EA-18G Growler: Jurus Australia Menghadapi Potensi Perang Elektronika dari Utara
Meski sudah punya enam unit Boeing E-7A Wedgetail, stasiun radar terbang yang punya kemampuan peperangan elektronik (electronic warfare) tingkat tinggi dengan jamming, faktanya AU Australia/Royal Australian Air Force (RAAF) masih belum puas untuk memperkuat elemen electronic warfare-nya. Guna mengantisipasi ancaman dari ‘utara’ yang sewaktu-waktu dapat timbul, AU Australia kini telah didapuk sebagai pemilik kekuatan udara nomer satu di belahan Asia Pasifik, terkhusus untuk meladeni pernika (perang elektronika).
Baca juga: E-7A Wedgetail – Stasiun Radar Terbang Perisai Ruang Udara Australia
Persisnya setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah AS pada tahun 2008, pada 29 Juli 2015 RAAF mulai kedatangan gelombang perdana pesawat tempur spesialis pernika Boeing EA-18G Growler. Totanya AU Australia memesan 12 unit EA-18 Growler yang akan memperkuat skadron udara 6 yang berisikan jet tempur F/A-18F Super Hornet. Beberapa literatur militer menyebut bahwa saat ini EA-18G Growler adalah penempur berkemapuan pernika paling canggih di dunia yang masih dalam jalur proses produksi.
Di negeri asalnya, Growler adalah pengganti Northrop Grumman EA-6B Prowlers dan di AS pesawat ini hanya dioperasikan oleh US Navy untuk memperkuat kehadirannya di armada kapal induk. Setelah terbang perdana pada 15 Agustus 2006, kedinasan EA-18G Growler dalam militer AS dimulai sejak September 2009. Dan selain AS, pengguna Growler sampai saat ini ya baru Australia. Dibanding EA-6B Prowlers, jelas Growler terasa lebih menakutkan, pasalnya Growler dibangun dari platform jet tempur F/A-18F Super Hornet yang reputasinya sudah tersohohor. Karena dibangun dari jagoan dog fight, pelaksana jamming ini juga mampu beradu duel dalam manuver 9G.
Meski tak takut meladeni perang jarak dekat (dog fight), pengembang pesawat ini rupanya paham bahwa peperangan udara di masa depan tak lagi berfokus pada dog fight, belajar dari tren yang ada adu rudal udara dan jamming dari BVR (Beyond Visual Range) akan mengambil porsi terbesar. Untuk itu selain bisa membawa rudal jarak dekat AIM-9X Sidewinder, andalan utama Growler adalah rudal BVR AIM-120C AMRAAM (Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile). Itu baru bicara bagaimana EA-18G Growler mengatasi masalahnya di udara.
Baca juga: Perkuat Daya Gempur F-16, DPR RI Setujui Pembelian AIM-120 AMRAAM
sementara untuk misi penghancuran sasaran di permukaan yang dipadukan dengan aksi jamming pada target satuan radar, EA-18G Growler mengandalkan rudal udara ke permukaan AGM-88B/E HARM (High-speed Anti-Radiation Missile) besutan Raytheon. Belum lama ini, Australia telah mendapat persetujuan dari AS untuk membeli 70 unit rudal AGM-88B HARM dan 40 unit rudal AGM-88E AARGM (Advanced Anti Radiation Guided Missile). Informasi pembelian rudal ini diwartakan setelah Defense Security Cooperation Agency atau DSCA Amerika Serikat mengumumkan persetujuan penjualan rudal tersebut pada 28 April 2017.
Baca juga: AGM-88B/E HARM, Lawan Tanding Rudal Anti Radar Kh-31P TNI AU
Dari sisi penampakkan, Growler serasa tak ada bedanya dengan F/A-18 Super Hornet berkursi tandem. Namun peran awak di kursi belakang bukan sebagai pilot instruktur, yang ada di kursi belakang tak lain adalah EW (electronic warfare) officer.
