Didatangkan Secara Leasing, Hungaria Lakukan Upgrade MS20 Block 2 untuk Armada Jet Tempur Gripen
|
Ada kabar dari Saab, manufaktur dirgantara dan persenjataan asal Swedia itu mewartakan telah mendapatkan kontrak untuk melakukan upgrade pada armada jet tempur Gripen C/D yang dioperasikan Angkatan Udara Hungaria. Sebagai informasi, AU Hungaria mengoperasikan 14 unit Gripen C/D yang didatangkan pada tahun 2006.
Dari siaran pers Saab.com (12/1/2022), disebutkan negosiasi antara Swedish Defence Materiel Administration (FMV) dan Pemerintah Hungaria telah rampung, dimana proyek upgrade MS20 Block 2 dapat dijalankan.
Upgrade MS20 Block 2 menawarkan peningkatan kemampuan tempur dan komunikasi pada Gripen. Tidak itu saja, akses ke berbagai senjata yang dapat diintegrasikan turut ditingkatkan. Untuk urusan sensor, ada upgrade radar ke PS-05/A Mk 4 yang berarti bahwa jangkauan pelacakan target udara-ke-udara serta kinerja meningkat secara signifikan. Hal ini memungkinkan kemampuan deteksi yang lebih baik untuk sasaran udara ke udara, peningkatan kemampuan jamming, dan membawa potensi pengembangan lebih lanjut dalam mode udara ke udara dan udara ke permukaan.
Upgrade MS20 Block 2 untuk armada Gripen Hungaria juga meningkatkan kemampuan komunikasi dengan meningkatkan fungsionalitas Link16 (NATO Data link) dan memperbarui komunikasi suara ke standar komunikasi aman NATO terbaru. Kemampuan mengidentifikasi pesawat koalisi juga akan ditingkatkan dengan memperkenalkan Identification Friend or Foe (IFF) NATO Mode 5 terbaru.
Peningkatan ini akan memungkinkan Gripen Hungaria untuk memilih beragam jenis senjata yang lebih luas. Di antara arsenal senjata yang ditawarkan dalam upgrade ini adalah kemampuan meluncurkan rudal udara ke udara IRIS-T, bom berpemandu laser GBU-49 dan rudal udara ke udara jarak jauh Meteor.
Lepas dari kabar upgrade pada armada Gripen Hungaria, perlu diketahui bahwa Hungaria mengakuisisi Gripen dengan cara leasing. Seperti halnya Ceko, Hungaria juga mengadopsi strategi yang serupa dalam hal akuisisi Gripen.
Hungaria mengadopsi leasing untuk 14 unit Gripen dengan masa 10 tahun, dimulai pada tahun 2006 sampai tahun 2016, dengan nilai kontrak leasing mencapai US$924 juta. Nilai leasing Gripen untuk Ceko dan Hungaria disebut-sebut sudah mencakup biaya upgrade sistem dan persenjataan, dimana soal paket senjata tiap negara berbeda pilihan.
Untuk Ceko, saat ini telah memperpanjang kontrak leasing pada tahun 2014 dengan nilai US$76,4 juta, menjadikan Gripen masih menjadi andalan AU Ceko sampai tahun 2027. Langkah memperpanjang kontrak leasing juga diikuti oleh Hungaria, yaitu dengan kocek US$500 juta (temasuk persenjataan), AU Hungaria masih akan mengoptimalkan Gripen sampai tahun 2026.
