Advanced Hawk: Dibekali Air Refueling System, Ini Performa Maksimal Keluarga Hawk 100
Di arsenal jet tempur TNI AU, kodrat Hawk 109 dan Hawk 209 sudah dipatok sebagai penempur lapis kedua yang punya peran tempur taktis. Meski dari aspek payload ada perbedaan, tapi keduanya dapat menggotong jenis senjata yang serupa, bahkan Hawk109/Hawk 209 sama-sama tidak dilengkapi kanon internal. Namun bila ditelaah lebih dalam, Hawk 209 sanggup terbang lebih lama dan lebih jauh berkat adanya fasilitas air to air refueling, berbeda dengan Hawk 109 yang tandem seat, jet tempur yang dijuluki Lead In Fighter Trainer ini harus pasrah terbang sesuai kapasitas tangki bahan bakar.
Baca juga: Hawk 109 – Lead In Fighter Trainer dengan Peran Tempur Taktis
Sejak keluarga Hawk 100 mulai dirilis British Aerospace (BAe) pada awal dekade 90-an, berlanjut ke akhir tahun 2016, tidak satu pun varian Hawk 100 yang dilengkapi fasilitas refueling probe. Kodrat Hawk 100 (untuk versi TNI AU disebut Hawk 109) hanya dipatok pada jet latih tempur dengan kemampuan serba terbatas, terlebih dari segi endurance. Baru kemudian ada gebrakan yang terbilang revolusioner, di pameran dirgantara Aero India 2017 yang berlangsung 13 – 18 Februari lalu di Bangalore, BAe Systems dan Hindustan Aeronautics Limited (HAL) resmi meluncurkan versi terbaru Hawk yang paling mutakhir, diberi label Advanced Hawk, jet latih tempur dengan kemampan ground attack ini dilengkapi refueling probe.
Baca juga: TNI AU Lakukan Upgrade Radar Warning Receiver Untuk Armada Hawk 109/209
India yang berstatus rawan pecah konflik dengan Pakistan, memang berusaha menyiapkan kekuatan udara dengan segala upaya. Selain bintang-bintang utama seperti Sukhoi Su-30MKI, Mirage 2000, MiG-29, Specat Jaguar, MiG-21 Bishon, dan Tejas, AU India juga menyiapkan bala bantuan cadangan, yaitu bilamana diperlukan armada jet latih tempur diharuskan dapat mengambil peran dalam babak pertempuran. Dan yang dipersiapkan sebagai penempur cadangan lapis kedua adalah Hawk MK132.

India sampai saat ini menjadi pengguna terbesar keluarga Hawk 100, setidaknya AU India mengoperasikan 106 unit Hawk 132 yang disokong mesin Rolls-Royce Adour Mk 871. Karena India membeli dalam jumlah besar, maka nilai ToT (Transfer of Technology) yang didapat juga signifikan, ini terbukti dengan HAL yang merilis versi Hawk i pada awal tahun ini. Nah, menengok kebisaan Hawk 200 yang dibekali air refueling probe, menjadikan HAL terobsesi untuk menawarkan versi baru Hawk 100, dan yang ini disebut Advanced Hawk.
Baca juga: Hawk 209 – Lightweight Multirole Fighter Penantang F/A-18 Hornet
Karena Advanced Hawk tak hanya diproyeksi untuk kebutuhan India, agar moncer dalam pasar ekspor, sedari awal HAL telah melibatkan BAe Systems dari Inggris pada rancangan Advanced Hawk. Bukan sekedar pemasanan air refueling probe pada bagian hidung, sejumlah pemaharuan dilakukan untuk mengurangi tuntutan pelatihan pada pesawat tempur utama yang memakan biaya operasional besar.
Meski sosoknya tak berbeda dengan Hawk 109 milik TNI AU, tapi sejumlah peningkatan telah dilakukan pada Advanced Hawk, diantaranya pada bagian sayap ekor dibekali defensive aids suite, pada bagian ini terdapat komponen RWR (Radar Warning Receiver) dan counter measure dispensing system. Guna membawa jenis senjata yang lebih beragam, pada struktur sayap telah diberi kekuatan pada combat flap.
Baca juga: ADEN 30mm – Senjata Utama Hawk 100/200 TNI AU
Pada bagian kokpit juga di-upgrade dengan keberadaan datalink, sensor simultan,digital head up display, autopilot, dan ground proximity warning system. Terkhusus untuk kapasitas beban, Advanced Hawk sudah dibekali smart weapon enabled, laser designation pod, dan centerline dual purpose fuel. Di Aero India 2017, beberapa senjata yang dipajang untuk Advanced Hawk seperti smart bomb Paveway, ruda udara ke permukaan Brimstone, dan rudal udara ke udara Cobham.