Sebagai pesawat tempur speasialis pernika tercaggih, Growler dibekali seabreg perangkat electronic warfare yang advanced. Jammer pod tak hanya dibawa satu jenis, melainkan ada high band jammer pod dan low band jammer pod. Pesawat ini pun dilengkapi akses komunikasi langsung via satelit (Satcom). Tidak itu saja, radar utama pada moncong sudah mengusung AESA (Active Electronically Scanned Array). Gambar dibawah ini memperlihatkan konfigurasi sistem perangkat electronic warfare di Growler.
Baca juga: Radar AESA – Absen di Sukhoi Su-35, Hadir di Eurofighter Typhoon dan F-16 Viper
Baca juga: L-203IE Gardeniya-1FUE: Jammer Pod Untuk Sukhoi Su-27SK TNI AU
Memposisikan sebagai modern electronic warfare aircraft, rail wingtip yang biasanya digunakan untuk rudal AIM-9 Sidewinder, diganti untuk posisi jammer ALQ-218 pod. Model penempatan jammer pada wingtip nantinya juga akan diadopsi pada dua jet tempur Sukhoi Su-27SK Flanker TNI AU yang kini tengah menjalani upgrade di Belarusia. (Gilang Perdana)
kok kelihatannya growler tidak ada senjata untuk pertahanan diri seperti aim-9?
Min, bahas tank medium pindad-fnss dong yg udah nampak di idef 2017
Aussie bisa beli alutsista kelas wahid krn anggaran prtahanannx 4 kali lipat kita. Amrik jg brkepentingan dgn aussie krn aussie pemasok terbesar materia2 eksotis sprt plutonium/uranium, vanadium, berrilium, , gallium nitride, graphite titanium & rare earth material lainnx yg jd sumber daya iterbesar bagi ndustri militer amrik. Inilah mngapa amrik benar2 mati2an melindungi aussie
kayanya Indonesia juga perlu nih bangun skuadron khusus pernika kaya gini…..terserah platformnya dari pesawat tempur tipe apa aja yg penting cocok dikantong…..
Ancaman dari utara Maksudy china gitu ? Jauh amat ya china klo nyerang ausi harus izin dulu lewatin alki indonesia
Klo ancaman dari RI juga mustahil wong senjatay pas”an senjata yg di beli era sby juga kurang bergigi jumlah zet tempur juga sedikit lalu di tunjukan ke siapa ancaman dari utara tersebut apa papua nugini / timor leste ?
Iya maksud dri utara tuh dri china.. peran indonesia dsini bagi aussie sgt penting yaitu jdi buffer atau dinding pemisah antara aussie dan china… makanya australia gk mau indonesia jikalau terjadi perang nnti memihak k china
Aussie beli F 35 sampai 75 buah adem ayem
Kita beli Su 35 2 skadron (32 unit) pasti akan gempar kawasan
Tak kan gempar wong mustahil bin mustahal
knp selalu tertinggal ???…….apa karena mentok di anggaran ???
karena korupsi, coba bersih korupsi, beli 10 skadron pasti bisa
Australia beli alutsista tanpa basa basi sprti d negeri seberang yg alot nyari pengganti pesawat lama macam f5 tiger
ya karena mereka sekutu terdekat US di Asia Pasifik, mereka punya kesepakatan ANZUS dan mereka punya modal, mereka gak perlu khawatir mengenai ToT karena US pasti menyetujui pembelian apapun dari Australia jadi stok ada terus, sama mereka sangat efektif lihat aja AD Australia itu kecil, paling cuma 30000an bandingin sama kita yang 10x lipat, tapi coba lihat RAAF dengan 100 F-18 mereka baik yang Hornet maupun Superhornet, lihat RAN dengan Hobart class destroyer & Canberra class LHD.
karena di australia nggak ada yang namanya Dana Desa yang bikin APBN jebol.