Poin menarik dari perjanjian leasing Gripen Ceko dan Hungaria adalah adanya paket ToT dalam bentuk offset. Lantaran yang dikirim berupa pesawat baru, maka pihak pabrikan dengan senang hati memberikan itu. Dalam rilis 6 Desember 2002, Kementerian Ekonomi dan Transport Hungaria menyebut pihaknya mendapatkan offset senilai 165 juta euro pada kontrak leasing perdana dengan Saab. Bentuk ToT pun bisa berlaku in-direct, artinya tak harus terkait dengan jet tempurnya sendiri. (Haryo Adjie)
@Bung Yuli: Gripen itu sudah cukup ngeri bahkan buat lawan Flanker KW China yg udah masang radar AESA duluan daripada buatan Rusia. Gripen udah pake Meteor, udah bisa bawa NSM buat senjata serang darat dan anti kapal, dan bisa dioperasikan dg mudah di jalan raya yg sempit asal lurus. Urusan jangkauan tempur juga gak masalah buat Gripen toh untuk misi jarak jauh bisa air refueling atau bawa Tanki eksternal atau Air refueling. Bawa senjata banyak-banyak itu juga gak mungkin Bung Yuli, utamanya kalo misi tempur udara, pespur hanya bawa 4 rudal udara jarak jauh dan 2 rudal udara jarak pendek/menengah, kalo misi CAP mereka cuman bawa 2 rudal udara jarak jauh dan 2 jarak pendek. Gak mungkin 1 pespur mau bawa 8-12 rudal sekalian untuk misi tempur, itu konyol namanya karena selain boros senjata juga akan menambah RCS. Bahkan kalo dalam misi serang darat/SEAD/maritim beberapa pespur yg membawa rudal jelajah hanya akan membawa sedikit rudal udara, itu karena mereka akan dikawal oleh 1 flight yg lain.
@Pangsit Polandia aka Rukimin: ane jawab sekalian dimari ya, karena artikel sebelumnya udah ditutup kolom komentarnya Ama bung admin.
1.) RCS Su-35 itu pada dasarnya sama dg Su-27/30, sekitar 10-15 m², yg membedakan adalah elemen selubung seperti cat penyerap gelombang radar, panas dsb. Bahkan jika pake itu RCS Su-35 masih lebih gede 0,5m² dari RCS F-16 atau Gripen. Kalopun ente nyebut PESA bisa mendeteksi F-16 dari jarak 180-250 km, seperti yg ane sebutin di artikel sebelumnya, itu radarnya masih harus difokuskan pada 1 titik tertentu, bukan dalam sorot area yg lebar/ wide area range detection. Kecuali kalo Su-35 bawa AWACS itu lain perkara.
2.) Kalo ente bicara soal RWR, gini ya Dhek, deteksi radiasi atau Noise pada pespur gak akan selengkap kalo ente pake pesawat ELINT/SIGINT atau Pespur dengan dedikasi EW macam E/A F-18 Growler. RWR pespur memang bisa menangkap sinyal radiasi/noise tersebut tapi masih akan kesusahan untuk mendeteksi dari mana sumbernya atau siapa yg mengirimkan. Ibarat kata ente lagi digunung atau di perbukitan. Ente mungkin bisa memperkirakan arah dan jarak orang yg lagi nyorot ente pake senter dari kejauhan kalo ente lagi di posisi yg pandangannya luas dan tidak terganggu. Tapi beda cerita kalo orang yg nyorot ente tadi teriak buat komunikasi dengan temannya dan dibalas sama dia. Ente mungkin bakal denger suara teriakan tadi, tapi ente bakalan kesusahan buat nentuin dari mana sumber teriakan tadi atau berapa jumlah orang yg ikut teriak kalo ada beberapa yg nyautin.
3.) Nah, soal radar pasif, semua sensor radar pespur barat juga punya radar pasif Dhek, gak cuman punya Rusia aja. Masalahnya radar pasif itu gak bisa buat ngunci objek/target sasaran apalagi kalo itu diluar jangkauan radar senjata. Masalah selanjutnya, radar pasif itu gak bisa real time mendeteksi terus menerus karena gelombang radar yg dipake adalah gelombang panjang, dia akan ada jeda waktu dan itu hanya akan jadi perkiraan. Makanya ada IRST buat mendeteksi pespur dg RCS super kecil macam F-35 atau F-22. Bahkan kalo ente bilang RCS F-35 dan F-22 cuman kecil dibagikan depan bukan seluruhnya, keseluruhan penampang RCS F-35 dan F-22 masih jauh lebih kecil dari Su-57 sekalipun apalagi mana ada pespur langsung ngasih pantat begitu mau tempur. Hhhhhhhhhh.
