Kuras Amunisi Lawan, Turki Hadirkan F-16 ‘Tiup’ dengan Pengecoh Sensor Infrared
|Pesawat yang sedang terparkir di apron atau tarmak kerap menjadi sasaran empuk dalam serangan udara. Namun, menyadari harga rudal dan bom pintar yang digunakan untuk menyerang sasaran tersebut tidaklah murah, maka ada upaya untuk ‘mempersilahkan’ terjadinya serangan udara, yaitu dengan tujuan untuk menguras stok rudal/bom dari pihak penyerang.
Baca juga: Helikopter Serang Mi-24 Hind dengan Cat dan Logo US Coast Guard, Ini Faktanya!
Untuk maksud di atas, maka diperlukan sasaran palsu (fake target). Nah, agar lawan mau menyerang ke sasaran palsu, maka fake target harus dibuat semirip mungkin dengan produk aslinya. Dengan canggihnya sensor pencitraan pada jet tempur, maka fake target tidak cukup hanya dibuat dengan berpatokan pada dimensi dan warna dari produk aslinya.
Pasalnya, sebelum pilot jet tempur meluncurkan rudal udara ke permukaan, sang pilot acap kali melakukan identifikasi dan verifikasi sasaran menggunakan sensor TV, laser dan inframerah. Hal itu multak dilakukan, lantaran harga rudal udara ke permukaan yang harganya sangat mahal per unitnya. Sebut saja varian AGM-65 Maverick yang berpemandu infrared harga per unitnya bisa mencapai US$100.000.
Untuk itu, selain dimensi dan warna fake target harus mirip dengan aslinya, maka guna meyakinkan pilot penyerang, maka fake target harus dibekali dengan sinyal radar palsu dan pemancar infrared yang juga palsu. Seperti contohnya TDU Defence, perusahaan tekstil dari Turki, belum lama ini meluncurkan inflatable dummy F-16 aircraft. F-16 dari balon tiup ini dirancang untuk mencegah deteksi oleh semua sensor pengintai.
Dalam rilisnya disebut, fake target punya fungsi utama untuk menguras amunisi pesawat tempur lawan, selain itu juga membuat laporan intelijen yang telah didapatkan menjadi tidak berarti. Selain fake target berupa F-16, TDU Defence juga membuat peluncur rudal hanud Hawk palsu.
Baca juga: Raytheon I-Hawk – Rudal Hanud βTuaβ Yang Masih Menakutkan
Sementara untuk Indonesia, meski dikatakan negeri ini tak bakal menghadapi peperangan (invasi) dalam 20 tahun kedepan, namun seyogyanya model fake target untuk alustista strategis perlu dipersiapkan, mengingat datangnya perang alias konflik bisa terjadi kapan saja. (Bayu Pamungkas)
Bli-bli-bli, kita belum bisa bikin yg kek begini, jangan lupa TOT-nya
paragraf terakhirnya sarkasme tingkat kabinet ; )
kok ada kalimat gini ya .. ” Sementara untuk Indonesia, meski dikatakan negeri ini tak bakal menghadapi peperangan (invasi) dalam 20 tahun kedepan “,
yang bikin saya gundah ….. lemah atau minder kah negara kita ?
Lha apa sampeyan ini belum sadar kalo saat ini negara kita sedang berperang…….perang melawan virus π
Kalo ada yg model RAFAKE apa F-15 E’e pasti langsung diborong……kalo cuma F-16 sih kami ga minat π
Cieee….segitu amat sih sarkasmenya. Jng kuatir paklek. F-16 viper pasti dibeli. Tp cukup buat flypass HUT kemerdekaan RI dan HUT TNI ya paklek. Klo buat nakut2in china, cuma bisa buat china ngerasa geli2 sedap aja paklek. Sebab senjatanya dari jaman majapahit sampe jaman siti badriah cuma ngandalkan Sidewinder sama maverik unyu2. Dikasih Amraam pun yg versi lawas disaat yg lain sdh pake yg kinclong… π€£π€£π€£
Ya Salaamm…πππ
Kita mah cukup “fake borong-borong”…..gitu aja udah bikin efek getar buat tetangga π€
#tetangga kok dimusuhi π€
Miris
Semoga statement sampean cuma sarkas bukan siratan hasil analisis geopolitik
Dulu waktu PD2 sekutu juga pakai taktik ini,bedanya tidak ada teknologi canggih,hanya balon yang berbentuk alutsista sekutu seperti tank,jeep,truk dll untuk mengecoh jerman
Betul mas bayu pamungkas,perang bisa terjadi kapan aja ,tak bisa diprediksi waktu kapan,jam j,hari h nya,dinamika bisa berkembang cepat,,yang bilang ga ada perang dalam 20 tahun ke depan saya kira sekadar lips service aja,merreka meramal seakan diri mereka punya kaca benggala tahu yang akan terjadi di masa depan,semua negara berlomba2 mempersenjatai diri di kawasan kita,sementara kita masih berkutat pada masalah covid 19 aja,yang ngomong 20 tahun ga ada perang itu layak dijadikan fake target dari negara kita,lha amerika aja di PD 2 aja ga siap ada serangan dadakan jepang ke pearl harbor
Kalo begitu …..bubarkan saja lembaga intelejen negara dan diganti dg juru nujum @papa_yufi π€·
Ga papa om @ paijo,mumpung pendapatan dukun turun karena covid mending dikaryakan di bidang intelejen dan dewan pertimbangan agung hahaha piss
Aneh saja kalo seorang mentri mengolok-olok hasil analisa intelejen…….memang dia mengambil kebijakan politik pake dasar apa π€
#masakampanyesudahusaibung βοΈ
Yang udah punya firasat kalo negri ini diambang perang, kenapa tak buru-buru daftar komcad π€
Kadang disitu saya merasa sedih ….π£π£π£
Inhan Turki skrng sedang naik daun..terutama dronenya yg sedang naik daun..
Indonesia perlu belajar dan bekerja sama dgn turki untuk pengembangan industri militer
Kan udah Medium Tank Harimau Hitam..coba di tingkatkan lg kerjasama dengan Turki khususnya Drone, Kapal selam dan Rudal jarak sedang dan jauh..baru2 ini Turki sukses meluncurkan Rudal buatan sendiri..ilmu rudal kita khususnya untuk ‘seeker’ masih kurang..terlebih stlh program ToT rudal C705 yg ga tau kelanjutannya gmn..
Masalahnya kita lebih berminat kerjasama dg perancis dan itali π€£π€£π€£
Turki juga masih belajar
Sama seperti ngangkat mahasiswa semester 5 jadi dosen
Kalo baca2 artikel2 negara barat , banyak produk alutsista Turki yang lebih unggul, ada juga yang lebih unggul dari produk Israel.
Apalagi jika proyek mesin jet untuk pespur Turki udah jadi, yang direncanakan tahun 2026. Sangat bisa jadi peta pasar alutsista bergeser signifikan ke Turki karena lebih murah.
Sekarang saja Ukraina, Polandia dan lain2 beli senjata Turki dibarengi dng tukar teknologi.