Hari ini 69 Tahun Lalu, Pembom Strategis Tu-16 Luncurkan Bom Termonuklir Pertama RDS-37 dengan Kekuatan 100 Kali Bom Hiroshima
Di tengah isu perang nuklir yang mengemuka, tahukah Anda, bahwa hari ini 69 tahun lalu yang bertepatan dengan 22 November 1955, untuk pertama kalinya Uni Soviet melakukan uji bom termonuklir (thermonuclear bomb) RDS-37 yang diluncurkan dari pembom strategis Tupolev Tu-16 Bagder di Polygon Semipalatinsk, wilayah Siberia.
RDS-37 adalah bom termonuklir pertama Uni Soviet yang berhasil diuji coba dengan menggunakan mekanisme fusion staged design (mirip dengan desain Teller-Ulam dari Amerika Serikat). Dengan desain fusion staged, RDS-37 memanfaatkan reaksi fusi untuk menghasilkan daya ledak yang jauh lebih besar dibandingkan bom fisi (seperti bom atom konvensional). Ini menandai langkah signifikan dalam perlombaan senjata nuklir selama Perang Dingin.
RDS-37 dirancang oleh fisikawan Uni Soviet Andrei Sakharov, yang memainkan peran penting dalam desain dan penelitian teknologi termonuklir. RDS-37 merupakan versi lanjut dari bom RDS-6 (“Joe-4”), yang sebelumnya diuji sebagai bom termonuklir unboosted.
Bom RDS-37 yang dijatuhkan dari Tu-16, menandai kemampuan Uni Soviet untuk menyebarkan senjata termonuklir melalui platform udara. Pembom Tu-16 adalah pesawat bermesin jet strategis yang dirancang untuk membawa senjata nuklir ke target jarak jauh, jenis pembom ini juga pernah dioperasikan TNI AU (d/h AURI) dalam mendukung kampanye operasi Trikora.
Bicara tentang kekuatan, bom RDS-37 memiliki kekuatan sekitar 1,6 megaton TNT, yang setara dengan lebih dari 100 kali kekuatan bom Hiroshima. Radius kehancuran mencapai beberapa kilometer, dengan gelombang kejut yang menghancurkan infrastruktur di sekitarnya.
Saat pengujian, gelombang kejut ledakan lebih besar dari yang diperkirakan dan menyebabkan kerusakan pada kota terdekat, Kurchatov, termasuk bangunan dan fasilitas di sekitar situs uji. Beberapa anggota tim ilmiah hampir terluka akibat dampaknya, menyoroti risiko besar dari pengujian senjata dengan daya ledak besar.
Dari platform peluncuran, RDS-37 Rdirancang untuk diangkut oleh pesawat pembom seperti Tu-16 dan Tu-95. Desain RDS-37 menjadi dasar untuk bom-bom termonuklir Soviet berikutnya, termasuk yang lebih ringan, lebih kuat, dan lebih kompatibel dengan sistem pengiriman modern. Bom seperti RDS-220 (Tsar Bomba), meskipun jauh lebih besar, menggunakan banyak prinsip desain yang pertama kali diuji dalam RDS-37.
Tu-16 mampu membawa hingga 9.000 kg senjata di dalam kompartemen bomnya. Sementara RDS-37 diperkirakan memiliki berat sekitar 3.000–5.000 kg (rata-rata bom termonuklir awal memiliki berat di rentang ini, meskipun data spesifik mungkin bervariasi). Ini berarti Tu-16 secara teknis dapat membawa satu bom RDS-37 per misi.
Dimensi dari thermonuclear bomb RDS-37 tidak sepenuhnya dipublikasikan secara terbuka oleh Uni Soviet pada waktu itu, karena informasi tersebut termasuk dalam kategori rahasia militer. Namun, berdasarkan informasi yang tersedia, bom ini diperkirakan punya panjang 3,6 meter dan diameter 1,4 meter. (Gilang Perdana)
Special Atomic Demolition Munition – Bom Nuklir yang Dibawa Pasukan Khusus dalam Misi Infiltrasi
Di pict itu Tu-95V bukan Tu-16 Badger
Terima kasih atas koreksinya 🙂
100 x lebih hebat dr bom di hirosima …pernah di coba di mana ….beda dgn AS itu sdh terbukti …..
Berawal dari inginnya bang Zelen daftar ke grup barat, akhirnya ukro berantakan negerinya karna perang, ribuan mati, ekonomi hancur,
Sekarang Ruskie mulai nyerempet tombol nuklir, biarpun meleduknya di ukro, tapi efeknya ke seluruh dunia,
Sungguh mehong harga pendaftarannya, knapa gak batalin aja sih, brenti deh perangnya😁