KPS – Sistem Navigasi Satelit Regional Korea Selatan Ditargetkan Beroperasi Penuh pada 2035
|Meski tidak dimaksud untuk menggantikan peran navigasi GPS (Global Positioning System), namun Korea Selatan merasa perlu untuk membangun kemandirian dan kedaulatan atas sistem navigasi berbasis sateliit nasional. Lewat proyek ambisius yang disebut KPS (Korean Positioning System), Negeri Ginseng tak ingin selalu bergantung pada Amerika Serikat, dan memastikan akurasi navigasi di Semenanjung Korea.
KPS dirancang untuk menyediakan sinyal penentuan posisi dengan akurasi yang lebih tinggi, yang sangat penting untuk teknologi canggih seperti kendaraan tanpa awak, drone, dan sistem senjata presisi.
Pengembangan KPS dipimpin oleh Korea Aerospace Research Institute (KARI), yang merupakan lembaga penelitian kedirgantaraan utama di Korea Selatan. Selain KARI, proyek ini melibatkan kolaborasi dengan perusahaan swasta Korea, meskipun rincian spesifik mengenai setiap kontraktor utama jarang dirilis ke publik karena alasan keamanan.
Namun, perusahaan besar di sektor kedirgantaraan Korea, seperti Korea Aerospace Industries (KAI), kemungkinan besar memiliki peran penting dalam pengembangan dan produksi satelit atau komponen terkait.
Guna mewujudkan KPS, Korea Selatan berencana untuk meluncurkan total 7 hingga 8 satelit ke orbit Geostasioner dan MEO (Medium Earth Orbit). Satelit KPS pertama dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun 2027, dengan sistem yang diharapkan beroperasi secara penuh pada tahun 2035.
Jumlah satelit yang sedikit (7-8 satelit) adalah karena KPS dirancang sebagai sistem navigasi satelit regional, bukan global, seperti halnya GPS (Amerika Serikat), GLONASS (Rusia), Galileo (Uni Eropa), dan BeiDou (Cina). KPS adalah sistem navigasi regional (RNSS), seperti halnya QZSS (Jepang), dan NavIC (India).
KPS bukan untuk memberikan cakupan global, melainkan untuk memberikan akurasi dan keandalan sinyal yang sangat tinggi di wilayah geografis tertentu, dalam hal ini, Semenanjung Korea dan sekitarnya. Satelit GEO akan tetap berada di posisi tetap di atas wilayah tersebut, sementara satelit MEO akan melintasinya untuk meningkatkan presisi. KPS tidak dirancang untuk menggantikan GPS, melainkan untuk menjadi sistem yang melengkapinya dan menyediakan kapabilitas navigasi yang mandiri bagi Korea Selatan.
Keunggulan utama dari KPS dapat memberikan akurasi yang jauh lebih tinggi daripada GPS di wilayah cakupannya. Hal ini berkat KPS menggunakan satelit di orbit geostasioner (GEO) yang posisinya tetap di atas Semenanjung Korea. Ini memungkinkan sinyal yang sangat kuat dan stabil.
Siap Geser Dominasi dan Akurasi GPS, Cina Sukses Luncurkan Satelit Navigasi BeiDou Terakhir
Peningkatan akurasi mengandalkan kombinasi satelit GEO yang “diam” dan satelit MEO yang bergerak akan memungkinkan sistem untuk mengoreksi kesalahan sinyal dengan lebih baik. Hal ini akan mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh atmosfer Bumi dan gangguan lainnya.
KPS diharapkan dapat mencapai akurasi kurang dari satu meter, atau bahkan di bawah 10 cm, di area layanan utamanya.
KPS akan digunakan untuk kebutuhan militer dan komersial. Untuk kebutuhan militer, KPS dirancang sebagai sistem yang mandiri untuk memastikan kedaulatan navigasi Korea Selatan. Ini akan memberikan data posisi yang sangat akurat dan aman untuk sistem persenjataan presisi, operasi drone dan kendaraan tak berawak, sampai sistem komando dan kontrol militer.
Seperti dikutip Defence Blog. Korea Selatan terus membangun infrastruktur navigasi satelit nasionalnya, danmemilih Pulau Jeju sebagai pusat KPS. KASA dan Provinsi Jeju menandatangani perjanjian pada 22 September 2025 untuk membangun fasilitas berbasis darat yang akan mendukung operasi dan pengelolaan sistem tersebut. (Gilang Perdana)
Satelit GLONASS Terakhir Sukses Diluncurkan, Kini Jaringan Satelit Navigasi Rusia Telah Lengkap