Gelombang Pertama Leopard 2 Ri Tiba di Indonesia
Maskot alutsista TNI AD banyak ragamnya, tapi yang utama adalah MBT (Main Battle Tank) Leopard 2A4 Revolution, atau populer disebut Leopard 2 Ri (Republic of Indonesia). Dan setelah menunggu hampir lima tahun, awal minggu ini akhirnya publik pemerhati militer bisa bernafas lega, pasalnya ranpur yang sempat membuat polemik saat kampanye Pilpres (Pemilihan Presiden) 2014 itu telah mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Gelombang pertama Leopard 2 Ri, yang terdiri dari delapan unit tank dibawa menggunakan kapal kargo dari Jerman. Meski belum ada pernyataan resmi terkait kedatangan MBT ini, namun juru bicara Rheinmetall Defence memastikan ini merupakan gelombang pertama dari total 61 unit Leopard 2 Ri yang dipesan Indonesia. Leopard 2 Ri mengandalkan desain modular dan berasal dari platform Leopard 2A4, jenis MBT Leopard yang sejak tahun 2013 telah hadir di Indonesia.
Letak perbedaan utama dengan versi 2A4, yakni pada Leopard 2 Ri telah digunakan lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP). Lapisan pelindung ini terdiri atas materi nanokeramik serta titanium dan baja alloy, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik. Karena sifatnya yang modular alias bisa dibongkar pasang, pengguna bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket (RPG) atau untuk peledak improvisasi (IED).
Baca juga: RPG-7: Rahasia Di Balik Kelemahan dan Keunggulan Granat Berpeluncur Roket Terpopuler
Sementara untuk urusan dapur pacu, dan jenis kanon, tidak ada perbedaan antara Leopard 2A4 dan Leopard 2Ri. Mengandalkan meriam Rheinmetall L/44 120mm yang menggunakan sistem pengisian amunisi manual. Meriam ini bisa menggunakan semua varian peluru standar NATO, dan tank ini mampu membawa amunisi sebanyak 42 butir. 15 peluru sudah dalam kondisi siap tembak tersimpan di kubah meriam, sementara sisanya tersimpan di bagian dalam bodi.
Baca juga: Rheinmetall L/44 120mm – Senjata Pamungkas MBT Leopard 2A4 Revolution TNI AD
Sedangkan untuk dapur pacu, baik Leopard 2A4 dan Leopard 2 Ri mempercayakan kinerja pada mesin diesel turbocharge MTU MB837 Ka501 yang berkekuatan 1.500 hp (tenaga kuda), membuat tank berbobot 57 -60 ton ini bisa mencapai kecepatan hingga 72 km per jam di medan yang rata.
Baca juga: Marder 1A3 – IFV Pertama Untuk TNI AD
Dikutip dari Janes.com (23/5/2016), paket kontrak pembelian alutsista bekas pakai (modifikasi) dari AD Jerman ini mencapai nilai US$280 juta. Dalam proyek pengadaan Leopard, jumlah tank yang akan dikirim dari Jerman sebanyak 153 unit, terdiri dari tank Leopard 2 Ri sebanyak 61 unit, tank Leopard 2A4 sebanyak 42 unit, dan sisanya tank IFV Marder sebanyak 50 unit. Selain itu kavaleri TNI AD juga akan mendapatkan 11 unit armoured recovery and engineering vehicles bekas pakai AD Jerman. Diantaranya adalah Bergepanzer 3Ri Buffalo, Pionierpanzer 2Ri Dachs, dan tank jembatan Bruckenlegepanzer Biber (Beaver) atau disingkat BRLPZ-1. (Haryo Adjie)
Related Posts
-
Arafura Class, Offshore Patrol Vessel Terbaru Penjaga Teritorial Australia
23 Comments | Mar 26, 2019
-
Siap Tandingi F-22 Raptor, “Mighty Dragon” Chengdu J-20 Dikabarkan Telah Dioperasikan AU Cina
9 Comments | Aug 4, 2019
-
Mulai November 2021, Korps Marinir AS Mulai Tempatkan F-35B di Kapal Induk Jepang JS Izumo
19 Comments | Sep 3, 2021
-
AD Inggris Perpanjang Masa Operasional Watchkeeper WK450, Drone Intai dari Basis Hermes 450
2 Comments | Nov 2, 2021
Prediksi Napoleon Bonaparte suatu saat terjadi perang total (perang melalui ekonomi, ideologi, budaya, teknologi dll) & TIDAK dengan perang terbuka ….unt apa beli tnk yg besar, berat n mahal itu, int menjelajah neg Ind yv kepulaun jg gak bs sdgkan musuh sdh nembk pake rudal, nuklir ataupun ngeblok sistem komunikasi… Yg beli betul2 gak paham wawasan nusantara/geopolitik neg sendiri.
kok gak di upgrade semua, cuma 61 unit…..
Bung Admin
Menurut berita leo 2A4 berbobot 60 an ton,lalu kalo yg versi 2 RI bobotnya berapa min.? Apa memang format pengisian amunisinya dng system manual adalah bawaan dr sononya baik yg 2A4 maupun yg 2 RI.? Katanya pada kontrak pembelian tank ini Pindad dapat TOT ya min.? Tp yg kedengaran TOT nya berupa hanya menginstal system pendinginan pada tank aja, apa benar tuh min.?
