Mei 2019, Pemerintah Canangkan Pembelian Perdana 18 Unit Medium Tank Harimau
|Meski sudah melampaui sejumlah uji fungsi dan penembakan, hingga saat ini belum ada juga kontrak pengadaan medium tank Harimau oleh Kementerian Pertahanan. Padahal denyut industi alutsista kelas wahid ini sangat bergantung pada kontrak dari pemerintah, baru kemudian setelah itu dapat menyasar untuk kebutuhan ekspor. Proyeksi dari PT Pindad untuk tank Harimau dapat memenuhi format kekuatan satu batalyon kavaleri, artinya diharapkan pesanan minimal ada di angka 50 unit.
Baca juga: Libatkan 100 Perusahaan Lokal, Pindad Berharap Pasok 100 Unit Medium Tank Untuk TNI AD
Dan tentang berapa pesanan, serta kapan kontrak akan ditandatangani, belum lama ini sudah ada titik terang. Seperti dikutip dari tempo.co (6/4/2019), Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, paling telat pada Mei 2019 nanti Pindad akan menandatangani kontrak pembelian perdana medium tank Harimau, alutsista terbaru buatan Pindad. “Rencananya 18 unit dulu dan mulai tahun ini kita bisa mulai kontrak dengan pendanaan luar negeri untuk medium tank,” ujar Abraham.
Bicara tentang kapasitas produksi, pihak PT Pindad menyebut dapat menuntaskan pengerjaan pembuatan tank tersebut dalam setahun. “Kapasitas produksi kita 80 unit per tahun untuk medium tank ini,” tambah Abraham.
Pada kesempatan lain, orang nomer satu di PT Pindad ini menjelaskan bahwa pihaknya sukses menekan kandungan impor dalam produk purwarupa Medium Tank buatan Pindad bersama FNSS Turki, dengan perkiraan tingkat kandungan lokal mencapai 70 persen. Abraham mengatakan kandungan lokal peranti lunak purwarupa kedua medium tank yang dibuat sejak awal di Pindad tersebut bahkan sudah tembus 100 persen.
Baca juga: Rangkaian Uji Coba Medium Tank Tuntas, Inilah Harapan Berikutnya PT Pindad dan FNSS
Meski nilai kontrak untuk 18 unit medium tank pada Mei mendatang belum dapat dirinci, namun dari estimasi harga yang ditetapkan tidak boleh lebih dari US$7 juta untuk per unitnya. Proyek medium tank Harimau adalah salah pencapaian penting dalam industri alutsista nasional, khususnya pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo. (Bayu Pamungkas)
leopard 103 unit + 18 unit medium tank = 121 unit
3 batalyon tank kostrad @40 unit
1 unit untuk di taruh di tempat pelatihan tank sumatera – baturaja
Mahalnya harga Medium Tank Harimau ditenggarai masih banyaknya komponen impor, Mesin, Transmisi, Turret set dll,semoga kedepan pindad kedepan dapat menurunkan harga secara maksimal,terutama berani menghabisi biaya yang tidak perlu
inilah penyakit nya, di banggakan kuat industri pertahanan harus maju kemandirian di utamakan tp kenyataan nya hanya retorika padahal anak bnagsa sdh membuktikan kemampuan ToT nya, akr order hanya 18, seperti hal nya panser kanon badak yg mati suri, malah beli IVF gado gado tarantula & pandur dlm jumlah yg kecil. mungkin cuan komisi order ke pindad lebih kecil daripada impor, pindad semoga nasib mu tak seperti petani tomat & garam
pembelian tarantula dan pandur sebagian untuk penelitian prototype panser 8×8 pindad untuk itu dibeli dalam jumlah kecil , anoa sudah tembus 350 unit yg di beli dan dipakai pasukan perdamaian PBB diseluruh dunia yg dulu ambil dari model panser perancis .. santai aja mas ga usah ngotot kalo pengen sesuatu .. pelan pelan pasti kelakon .. peace
mahal ini bro satunya 7 juta kayak beli mbt kelasnya makanya setahun ini order 18 dulu trus tahun depan nambah lagi ,ini tank nanti buat mengganti amx 13 jadi banyak populasinya
Penyakit lama ini, Impor minded, sukanya barang impor, susah sekali menghilangkan penyakit yang satu ini, apalagi ada ehemmm tambah susah lagi, butuh satu generasi lagi.