Lain dari itu, Advanced Hawk dilengkapi perangkat elektronik yang serupa Hawk 109, seperti komponen elektronik pada bagian hidung berupa sensor penjejak laser (laser range finder) dan perangkat FLIR (Forward Looking Infra Red). (Haryo Adjie)
Menurut saya ini produk yang di beli oleh TNI AU dengan jumlah yang banyak…Impiannya dengan membeli sebanyak itu, untuk kedepannya bae mau di produksi di dalam negeri ..Tapi ya itu kena embargo, pengiriman terakhir sempat ditelantarkan di Thailand. Setidaknya inilah kuda beban TNI AU…Wajar sudah saatnya di upgrade…Tempo lalu sempat ditawari…Gak tahu gak diterima proposalnya
pesawat lapis kedua sgt kita butuhkan…tugas cap sgt tdk ekonomis jg diserahkan pada pespur sekelas Sukhoi atau falcon sekalipun…nyiasatinya ya beli pespur murah dan banyak skadron…kuantitas adalah suatu kualitas kata stalin…
Hawk pespur bagus kok…kalau harganya reliable kenapa nggak…
Ini juga nanggung, kalo dijadiin CAS, ga bisa bawa peluru banyak, aslinya ga ada gun pod untuk senapan mesin. Di kita paling banyak butuh padahal.
Pesawat bagus, khusus utk latih jet, kecepatan maksimum tak sampai mach 1 (1x kec. suara). Tapi masih inget peristiwa hawk tniau yg ditelantarkan di thailand atau penggunaan Scorpion yg diprotes shg harus ditarik dari operasi di Aceh. Heran, kenapa Indonesia masih mau beli alutsista buatan Inggris, mahal dan rewel.
Lebih bagus T50i, selain sudah bisa mencapai kecepatan suara, juga Korsel memberikan kesempatan utk dirakit di Indonesia, padahal hanya beli 16. Dari pelajaran pembuatan LPD kelas Makassar yg disusul pembuatan didalam negeri hingga bisa jual ke negeri lain, harapannya kita bisa kerjasama dg Korsel utk alutsista lainnya.
Musti beli 1000 mesin, baru rolls royce ngasih ToT mesin
Takut di embargo klo pesawat dari UK atau US. Mendingan beli T-50i sekuadron lagi. Biar ToT lebih banyak
ya Mesinnya buatan Amerika juga…tambah lagi Korsel sekutu Amerika…sama aja resikonya…yg aman buata sendiri walau cm baling baling bambu…
Kabarnya advanced hawk ditolak AU India krn terindiksi suap.
Heran…produk british sebenarnya berkualitas tinggi tapi kenapa aromanya lekat dg bau-bau amis?
Ehhhh kok jadi lupa….kalo heli awe bikinan negara mana siy?
Sama dengan Hawk 109/209 kita
Ada proses mark-up gila gilaan pada waktu pembelian dulu
Harga Hawk 109/209 TNI hampir sama dengan F/A-18 Hornet yang merupakan penempur sejati
Yang berhasil membongkar skandal tersebut justru dari media Inggris
Hebatnya pemerintahan kita saat itu sanggup membungkam kekritisan media dalam negri.
Kisah yang sama kembali terjadi dlm pembelian scorpion&scimitar…dg nilai yang sama, kalo dibelikan ranpur sekelas buatan korsel,kita bisa memperkuat 1 divisi mekanis
Rugi besar itu bu
Coba kalo nggak kejadian. Ada 1 divisi mekanis di depan mata hehe
@moel3ni
Dan mas agus mungkin akan pikir2 sebelum mundur dr dunia militer krn komandan divisi kan pangkatnya bintang satu ?!!!
Upssss…..
Kita beli mahal sekalian bluprint karena akan di buat di indonesia suku cadangnya .Dan tool kitnya akan di pindahkan ke Indonesia . Tapi malang Inggris dipaksa AS untuk mengembargo Indonesia .Pengirimannya jadi tersendat malah sampai di tinggal di Thailand. Mungkin India yang mengantikan posisi Indonesia sehingga bisa mengembangkan hawk ini . Dengan kemampuna India membuat suku cadang maka kita bisa beli sucad kesana dan HAWK kita bisa dipertahankan kebradaannya sepanjang kita ingini .