau audible.
Bicara peringatan, maka kemampuan deteksi RfPatrol MKII dibagi ke dalam dua pilihan frekuensi, bila berada di lingkungan urban, maka dipilih High RF dengan jarak deteksi hingga 1 km. Sementara bila berada di lingkungan rural, maka dipilih Low RF dengan jarak deteksi hingga 4 km. Indikator deteksi mencakup drone video, telemetry dan controller links.
Sebagai perangkat outdoor yang dibawa oleh pasukan tempur, RfPatrol MKII dibuat dengan standar desain IP67 dan dapat beroperasi di rentang suhu -20 sampai 60 derajat celcius. Sebagai sumbe tenaga adalah baterai AN/PRC 152 yang punya spesifikasi rechargeable lithium ion, quick release dan reload battery. Dalam kondisi penuh, baterai ini dapat mengaktifkan RfPatrol MKII selama 10 jam terus-menerus.
Tapi itu baru sebatas deteksi bila ada drone yang mengintai, bila ingin mengetahui arah dan posisi drone pengintai secara akurat, harus ditambahkan antena yang disebut RfPatrol DAU (Directional Antenna Unit). (Bayu Pamungkas)
Era perang modern saat ini adalah era ancaman penggunakan Drone, bahkan di Suriah jelas2 Drone yang sangat sederhana bisa digunakan untuk melakukan serangan… bahkan Turki menggunakan Drone sebagai sayap serang utama di konflik Suriah… di konflik Yaman justru Arab Saudi yang merasakan keefektivan serangan dengan Drone…