So, itulah alasannya kenapa sekelas India aja bukannya ngelirik Su-35 malah ngelirik Rafale. Mungkin India juga bakal nunggu F-35 kalo F-35 yg sudah “diperbaiki” bisa segera tersedia buat kalangan umum. Bye-bye Alutsista Rusia, bye-bye Su-35. Hhhhhhhhhh
Mbah gatol kalo mau menggiring opini harus cerdas terlebih dahulu dan banyak belajar.
” Kalo 1m² cuman sampe dibawah 120 km ”
Itukan karangan imajinasi mbah gatol bukan produk analisa para pengamat militer profesional akibat mainmu kurang jauh mbah.
Kemampuan 350 km itu utk AWACS, sementara klo utk pespur sejenis Rafale dan F-16 maupun gripen terdeteksi di kusaran 180 – 250 km. Sementara utk F-35 dikisaran 80 – 100 km, tapi…..😁😁…ada tapinya mbah.
Mbah gatol jng lupa bahwa SU-35 dilengkapi dng radar pasif jg yg menjejak radiasi radar maupun data link dr pespur musuh. Selama pespur lawan mengaktifkan radar dan data linknya, disitulah SU-35 mengunci sasaran tanpa disadari oleh pespur musuh. Kalo di Rafale perangkat ini disebut Spectra.
Bagaimana dng radar AESA F-16 maupun F-35.? Jangkauan 180 km itu maksimumnya klo utk mendeteksi benda dng RCS besar spt kapal atau pesawat komersial. Bukan medeteksi sekelas SU-35. Main2 ke lapak sebelah mbah buat nambah bekalmu. Atau bisa jg iseng2 ente sowan ke Quora. Biar paham banyak bukan cuma ngikuti sales hoax doank…🤣🤣🤣
Ya. Salaamm…😂😂
Gripen ini mestinya melakukan terobosan yang luar biasa atau menurunkan harga gila2an untuk bisa merebut hati pembeli…
Saya rasa akan lebih bersaing jika mengadopsi double engine dan memperbesar body pesput untuk meningkatkan jangkauan dan juga load… sehingga bisa membawa lebih banyak rudal dan lebih efektif dalam melakukan misi seperti patroli…
Jika terus berpaku pada jargon biaya terbang dan maintenance yang murah itu akan membunuh produk ini sendiri… apalagi jika semakin marak type wingman, maka pespur ini akan semakin menuju kepunahan
Iya, jangkauan deteksi Su-35 Ampe 350 km Dhek, tapi ente gak nambahin kalo itu cuman cakupan area kecil, bukan wide area. Apalagi itu cuman bisa buat deteksi objek Segede gaban kayak AWACS atau tanker. Kalo pake mode wide area radar PESA Su-35 cuman bisa deteksi 130-150 km buat RCS 3-5 m². Kalo 1m² cuman sampe dibawah 120 km. Masalahnya RCS Gripen atau F-16 bisa 1 m² dan radar AESA terbaru mereka bisa mendeteksi Su-35 dari jarak 180 km.
So, sebelum Su-35 mendeteksi pespur medium macam Gripen atau F-16, Su-35 udah di lockdown sama Meteor atau Amraam. Makanya dulu Su-30 MKI India, ngacir dikejar AMRAAM soalnya belum sempat nemuin F-16 Pakistan udah dikejar duluan. Hhhhhhhhhh
Nah, sekarang bayangin kalo Su-35 ketemu F-35 yg RCSnya Ampe 0,005 m², itu paket radar PESA Su-35 baru ketahuan dari jarak 35 km, kalo pake IRST cuman dibawah 55 km. Pilot Su-35 begitu liat F-35 sepersekian detik udah pindah alam tuh pilot kalo gak terbang rame-rame. Hhhhhhhhhh
Mau upgrade radar ke AESA ya? Jangkauannya brp Km.? Klo cuma 180 km gak banyak guna, apalagi cuma pespur Gen.4,5 yg non siluman.
SU-35 tuh radarnya walau PESA tp jangkauannya 350 km…..wuiiihhh seremm, menakutkan. Radar pespur musuh blom sempat menjejak malah sdh kena kiriman rudal BVR milik SU-35. Merinding bukan…😁😁
Ya. Salaamm…😂😂