Cina Klaim Mampu Deteksi Jet Tempur Stealth AS dengan Radar yang Menggunakan Sinyal Navigasi Satelit Beidou
Klaim Cina yang mempunyai radar intai (ground surveillance radar) yang mampu mendeteksi jet tempur stealth, sudah banyak dipublkasikan, namun ada kabar lanjutan, yakni ilmuwan Cina menyebut berhasil memanfaatkan akses sinyal navigasi satelit Beidou dalam operasi deteksi jet tempur stealth.
Mengutip dari South China Morning Post – SCMP (17/10/2024), disebut bahwa radar inovatif yang tengah dikembangkan oleh para ilmuwan Cina dapat mendeteksi dan melacak jet tempur stealth F-22 Raptor menggunakan sinyal dari sistem satelit navigasi Beidou. Dengan menggunakan antena penerima yang sederhana, radar ini diklaim hemat biaya operasional dan dapat ditempatkan hampir di mana saja di Bumi, dan tidak memancarkan sinyal yang dapat mengungkapkan lokasinya.
Ditambah lagi, jika Beidou mengalami gangguan, maka ia dapat mengganti pita frekuensi untuk menggunakan GPS, Galileo milik Eropa, atau GLONASS milik Rusia, yang memastikan operasi tanpa gangguan.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan bulan Oktober ini di Journal of National University of Defence Technology, tim proyek menggunakan foto F-22 Raptor, jet tempur siluman tercanggih di AS, untuk mengilustrasikan target hipotetis radar tersebut. Data kinerja yang diperkirakan menunjukkan bahwa teknologi ini juga dapat diterapkan untuk mendeteksi pesawat tempur stealth lainnya, seperti F-35 Lightning II.
Cina memiliki sejumlah besar radar anti siluman (anti stealth) di sepanjang garis pantai dan di kapal perangnya. Namun, radar ini secara teknologi rumit dan hanya terjangkau bagi beberapa negara kuat.
Secara teknis mungkin radar pengintai di darat dapat memanfaatkan sinyal dari sistem navigasi satelit seperti Beidou atau GPS untuk mendeteksi atau melacak objek. Teknik yang mengandalkan sinyal satelit ini disebut “Passive Radar” atau “Passive Bistatic Radar” (PBR).
Passive radar bekerja dengan menggunakan sinyal elektromagnetik yang sudah ada di lingkungan, seperti sinyal dari stasiun radio, televisi, atau satelit navigasi (GPS, Beidou, GLONASS, Galileo), dan tidak memerlukan pemancar radar sendiri. Sinyal yang dipancarkan oleh satelit Beidou bisa mengenai objek, seperti pesawat atau kendaraan, dan sebagian sinyal tersebut dapat dipantulkan kembali ke penerima radar di darat.
Tandingi GPS, Rusia dan Cina ‘Bersatu’ Integrasikan Kemampuan GLONASS dan Beidou
Penerima di darat akan menganalisis perbedaan antara sinyal langsung dari satelit dan sinyal pantulan dari objek untuk menentukan posisi, jarak, atau kecepatan objek tersebut.
Passive Radar tidak memancarkan sinyal sendiri, sehingga sulit bagi musuh untuk mendeteksi atau mengganggu radar tersebut. Ini memberikan keuntungan dalam operasi pengintaian atau pengawasan yang tersembunyi. Dengan menggunakan sinyal dari satelit seperti GPS atau Beidou, yang mencakup area yang sangat luas, radar pasif dapat memantau objek di wilayah yang lebih besar dibandingkan dengan radar aktif tradisional.
Dalam konteks mendeteksi jet tempur stealth, pesawat tersebut dirancang untuk menyerap atau memantulkan sinyal radar tradisional pada sudut-sudut yang sulit dideteksi, tetapi tetap mungkin bahwa mereka memantulkan sejumlah kecil sinyal dari sumber eksternal, seperti sinyal satelit navigasi.
Kemudian radar pasif di darat menganalisis perbedaan waktu antara sinyal langsung dari satelit dan sinyal pantulan dari objek seperti pesawat stealth. Dengan menggabungkan sinyal dari berbagai sumber, radar pasif dapat membangun gambaran tiga dimensi dari objek di udara, seperti posisi dan kecepatan.
Laporan menyebutkan bahwa China Electronics Technology Group Corporation (CETC), sebuah perusahaan teknologi besar di Cina, telah terlibat dalam pengembangan radar pasif yang menggunakan sinyal navigasi satelit, komunikasi, atau bahkan sinyal gelombang pendek dari berbagai sumber eksternal.
Beberapa radar pasif Cina ini diyakini dapat mendeteksi pesawat siluman atau pesawat yang menggunakan teknologi rendah observabilitas (low observability) seperti pesawat tempur F-22 dan F-35.
Radar pasif yang memanfaatkan sinyal navigasi satelit seperti GPS atau Beidou adalah teknologi yang memungkinkan untuk mendeteksi pesawat stealth, meskipun ada tantangan teknis yang harus diatasi, seperti kekuatan sinyal yang rendah dan kompleksitas pengolahan data. Cina telah melangkah maju dalam mengembangkan teknologi ini, yang merupakan bagian dari upaya lebih besar mereka untuk meningkatkan kapabilitas anti-stealth dan mempertahankan wilayah udara mereka dari ancaman pesawat tempur canggih seperti F-22 dan F-35 milik Amerika Serikat. (Gilang Perdana)