Raytheon I-Hawk: Rudal Hanud “Tua” Yang Masih Menakutkan

Rudal yang satu ini jelas tak muda lagi usianya, namun predikat battle proven sudah melekat kuat pada rudal hanud jarak sedang MIM-23 Hawk buatan Raytheon ini. Bahkan Taiwan yang dalam posisi siaga menghadapi agresi Cina masih mempercayakan keberadaan rudal ini di sepanjang garis pantainya. Dan tak jauh dari Indonesia, sosok rudal Hawk ternyata masih dioperasikan Singapura, meski di segmen rudal hanud jarak sedang Singapura telah mengoperasikan generasi yang lebih baru, yaitu Aster 30 buatan MBDA.


Baca juga: Spyder, Ini Dia Sistem Rudal Hanud Hybrid Andalan Singapura

Seperti pada perhetalan Singapore AirShow 2018 (6 – 11 Februari 2018), Skadron 163 AU Singapura (RSAF) masih menyiagakan Hawk sebagai arsenal hanud. Padahal jika ditakar, usia Hawk di Singapura sudah mencapai 36 tahun pengabdian. Sukses merontokan puluhan jet tempur dalam beragam konflik di sepanjang era Perang Dingin memang membuat pilot tempur lawan berpikir dua kali untuk menjajal kesaktian rudal yang mampu melesat hingga Mach 2.7 ini.

Varian Hawk yang digunakan Singapura memang telah mengalami upgrade, yakni menjadi I-Hawk (Improved Homing All the Way Killer). Dimana salah satu poin dari upgrade adalah merubah sistem rudal dari yang tadinya analog menjadi full digital dengan dukungan advanced computers dan modern man-machine interface. Kapabilitas rudal pun meningkat, salah satunya dengan single shot kill probability yang mencapai 85 persen.

Rudal dengan pemandu semi active homing ini juga tak lagi terikat harus mengguakan paket radar bawaan dari Raytheon. Semenjak menjadi I-Hawk sistem rudal ini dapat diintegrasikan dengan jenis radar lain. Contohnya I-Hawk Singapura yang dipadukan dengan radar 3D Giraffe AMB dari Saab untuk fungsi control and command.

Dalam konfigurasi tiga rudal di satu peluncur (satuan tembak), masing-masing rudal I-Hawk punya bobot 627 kg dengan hulu ledak blast-fragmentation seberat 74 kg. Dengan solid-fuel rocket engine, I-Hawk sanggup menguber jet tempur hingga jarak 40 km, sementara bila terpaksa, jarak tembak minimum ada di jangkauan 1.500 meter.

Termasuk bila jet tempur lawan mencoba bermanuver menghindar, I-Hawk yang telah dilengkapi perangkat anti jamming dan deceptive counter-measures dapat meladeni sasaran yang bermanuver sampai 9G. Batas ketinggian luncur I-Hawk mencapai 18.000 meter.

Karena disasar untuk melibas sasaran di jarak puluhan kilometer, ukuran rudal ini pun tak bisa dibilang ‘imut’ seperti halnya rudal MANPADS yang jamak dilihat di Indonesia. I- Hawk punya panjang 5,08 meter, diameter 0,37 meter dan wingspan 1,19 meter.

Baca juga: Iron Dome – Sistem Proteksi Canggih Ruang Udara Singapura

Komposisi pengawak I-Hawk terdiri dari seorang tactical control officer, seorang tactical control assistant dan seorang fire control officer. (Haryo Adjie)

19 Comments