Salam bung Admin
@Erick, kalo saya kira kenapa kita bisa dapat “banyak” dengan budget segitu, lantaran pada 2012 di Eropa lagi kena resesi ekonomi berat, so banyak negara Eropa yang cuci gudang alutsista, seperti Jerman yang mengurangi alat2 perangnya dalam jumlah besar, dengan maksud mengurangi beban biaya pertahanan. Saya kira itu salah satu latarnya, selain hubungan RI dan Jerman yang terbina cukup bagus sejak lama.
Betul bang,
karena biaya memelihara dan maintenance Leopard sangat mahal sekali, jerman terpaksa melepasnya dengan harga bantingan, demikian juga Belanda, ngos ngosan memelihara Leopard, kepingin segera melempar Leopard.
memelihara Leopard jauh lebih mahal daripada membeli
Borongg 400 armata400leo
Iya min, kok beda dengan Leopard yang ini ya:
http://www.indomiliter.com/rheinmetall-l44-120mm-senjata-pamungkas-mbt-leopard-2a4-revolution-tni-ad/
Yup, kalau berpatokan dengan Leo Revo yang dibawa Rheinmetall ke Info Defence 2012 memang ada perbedaan, maklum yang dibawa dulu kan prototipe demo dari pabrikan. Sementara bentuk finish ke customer tentu ada kustomisasi, disesuaikan dengan budget dan kebutuhan.
@admin
Ga jadi nanya ah…paling dijawab “yang dulu kan masih bulan promosi….xixixixi”
Soalnya lebih komplit barang demonya…
So pasti mas 🙂
Kalau dilihat dari tabiat TNI yang suka beli kosongan
Tidak heran bila tank Leopard 2RI ini jauh lebih “Inferior” dibanding Tank Revolution aslinya
Lumayan dapat “proyek” lagi kelak
Pastinya juga jauh lebih Inferior dari Leopard-2SG milik Singapura
Keliatannya banyak komponen yg sengaja akan dipenuhi di dalam negeri. Misal soal BMS (Battle Management System) & RCWS yg made in lokal. Untuk ROSY, kalo itu bisa dikembangkan & dibuat di dalam negeri (nggak harus oleh Pindad), itu keren banget karena artinya bisa dimodif untuk kebutuhan ranpur & tank2 TNI lainnya. Duit kita pun berputarnya di dalam negeri & menyehatkan industri pertahanan kita (meski komponen2 tertentu tetep harus impor).
Hanya saya masih tetep heran. Dengan duit USD 280-290 juta, kenapa Indonesia bisa dapet banyak banget barang dengan kualitas yg masih amat terjaga bahkan sebagian besar dimodif. Itu pun ada ToT & kontrak pekerjaan lokal. Kalo nggak salah amunisi2 tank ini nanti diproduksi di Pindad.
Lalu proses nego dengan pihak Jerman sangat cepat & lancar begitu parlemen Belanda menolak penjualan 48 Leopard 2A6 bekas mereka karena isu HAM (meski pemerintahnya tetep pengen jual). Kalo nggak salah nggak nyampe setahun urusan nego2 dengan Jerman & ternyata ada hibahnya (APC box ex Belgia). Padahal pengadaan kapal selam kita memilih Korsel dibanding konsorsium Jerman-Turki (bahkan publik di sini malah mengelu-elukan Kilo Rusia).
Ada yg bisa bantu jelaskan, mengapa kita bisa dapat begitu banyak lengkap dengan ToT dalam proses nego begitu lancar meski duit yg kita anggarkan relatif sedikit? Kita termasuk untuk besar.
Lalu dibanding dengan Leopard 2A6 bekas Belanda yg kita incar sebelumnya, kira2 apa yg jadi kelebihan ato kelemahan Leopard 2A4 bekas Jerman ini? Apa kualitas 2A6 Belanda ini 2 kali lipat dibanding 2A4 Jerman?
Salah satu faktornya adalah hubungan khusus Habibie dgn Jerman.
Betul sekali @DropZone, tapi khusus tema pembelian MBT Leopard ini, justru Pak Habibie salah satu penentang pembelian. Hal ini secara lugas dikatakan beliau saat masa kampanye Pilpres 2014 lalu.
@errik, itu karena pada saat itu Jerman sedang mengalami pemotongan anggaran belanja pertahanan, membutuhkan cash cepat and kepepet (Belanda lagi jual Leo A4 juga ke pasaran). Pinternya panglima buat mainin kartu Belanda buat tekan harga beli Leo2Ri and Leo2A4 disitu. Masih ingat wawancara di tempo saat Panglima bilang ke Belanda ‘gw punya duit, lw mau jual berapa?’, Belanda nawarinnya 60+, Jerman langsung nyodok 103++?hehehehehe
Min..kok ga sama dengan leo revo yang di monas itu ea ?
Yang di Monas (Pameran Alutsista TNI AD), itu bukan Leo Revo, tapi Leopard 2A4.