Diduga Kalashnikov AK-101, Inilah Jenis Senapan Serbu yang Viral Ditemukan di Kediaman Ahmad Sahroni 

Buntut dari ucapan ‘rakyat tolol’, kediaman anggota DPR RI, Ahmad Sahroni di kawasan Swasembada, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (30/8/2026) digeruduk dan dijarah massa. Dari rangkaian rekaman video yang beredar luas di media sosial, memperlihatkan sepucuk senapan serbu lengkap dengan hard case-nya.

Baca juga: AK-101/102 – Senapan Serbu dari Rusia Bercita Rasa NATO, Ikon Brimob di Awal Reformasi

Sepucuk senjata laras panjang yang diduga senapan serbu ditemukan saat massa mengobrak-abrik rumah politisi NasDem itu. Dugaan itu lantaran ditemukan juga sepucuk surat izin kepemilikan senjata api dengan wajah pria mirip Sahroni di senjata laras panjang tersebut.

Meski belum dapat dikonfirmasi, termasuk apakah itu senapan serbu asli atau airsoft gun, namun dari tampilan, yang dimaksud mirip dengan AK-101/102 buatan Kalashnikov, Rusia.

Indomiliter.com mendapat keterangan dari Denny AJD, komisaris dan ahli balitstik PT Industri Taktis Nusantara, yang meluruskan informasi, bahwa senapan yang ditemukan di kediaman Ahmad Sahroni adalah replika, alias versi training weapon dari AK-101. Ia menambahkan, senjata itu adalah merek Pioneer Arms dari Polandia, yang distribusinya dipegang oleh GSG (German Sport Gun) dan mengusung kaliber 22LR (Long Rifle).

AK-101
Sementara versi aslinya adalah buatan Rusia, AK-101/102 adalah senapan serbu bercita rasa NATO, lantaran menggunakan amunisi NATO 5,56 x 45 mm. Meski punya bentuk magasin berbeda dengan kepunyaan M-16/SS-1, tapi amunisi antara tiga senjata ini dapat saling dipergunakan.

AK-101 sejatinya adalah versi ekspor dari varian AK-74M. Senjata ini memang dirancang Izmash Machine Building Plant untuk merayapi pasar negara-negara penganut standar NATO. Berbeda dengan generasi AK-47, pada AK-101/102 keseluruhan bodi senjata di cat warna hitam.

AK-101 (atas) dan AK-102 (bawah)

Mengenai perbedaan antara AK-101 dan AK-102 cukup kentara dilihat dari bentuk dan panjang laras. AK-102 menggunakan laras lebih pendek sehingga punya ukuran lebih kompak. Perbedaan lain terletak muzzle brake, AK-102 lebih pendek namun diameternya lebih besar. Sementara muzzle brake AK-101dilengkapi lubang pembungan gas ke arah kiri dan kanan yang dapat meningkatkan akurasi tembakan. Lepas dari itu, AK-101/102 mengadopsi jenis receiver yang sama, termasuk dapat dipasangi teropong bidik.

AK-101/102 menggunakan popor dengan bahan polimer, popor senjata ini masih menggunakan popor pejal AK-74, tapi popor AK-101/102 dapat dilipat dipangkalnya ke arah kiri untuk memudahkan penggunanya saat masuk ke dalam kendaraan. Untuk magasin, mengikuti gaya AUG Steyr, AK-101/102 ditawarkan dengan magasin polimer tembus pandang, sehingga penembak bisa mengetahui jumlah sisa peluru yang tersisa. Namun kebanyakan yang digunakan adalah jenis magasin polimer biasa (bukan model tembus pandang).

Bergaya ala senapan serbu NATO, AK-101/102 juga dibekali senjata tambahan berupa pelontar granat. Dan sepeti sudah ditebak, kaliber pelontar granat juga mengacu ke NATO punya, yakni 40 mm. Selain Indonesia, negara pengguna AK rasa NATO ini adalah Bhutan, Malaysia, Pakistan, Somalia, Uruguay, India, Venezuela, Cyprus, dan Uni Emirate Arab.

Digunakan Korps Brimob
Di awal masa reformasi, publik dikejutkan saat Korps Brimob Polri menyandang senapan serbu varian AK buatan Rusia. Betapa tidak, saat mitra TNI menggunakan senapan serbu nasional Pindad SS-1, namun Brimob tampil beda.

Kriteria senjata yang dibutuhkan Brimob harus handal, mengadopsi amunisi standar NATO, dan harga relatif murah. Beban tugas yang diemban Brimob di awal reformasi memang tak ringan, diantaranya harus menjadi garda tedepan dalam operasi melawan GAM di Aceh.

Pilihan senapan serbu pun jatuh pada AK-101/102. Karena merupakan senjata jenis baru, uji coba pun digelar 29 Maret 2000 di Central Scientific Research Institute Klimovsk, Moskow.  (Gilang Perdana)

Kalashnikov Luncurkan Senapan Serbu AK-12K dan AK-12SK – Varian yang Lebih Kompak dan Ringan

4 Comments