Jernas: Ingatkan Kembali ‘Kenangan’ Sosok Rudal Rapier di Indonesia
|Belum lama berselang salah salah satu TV swasta nasional kembali memutar film komedi action “Kingsman: The Secret Service.” Dan di salah satu scene akhir, tampil sosok rudal Rapier, jenis rudal hanud SHORAD (Short Range Air Defence) yang legendaris, termasuk punya arti penting dalam sejarah sistem kesenjataan Arhanud TNI AD. Bersama dengan Saab RBS-70, Rapier menjadi rudal hanud generasi pertama yang dimiliki sejak era rezim Orde Baru.
Baca juga: Rudal Rapier – Berjaya di Malvinas Jadi Andalan TNI 2 Dekade
Kembali ke film “Kingsman: The Secret Service” yang dirilis tahun 2014, munculnya sosok Rapier sontak mengingatkan ‘kenangan’ era Rapier Indonesia di dekade 80 dan 90-an, namun tampilan Rapier di film tersebut sudah lebih maju dibanding yang pernah dioperasikan TNI AD. Bila yang digunakan TNI AD dahulu rudal Rapier MK1 dengan peluncur “Field Standard B” (FSB), ditampilkan dengan ciri khas surveillance radar yang disematkan di dalam kubah unit peluncur, maka di film action komedi spionase tersebut yang digunakan adalah Rapier dengan peluncur “Field Standard C” (FSC).
Peluncur Rapier FSC mulai dikembangkan pada tahun 1992, dan mulai resmi dioperasikan oleh Royal Army (AD Inggris) pada tahun 1996. Peluncur FSC tak lagi dilengkapi radar pengintai, sebagai gantinya pada bagian tengah peluncur ada perangkat optical tracker. Dan yang menarik, peluncur FSC yang diberi label “Rapier 2000” dapat memuat delapan rudal sekaligus dalam satu peluncur (masing-masing empat rudal pada sisi kiri dan kanan).
Satu paket dengan dirilisnya peluncur FSC, MBDA UK (d/h BAe Dynamics) juga menghadirkan varian baru dari Rapier MK1, yakni Rapier MK2. Rudal Rapier generasi baru ini masih mematok kecepatan maksimum Mach 2.5, tapi jarak jangkau meningkat, dari sebelumnya 6.800 meter (MK1), di Rapier MK2 jarak tembak bisa sampai 8.200 meter. Ketinggian luncur pun meningkat, bila MK1 hanya sampai 3.000 meter, di Rapier MK2 rudal sanggup menguber sasaran hingga ketinggian 5.000 meter. Meski begitu, pihak MBDA yang merupakan perusahaan hasil merger dari British Aerospace, Aerospatiale Matra Missile dan Finmeccanica, telah menyiapkan Rapier 2000 untuk bisa meluncurkan Rapier MK2 dan MK2. Kedua rudal mengadopsi sistem pemandu automatic command to line of sight.
Jernas
Bila Indonesia (tahun 2002) dan Australia (tahun 2005) akhirnya memensiunkan Rapier, maka lain hal dengan Malaysia dan Singapura. Kedua negara tetangga ini justru mengambil paket upgrade Rapier dan telah memiliki Rapier MK2. Seperti halnya AD Inggris yang hingga kini tetap awet mengoperasikan Rapier, Malaysia dan Singapura juga tetap mempertahankan penggelaran rudal ini di garis depan.
Baca juga: Mengenal Dua Sistem Pemandu Pada Rudal Arhanud TNI
Terkhusus bagi Malaysia, Negeri Jiran ini punya kesan tersendiri pada rudal yang battle proven di Perang Malvinas. Sebagai bukti, Malaysia menjadi negara pertama di luar Inggris yang membeli Rapier 2000 pada April 2002. Secara khusus pihak MBDA pun memberi codename “Jernas” untuk Rapier 2000 yang dibeli Malaysia. Dari yang tadinya 9 peluncur, kemudian pesanan ditingkatkan menjadi 15 peluncur. Dalam kontrak senilai US$312 juta, Malaysia mendapatkan 15 peluncur Jernas, tiga radar Dagger, rudal Rapier MK2, pelatihan dan sistem pendukung. Jernas mulai memperkuat AD Malaysia sejak akhir tahun 2006. (Haryo Adjie)
Mohon untuk bapk panglima tni supaya anggota tni di setiap koramil untuk di latih dan menjalani pendidikan lagi paling tidak setiap 6 bulan sekali guna menjaga ketangkasan,ketangguhan,ketepatan,dan profesionalisme prajurit tni di setiap koramil….terimakasih
@aris
Itulah kenapa Pak Agus Wijoyo pernah melontarkan wacana pembubaran komando teritorial karena “koter” tidak berhubungan langsung dg pertahanan negara melainkan sbg produk warisan era orba, dalam hal ini dwifungsi abri.
Anggaran dan personel yg diserap utk “koter” cukup besar, lebih baik dialokasikan kepada komando tempur supaya kinerja, perlengkapan dan kesejahteraannya makin baik
@admin
Min, usul nih…captchanya terlalu susah, gimana kalo diganti tebak-tebakan aja?
Rudal ky gt bisa nembus tank ga ya kaya mbt?
Sayang pasca Rapier, Indonesia malah salah pilih rudal pengganti, rudal Grom yang dibeli dari Polandia malah berkualitas buruk.
Sebenarnya..masih layak..bahkan di upgrade ke mk2…daripada jarak pendek..rapier termasuk kelas pendek mau menengah
kenangan ironis bang! AD punya rudal hanud canggih waktu itu TAPI AU masih megang meriam butut triple gun plus dshk doang, wkwkwwk… masih parno isu AURI mau ngebom Makostrad… wkwkwkwk
era orde baru!!
tni au memang dianaktirikan
mudah-mudahan nasams segera terealisasi
Nasams kena jammer khibiny juga meleset toh khibiny obatnya si amraam120.
@is a hell
Amram seri C itu punya kemampuan “home on jam” alias malah bakal nguber ke sumber jamming itu sendiri….kecuali kalo dijamming pake “bikini” mungkin bakalan meleset rudalnya