Raytheon MK54 – Torpedo Ringan Pemburu Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Jika bukan karena keterbatasan anggaran, tentu setiap negara pembeli tak ingin status alutsista canggihnya tampil ‘kosongan.’ Contohnya seperti AL India yang mengoperasikan pesawat intai maritim canggih P-8I Poseidon, tentu ingin memaksimalkan kemampuan Poseidon sebagai elemen penindak di lautan, dimana artinya Poseidon harus dilengkapi persenjataan pemukul untuk sasaran di permukaan dan bawah permukaan laut.

Baca juga: Honeywell MK46 – Jejak Sejarah Torpedo Ringan Andalan 2 Jenis Kapal Perang TNI AL

Dan pada 13 April lalu, US Defense Security Cooperation Agency (DSCA) lewat program Foreign Military Sales (FMS) telah menyetujui potensi penjualan dua sistem senjata untuk P-8I Poseidon, dengan rincian terdiri dari 10 unit rudal anti kapal AGM-84L Harpoon Block II (sejenis yang diakuisi AU Maroko) dan 16 unit torpedo ringan (lightweight torpedo) MK54, beserta tiga unit Mk54 torpedo latih.

10 unit rudal anti kapal AGM-84L Harpoon Block II akan dibuat oleh Boeing dari basisnya di St Louis, Missouri. Nilai pengadaan rudal anti kapal ini senilai US$92 juta, yang termasuk publikasi teknis dan dokumentasi terkait, peralatan pelatihan personel, specialised assignment airlift missions (SAAM) engineering systems dan layanan dukungan logistik.

Kemudian 16 unit torpedo ringan MK54 dan tiga unit Mk54 exercise torpedoes akan dibuat oleh Raytheon dengan nilai US$63 juta, yang mencakup suku cadang, kontainer torpedo, dua torpedo latih yang dapat dipulihkan dan fuel tank di dalam Mk54 LWT kits. Paket yang nanti diperoleh juga mencakup air launched accessories untuk peluncuran torpedo dari pesawat.

MK54 sejatinya merupakan varian penyempurnaan dari MK46, jenis torpedo ringan yang telah lama digunakan oleh beberapa kapal perang TNI AL, bahkan saat TNI AL masih mengoperasikan helikopter Westland Wasp, Puspenerbal melengkapi Wasp dengan torpedo MK46 di bawah fuselage. Merujuk ke situs Raytheon.com, disebutkan torpedo dengan kaliber 324 mm ini dirancang untuk menghancurkan kapal selam nuklir yang melesat dengan kecepatan tinggi. Dan torpedo ini ideal untuk digunakan di perairan dalam dan dangkal, termasuk di berbagai lingkungan akustik.

Sejak diluncurkan pada tahun 2004, selain digunakan oleh AL AS, MK54 sudah dioperasikan oleh AL Australia, AL India, AL Thailand dan AU Inggris. Mengutip informasi dari wikipedia.org, harga per unit MK54 mencapai US$839.320 pada tahun 2014. Dan sampai 2014, setidaknya sudah 2003 unit MK54 yang telah diproduksi oleh Raytheon.

Serupa dengan tupoksi torpedo ringan pada umumnya, MK54 dapat diluncurkan dari kapal perang permukaan, helikopter dan pesawat udara. Dalam pelacakan sasaran, MK54 menggunakan algoritma pemrosesan yang canggih untuk menganalisis informasi dan mengatasi false targets (countermeasures) untuk selanjutnya mengejar sasaran yang diidentifikasi. Basis pengembangan MK54 mengacu dari torpedo MK50 dan MK46 ADCAP (advanced capability). Kemudian untuk hulu ledak dan propulsi mencomot keunggulan MK46 yang telah battle proven. Dan hasilnya, lahirnya MK54, jenis torpedo ringan berbiaya rendah yang ideal untuk meladeni littoral warfare.

MK54 dengan sistem pemandu active-passive/active acoustic homing ini, menggunakan dapur pacu reciprocating external combustion dengan bahan bakar cair Otto II. Kecepatan maksimum MK54 dipecaya lebih dari 40 knots. Bobot torpedo MK54 adalah 276 kg, dimana 43 kg diantaranya adalah berat hulu ledak PBXN-103. MK43 punya panjang 2,72 meter dan diameter 324 mm.

Baca juga: Jadi Koleksi Naval Museum Lantamal VI, Inilah Kemampuan Torpedo Ringan General Electric MK44

Masih dari situs resminya, Raytheon menyebut MK54 tak melulu harus berasal dari platform baru, melainkan bisa berasal dari upgrade MK46. Raytheon menawarkan program upgrade untuk negara-negara pengguna MK46 untuk mengkonversi menjadi MK54 dengan MK 54 Upgrade Kit yang berbiaya rendah.

MK54 dalam tabung peluncur (twin tube).

Proses upgrade pun dapat dilakukan di dalam negeri, tanpa harus membawanya ke AS. Dalam promonya, Raytheon mengatakan MK54 cocok dengan lebih dari 20 jenis platform peluncur torpedo ringan. Nah, bagaimana dengan TNI AL? Apakah berminat untuk meng-upgrade MK46 ke MK54. (Gilang Perdana)