Tampil Lebih Garang, Helikopter AKS AW159 Wildcat Kini Dibekali ‘Sayap’ Bersenjata
|Jagad pemerhati alutsista tentu telah mendengar tentang kemampuan helikopter anti kapal selam (AKS) Leonardo AW159 Wildcat, khususnya saat helikopter ini resmi diakuisisi oleh AL Filipina beberapa waktu lalu. Dan belum lama ini, Leonardo memperkenalkan kemampuan baru dari Sang Kucing Liar ini, dimana AW159 Wildcat dapat dipasangi sepasang sayap. Seperti sudah diduga, penambahan sayap bukan untuk urusan aerodinamis, melainkan agar Wildcat dapat lebih banyak menggotong persenjataan dalam sekali terbang.
Baca juga: AL Filipina Terima AW159 Wildcat, Helikopter Anti Kapal Selam dengan Radar AESA
Dikutip dari Janes.com (6/3/2020), Louis Wilson-Chalon, maritime marketing manager Leonardo Helicopters UK menyebutkan, bahwa sayap yang dirancang aerodinamis ini dapat membawa muatan persenjataan 360 kg pada tiap sayap. Bahkan pihak Leonardo mengatakan endurance helikopter dapat meningkat berkat adopsi sayap ini. Komponen sayap dibuat dari material alumunium dan karbon komposit.
Dari skenario yang dirilis Leonardo, sayap baru di Wildcat dapat membawa 20 rudal udara ke permukaan Thales Martlet. Kombinasi lain, yaitu kedua sayap dapat menggotong empat rudal anti kapal MBDA Sea Venom, atau campuran berupa dua Sea Venom dan 10 Martlet. Pihak Leonardo menyebut, serangkaian uji coba pada kemampuan sayap ini telah dilakukan pada Wildcat milik AL Inggris (Royal Navy) yang berasal dari Carrier Strike Group 2021 (CSG21).
Wildcat dengan sayap pertama kali diperlihatkan pada ajang UK Naval Engineering Science & Technology (UKNEST) di kapal induk HMS Prince of Wales, yang berlabuh di Pelabuhan Liverpool pada 2 Maret 2020. Rencananya Wildcat dengan konfigurasi sayap bersenjata akan diuji coba di wilayah Timur Tengah dan Pasifik, termasuk dalam rencana adalah penembakan secara langsung dari sayap.
Meski dipamerkan perdana di atas kapal induk HMS Prince of Wales, namun pihak AL Inggris justru bakal menggelar Wildcat bersayap perdana di frigat Type23 dan kapal perusak Type54, helikopter memang digadang sebagai bagian dari pertahanan berlapis pada kapal perang yang ditempatkan Inggris di wilayah konflik.
Baca juga: K745 Blue Shark, Inilah Torpedo pada Helikopter AW159 Wildcat AL Filipina
Rudal Sea Venom saat ini masih dalam tahap pengembangan dan rencananya baru resmi digunakan pada Januari 2022 oleh beberapa negara NATO. Alhasil konfigurasi pada sayap Wildcat untuk saat ini difokuskan pada membawa rudal Martlet, torpedo anti kapal selam BAE Stingray, bom laut (depth charges) Mark 11 dan gun pod senapan mesin berat. (Bayu Pamungkas)
Tinggal.bawa 4 heli 2 buat anti kapal selam 2 buat anti kapal permukaan kan beres
Cocok buat Pinoy yang punya heli sama buat nembakin gerombolan Abu Sayyaf yang hobi culik WNI buat jadi bahan tebusan
Kucinggarongnya tambah mantap dan pede
Minimal ads efek getar … selain bantu serang saat perang lokal ….seperti tni kita yg lbh banyak di simpan dan buat latih di akhir expaired jk ada
Modelnya terkesan sangat dipaksakan. Dng gotongan sebanyak itu berpengaruh kepada kelincahan sang heli utk bermanuver, bahkan condong membahayakan, krn bakal jd santapan rudal pertahanan udara gotongan Korvet, frigate maupun Destroyer yg jangkauannya lebih jauh dr rudal anti kapal yg dibawa heli kucing liar ini.
seperti nya utk korvet yg minim pertahanan udara nya msh bisa digunakan bung. contoh korvet KRI diponegoro yg hanya mengandalkan SAM shorad.. MISTRAL tetral yg jangkauan nya msh 5km.. sementara rudal anti kapal MBDA Sea Venom yg dibawa heli ini jangkauan nya 20 km. selain itu heli ini secara harfiahnya utk memburu kapal selam.. yg di gotong mestinya torpedo yg di perbanyak.. klo pun rudal paling beberapa biji doang