Hari ini, Pesawat Angkut Terbaru TNI AU C-130J Super Hercules A-1339 Tiba di Lanud Halim Perdanakusuma
|Hari ini, 6 Maret 2023, menjadi momen yang bersejarah dalam jagad dunia pesawat angkut militer di Indonesia. Pasalnya C-130J-30 Super Hercules dengan nomer registrasi A-1339 Skadron Udara 31, akan tiba pada siang hari ini di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Sejak pagi hari ini, pergerakan pesawat telah terpantau secara realtime di situs Flighradar24, di mana pesawat telah bertolak dari Guam dan langsung terbang menuju Lanud Halim Perdanakusuma dan tiba pada pukul 13.08 WIB dengan disambut water salute. Super Hercules TNI AU diketahui telah diterbangkan dari fasilitas Lockheed Martin di Georgia pada 28 Februari 2023.
Rute yang diambil dalam penerbangan ferry ini adalah melintasi daratan AS hingga mencapai Pantai Barat dan kemudian menyeberangi Samudera Pasifik. Pesawat kemudian transit di Hawaii dan Guam untuk mengisi bahan bakar sebelum menuju Tanah Air.
Pesawat pertama dari lima unit C-130J-30 yang dipesan untuk TNI AU telah melakukan uji coba penerbangan perdana pada 27 Oktober 2022. Empat pesawat lainnya akan dikirim secara bertahap hingga 2024. Pesawat kedua hingga kelima direncanakan akan dikirim pada Juli dan Oktober 2023 dan terakhir Januari 2024.
Berbeda dengan pengadaan C-130 Hercules di era sebelum ini, umumnya didatangkan sebagai pesawat bekas pakai, ada pesawat yang didatangkan sebagai hibah, namun, ada juga yang dibeli bekas, antara lain berasal dari aset Angkatan Udara AS dan Angkatan Udara Australia.
TNI AU (d/h AURI) pernah menerima Hercules dalam status baru diproduksi, yakni C-130B Hercules pada tahun 1960. Persisnya, pada 18 Maret 1960. Indonesia tercatat dalam sejarah sebagai negara pertama di luar Amerika Serikat yang secara resmi mengoperasikan pesawat angkut C-130B Hercules.
Dalam sebuah upacara di Lanud Kemayoran, Jakarta, C-130B pertama diserahkan oleh Wakil Presiden Lockheed Corp Carl Squier, kepada Menteri/Pangau Laksamana Udara Suryadarma pada 18 Maret 1960. Sejak itulah TNI AU (d/h AURI) memasuki babak baru dalam penggunaan pesawat angkut berat. Namun, akuisisi C-130B Hercules oleh Indonesia, disebut-sebut sebagai ‘hadiah’ dari Presiden AS John F. Kennedy, karena Indonesia membebaskan tawanan perang Allen Pope.
Berbeda dengan pengadaan alutsista dari Amerika Serikat yang kebanyakan menggunakan skema Foregn Military Sales (FMS), maka terungkap bahwa pengadaan lima unit pesawat angkut C-130J Super Hercules untuk TNI AU, menggunakan skema lain, yakni Direct Commercial Sales (DCS).
Baca juga: Bukan Lewat FMS, Kontrak Pengadaan C-130J Super Hercules TNI AU Menggunakan Skema DCS
DCS dianggap sebagai proses yang lebih fleksibel, karena dalam hal ini negara pembeli berkonsultasi langsung dengan pihak manufaktur tentang produk dan layanan tertentu yang dibutuhkannya.
Pelanggan asing memanfaatkan lebih banyak kekuatan negosiasi mengenai jenis kontrak (harga tetap atau harga tetap perusahaan), seperti bagaimana kontrak ditulis, persyaratan pengiriman akhir, dan metode pembayaran. (Gilang Perdana)
semoga ada RO pesanan C130J-30 minimal 5 lagi lah buat gantiin seri B,karena seharusnya banyakin ini dulu utk gantiin yang lama baru beli A 400 M yg harganya melambung
A400M nya jadi gk ?
Jadi, sudah kontrak efektif https://www.indomiliter.com/airbus-kontrak-efektif-a400m-pesanan-indonesia-diyakini-terjadi-di-bulan-ini-jalur-produksi-telah-disiapkan/
Kok C130J-30 super Hercules gk ada Tanki eksternal ya di sayap nya