Mil Mi-8MTPR-1 – Helikopter Spesialis Electronic Warfare, Dikerahkan Rusia untuk Jamming Sistem Hanud Ukraina
|Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina. Selain ‘kebangkitan’ senjata anti tank, rudal MANPADS dan drone kamikaze, tak bisa dikesampingkan adalah masifnya peperangan elektronika (electronic warfare) yang dilakoni oleh dua kubu. Dan terkait elemen peperangan elektronika dari Rusia, ada satu yang selama ini seolah terlewat disebut, yakni helikopter Mi-8MTPR-1.
Baca juga: Mil Mi-8AMTSh-VN – Intip Helikopter Terbaru untuk Pasukan Khusus Rusia
Meski namanya luput disebut, namun Mi-8MTPR yang sosoknya tak lebih daripada helikopter angkut militer, nyatanya helikopter ini ikut berperan kunci, terutama untuk melakukan jamming pada sistem pertahanan udara Ukraina.
Mi-8MTPR-1 adalah versi upgrade dari Mi-8MTV-5-1 varian standar yang dilengkapi dengan perangkat peperangan elektronika Rychag-AV. Diproduksi oleh Kazan, secara internal helikopter ini diberi kode Mi-8MTV-5PR. Ada label “PR” mengacu pada Pomekhovyi Rychag, yaitu sistem jammer helikopter yang melengkapi sistem Rychag.
Dikutip dari eurasiantimes.com (12/10/2022), penggunaan helikopter ini dalam perang Ukraina baru diketahui oleh foto yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia. Sebuah foto diposting di saluran Telegram Fighter-bomber pada 3 Oktober 2022, dan menampilkan helikopter spesialis electronic warfare Mi-8MTPR-1 di latar belakang.
Untuk menyelesaikan misi jamming terhadap Ukraina, helikopter ini terbang di ketinggian lebih dari 10.000 kaki (3.048 meter) di dalam wilayah yang dikuasai Rusia untuk menghindari tembakan lawan. Pengakuan pilot menyebut Richag dapat menekan kemampuan pertahanan udara dari semua jenis yang ada di wilayah perbatasan, termasuk sistem analog Barat dan sistem Soviet lama.
Sistem Rychag-AV
Pabrik Optik dan Mekanik Kazan (KOMZ), sebuah divisi dari Radio-Electronic Technologies Concern, memproduksi dan memasang sistem Rychag-AV pada helikopter. Sistem ini terintegrasi ke dalam helkopter kapal perang, dan platform militer lainnya seperti pesawat terbang dan kendaraan darat.
Sistem peperangan elektronik ini dapat mengganggu sistem sensor canggih dari jarak 100 kilometer. Sistem ini menggunakan susunan antena multi-beam dengan DRFM [Digital Radio Frequency Memory] untuk melawan sistem senjata berbasis frekuensi radio. Dimungkinkan juga untuk melakukan pengumpulan data intelijen berbasis radar dengan Rychag-AV. Teknologi ini dapat langsung menilai jenis radar yang ditargetkan dan pendekatan terbaik untuk menghentikan menggunakan database onboard.
Kompartemen kargo/penumpang biasanya dipisahkan menjadi dua bagian pada Mi-8MTPR-1. Bagian belakang yang lebih lebar menampung hardware sistem Rychag-AV, sedangkan bagian depan yang lebih kecil menampung ruang operator sistem.
Empat antena sistem ditempatkan di setiap sisi badan pesawat. Dua antena depan berfungsi sebagai penerima/pencari arah, mendeteksi radar musuh dan menentukan sifat dan lokasinya. Dua antena belakang adalah pemancar yang menghasilkan radiasi untuk men-jamming pada radar yang telah terlihat.
Menurut program, sistem Rychag-AV dapat beroperasi secara mandiri tanpa campur tangan operator. Ini menggunakan database rekaman radar musuh untuk menemukan strategi jamming yang tepat. Dalam mode semi-otomatis, operator memilih teknik jamming, sedangkan dalam mode manual, operator menganalisis kondisi elektromagnetik secara keseluruhan dan memilih target yang akan diblokir.
Dua helikopter uji Mi-8MTPR-1 pertama dibangun dari badan pesawat Mi-8 lama. Helikopter, yang ditunjuk sebagai ’61’ dan ’62,’ mulai diuji sekitar tahun 2010. Pada September 2013, Pabrik Mekanik Optik Kazan (KOMZ), konon menerima kontrak produksi yang mengharuskan pengiriman 18 unit produksi.
Mi-8MTPR-1 dengan Rychag-AV memasuki dinas militer Rusia pada tahun 2016. Saat ini ada sekitar 20 unit Mi-8MTPR-1 di Pasukan Dirgantara Rusia dan dibagi di antara berbagai Brigade Penerbangan Angkatan Darat (BrAA).
Secara keseluruhan, helikopter ini diklaim dapat mengganggu pengoperasian setiap radar dalam jangkauannya dan mampu melakukan jamming selektif untuk mencegah gangguan pada radarnya sendiri (atau sekutu) yang bekerja di dalam jammed sector. (Bayu Pamungkas)
Akhir kata dari Twitter & Telegram dari 2 kubu
Tidak ada pengaruhnya sama sekali
Pengerahan kekuatan cuma buang-buang uang doang