Perkuat Surveillance di Perbatasan, Menhan Pesan Drone Rajawali 330
|Koleksi drone alias UAV (Unmanned Aerial Vehicle) pesanan untuk TNI dari Kementerian Pertahanan bakal tambah beragam lagi, setelah ada Wulung dan Aerostar, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan bahwa pihaknya akan menambah empat unit drone Rajawali 330 produksi PT Bhinneka Dwi Persada (BDP). Sama halnya dengan Wulung dan Aerostar, Rajawali juga mengusung mesin tunggal propeller dengan dimensi yang lebih kecil.
Baca juga: Wulung UAV – Pesawat Tanpa Awak Pengawal Perbatasan RI
Baca juga: Wulung UAV – Tantangan Dibalik Sistem Kendali dan Komunikasi Data
“Kami akan menambah jumlah armada drone untuk memantau wilayah perbatasan, salah satunya dengan tipe ini. Adanya drone jelas akan mempermudah operasi surveillance bagi prajurit di lapangan,” ujar Ryamizard kepada di ajang Singapore Air Show 2016 (16/2/2016). Lebih lanjut Menteri Ryamizard menyebut yang dibeli ada tiga unit Rajawali 330, dan satu unit sisanya merupakan bonus. “Maunya saya beli dua dapat bonus dua drone,” kata Ryamizard berkelakar.
Baca juga: BTS Sebagai Elemen Pengendali Drone, Mungkinkah?
Rajawali 330 nantinya bakal digunakan untuk kebutuhan intai TNI AD. Basis yang dipakai dalam produksinya mengacu pada platform UMS Skeldar dari Saab. Peran PT BDP kemudian ‘menjahit’ beberapa komponen dan fitur agar punya kemampuan serta spesifikasi yang dibutuhkan militer Indonesia.
Lebih dalam tentang Rajawali 330, drone fixed wing ini mampu membawa payload seberat 10 kg. Untuk pesanan TNI AD, payload nantinya akan dipasang pilihan perangkat electro optical/infra red camera, FLIR (forward looking infra red), hyperspectral camera, atau mapping camera dengan Light Detection and Ranging (LIDAR). Selain mengandalkan conventional take off and landing, drone ini punya kemampuan semi prepared strip, pneumatic catapult, car top launcher, dan parachute recovery system. Untuk mendarat secara konvensional, Rajawali 330 hanya membutuhkan jalur 60 meter.
Baca juga: LAPAN LSU-05 – UAV dengan Kemampuan Terbang 8 Jam dan Jarak Jangkau 800 Km!
Sistem kendali dan navigasi Rajawali 330 tak beda dengan drone lainnya, dapat dikendalikan lewat remote dan dapat beroperasi otonom (autonomous) setelah mendapat setting waypoint GPS (Global Positioning System).
Baca juga: Aerostar TUAV – Drone Intai Andalan Skadron Udara 51 TNI AU
Meski sebagian komponen penting Rajawali 330 masih diinpor, beberapa material pendukung telah dibuat di dalam negeri. Terkait dengan pembelian ini, pihak PT BDP akan memberikan ToT (Transfer of Technology) pada user. Menurut rencana, pesanan pertama Rajawali 330 akan dikirim pada bulan Maret 2016, dan seterusnya hingga akhir tahun. (Haryo Adjie – Singapura)
Spesifikasi Rajawali 330
– Length: 2,27 meter
– Wingspan: 3,3 meter
– Height: 0,9 meter
– Payload: 10 kg
– MTOW: 21,5 kg
– Endurance: lebih dari 8 jam
– Cruise speed: 22 meter per detik
– Max speed: 36 meter per detik
– Take off run: 30 meter
wah pengen nih ikutan kesana, sayang lagi bokek, hari sabtu dan minggu masih buka nggak ya. BTW lokasi singapore air show di bandara changi, ya?
iya masih di area changi, meski bukan di bandaranya.
Oleh oleh liputannya min di Singapore Air Show 😀
oke disiapkan 🙂
Boleh tau % komponen impor dan lokalnya brp yah? Dan kalau perusahaan dalam negri ToTnya ke siapa?
Komponen impor yang disebut diantaranya gimbal, sistem sensor, kamera, dan mesin. ToT nya dari PT Bhineka ke pihak user (pemakai TNI AD).
Makasih penjelasananya. Btw baru baca BAKAMLA lg lirik drone dari perusahaan yang sama yah?
Betul sekali, perusahaan yang sama.
@admin
Masak siy om, buat gimbal aja industri dalam negri belum bisa?
Padahal setau saya di semarang sana banyak yang bisa ngerjain pesanan gimbal gitu…
@admin
Oom itu ada kamera multi/hyperspectral dan Lidar, gunanya untuk apa?
Yaaah dicuekin oom admin….
Sedang onboard di Singapore Air Show 🙂
@admin
Jiaaah…sdh sampai rupanya
Oom bawain oleh-oleh “naval forces” edisi terbaru dong…nanti diganti wes