Bukannya gitu. Industri lokal spt mesin ngga ada, transmisi ngga ada, chip/circuit board ngga ada, dll. Mau masuk bikin industri begitu perlu modal capital (bisa ratusan milyar bahkan triliun rupiah) yg sangat besar, bank2 tdk ada yg mau modalin. Bunga kredit bank Indonesia rata2 12%, bandingkan malaysia, singapura dll yg hanya 5%. Pindad dan PT. DI saja bilang sulit dapet kredit bahkan dari bank2 BUMN sekalipun krn alasannya industri strategis begini masuk dlm kredit resiko tinggi. Intinya SDM pengusaha yg berani dan kemampuan kapital/modal Indonesia masih rendah. Bisa sih pasti kita bisa, tp msh perlu waktu yg cukup lama.
Bisa,ada pabrik mesin nasional dulu merek perkasa,tapi hancur karena politik,astra juga sudah bisa buat mesin lepas dari lisensi negara lain 100% made ini Indonesia,dan ada lagi pabrik nasional khusus mesin oem 100% Indonesia aku lupa apa.
semua tergantung niat dan komitmen
USD 7 juta, waduh…. Mahal amat… 2xnya leopard 2A4.
Ambil banyak lebih murah…
Produksi awal memang selalu mahal, ditambah klo pesennya sedikit. Basic economics. Klo Leopard kan dihitung harga tank bekas. Jerman tidak produksi Leopard baru, cuma upgrade/retrofit ribuan Leopard 2 yg ada digudang mereka.
Semoga USD 7 jt itu sudah termasuk TOT cockreil dan sudah spesifikasi premium. 😀 Tp nggak masalah juga ding, horang kaya… 😀 😀
Kalau betul harganya US$ 7 juta, maka termasuk sangat mahal karena sudah mendekati harga MBT modern,sebagai perbandingan T-90MS saja hanya US$ 5 juta (2018) apalagi MBT China VT-4 (2018) malah hanya US$3 juta. harga yang pantas buat tank harimau saya kira seharusnya tak lebih dari US$ 2 juta.
Cmana koment kalian ni…ini tentang kmandirian TANK….ngapain beli impor dr luar kalau kita dah bsa buat sendri….lagian markava dan leopard itu beda klas….mreka klas berat alias MBT…
Berita bagus!! dpt tot turret 105mm jg ndak?? tank boat piye kabare?? kasian pt north sea boat kena php terooosss… klewang ndak jadi, tank boat ndak jadi, bonefish uav ndak jelas aowkaowkaowkaowk
Kalau bisa buat versi IFV cannon 30mm plus atgm, apa pake gatling 30mm plus rudal arhanud buat anti air craft dan versi amphibi buat marinir tidak perlu impor yg kt gitu hemat biaya. Minimal pake APS jd ringan tank nya
Kenapa gak sekalian beli merkava min lebih deterent lho
Merkava d ekspor ya??
Merkava beli darimana toh, israel Ndak jual, gak ada hubungan politik ya gimana mau beli, udah ada leopard mending nambah leopard nya :v
Itu tank medium bkn nambah jumlah MBT kita lbh cocok tank medium buat perang kota. Tinggal dr basic harimau kembangkan jadi ifv kita butuh ifv tracked dengan 30mm plus atgm buatan dalam negeri. Dan buat arhanud mobile kan lbh bagus lbh proteksi d banding komodo kena hajar roket heli 70mm saya yakin kru modar di dalamnya dan kurang lincah jg d medan off road
Klu modar kru yg di dalem mana bisa ngupie2 sambil main catur ya kan mbah …
Udah nonton bola aja gausah nyasar dimari