Di Tengah Prahara, Myanmar Bakal Jadi Negara Kedua di Asia Tenggara yang Gunakan Panstir S-1
|Myanmar kini tengah dilanda prahara, setelah Aung San Suu Kyi, pemimpin partai National League for Democracy (NLD) dan Presiden Presiden Win Myin dikudeta oleh pihak militer pada Senin (1/2/2021) dini hari. Dan terlepas dari sengkarut politik yang ada di Negeri Para Jenderal, belum lama ini Myanmar justru baru saja meneken kontrak pengadaan baterai sistem hanud Pantsir S-1 dari Rusia.
Baca juga: Lewat Operasi Rahasia, Amerika Serikat Angkut Pantsir S-1 dari Libya ke Lanud di Jerman
Dikutip dari Kantor Berita Rusia, TASS (22/1/2021), disebutkan telah ada kesepatakan bahwa Rusia akan memasok sistem hanud Pantsir S-1, drone kombatan Orlan-10E dan sejumlah paket radar. Perjanjian tersebut ditandatangani pada sebuah upacara yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu, yang berada di Myanmar dalam kunjungan resmi, dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Min Aung Hlaing.
Pasca mendapatkan embargo persenjataan dari Eropa dan Amerika Serikat, militer Myanmar berhaluan pasokan pada Rusia. Sejak 2001, Rusia telah memasok Myanmar dengan beraga alutsista, sebut saja 30 jet tempur MiG-29, 12 jet latih tempur Yakolev-130, sepuluh helikopter serang Mi-24 dan Mi-35P, 8 sistem rudal hanud Pechora-2M berikut radarnya, beragam jenis kendaraan lapis baja dan artileri. Dan yang paling bergengsi adalah Kontrak enam unit Sukhoi-30SME, yang beberapa unit telah dikirim ke Myanmar.
Di dunia maritim, Angkatan Laut Myanmar baru saja menerima ‘hibah’ kapal selam Kilo Class dari India, dan ini tentunya tak terlepas dari dukungan dan restu dari Moskow.
Dengan pemesanan Pantsir S-1, maka menjadikan Myanmar sebagai negara kedua di Asia Tenggara yang mengoperasikan sistem hanud hybrid tersebut. Dimana sebelumnya, Pantsir S-1 telah dioperasikan oleh Vietnam.
Baca juga: Lawan Pengaruh Cina, Jadi Alasan India Hibahkan Kapal Selam Kilo Class ke Myanmar
Pantsir S-1 mengedepankan konsep hybrid SHORAD (Short Range Air Defence) lewat kanon empat laras kaliber 30 mm. Sementara kebutuhan hanud jarak menengah hadir lewat konfigurasi rudal 57E6. Baik kanon dan rudal dikemas dalam satu wahana, plus platform dapat bergerak mandiri dengan generator, perangkat sensor, ruang kendali FCS (fire control system) dan radar yang kesemuanya terigentegrasi dalam kontainer di satu truk. (Bayu Pamungkas)
Sebetulnya nelongso, kalau baca Myamar beli pesawat 30 biji sementara kita cuma …….biji
Itupun maju mundur seakan-akan pertahanan bukan prioritas .
Analisa sya Myanmar jadi ajang proxy antara As- India- Tiongkok terbukti. semoga tidak terjadi Pol Pot ke 2.
Kanon dan rudal memang dlm satu wahana sayang tidak bisa mengeksekusi 2 target bersamaan dgn senjata yg berbeda. Ini yg dieksploitasi Isreal.
engak ada itu om,negara miyanmar,negara cendrung tertutup bahkan china juga sulit untuk mempengaruhi kebijakan penguasa disana,paling tekanan untuk junta militer akan dilakukan pihak barat,sedang china coba untuk mendukung karna rekanan bisnis.
sedang aung san suki itu engak besar pengaruhnya di mata rakyat mianmar.
intinya engak ada kubu oposisi yang mampu menandingi junta militer,jalan satu satunya ya tekanan internasional.
kemungkinan kedua su kyi tidak disukai tetapi rakyat mulai jengah dengan militer dan beralih mendukung.su kyi yg berhaluan demokrasi. buktinya partai nld menang banyak 83 persen. mangkanya kalangan militer kebakaran jenggot padahal mereka sudah dapat jabatan banyak mulai dri kemendagri, kemlu.
kalou suka engak suka itu hal lumrah seperti pro dan kontra selalu ada,yang jadi permasalahan adalah militer kuat rakyat sulit akan sulit mendapatkan kesempatan untuk merubah haluan politik.
sipil yang kuat ada dinegara demokrasi dan terbuka,tidak pada negara cendrung tertutup seperti korut dan mianmar.
Israel pun sering dieksploitasi Hamas ataupun Fatah, belum lagi Hezbolah makanya irondome nya sering kedomdoran juga hadapi serangan, banyak yg tetap bisa lewat dan meledak. Paling tidak Myanmar berani eksekusi buat kebutuhan mereka berani beli dari Rusia setelah diembargo barat. Lebih baik punya senjata dari pada tidak miliki sama sekali, negara agresor akan segan dan berfikir ulang dulu cari celah, saat perang tak ada yang jamin senjata jelek tak berguna dan senjata baik dijamin efektif berhasil serang, destroyer Arleigh Burke Class pun 2 x mlenyok rusak parah makan korban disosor kapal niaga mungkin karena terlalu canggih hingga tak mampu deteksi unarmed vesel.
Weleh-weleh, masih untung kaprang amrik tubrukan sama kapal tanker robek lambung dan tidak tenggelam daripada kaprang rusia yang begitu ketemu kapal sapi langsung menenggelamkan diri dengan sukarela.
Terbukti memang persenjataan Rusia yg bernama sistem hanud Pantsir S-1 ini Sangat Strooonggg Bingiiittt dan laris manis. Bukan hanya Myanmar dan Vietnam saja yg terpikat. Bakhan sang Paman Gober pun kesengseng berat dng sistem hanud ini. Sebab paman gober gak punya mainan yg beginian alias ga bisa buat jg. Adanya cuma
sistem patriot jadul saja yg jadi andalah pemaksaan jualannya beserta THAAD yg sdh usang. Makanya spy bisa buat, paman Gober terpaksa pake cara nyolong dulu..😁
Kegeeran loe, pantsir yang di libya itu diambil mau dicat ulang dengan warna2 dekoratif dan dijadikan hiasan seni kontemporer 3 dimensi di toilet gedung putih.
Masuk koleksi museum alutsista namun dibongkar dan dipelajari dulu
Memang menerima.kenyataan itu menyakitkan ya Ntung.
Tp itulah kenyataan pahit yg harus diterima para fans boy barat Amatiran bahwa paman gober mencuri senjata Rusia krn memang persenjataan Rusia Sangat Stroongg Bingiiiiit dan paman gober gak sanggup utk menciptakan persenjataan yg berkualitas spt itu.
Jangan cuma ngoceh program Lend lease yg dilupakan Stalin waktu pd2 mendongkrak industri militer Soviet yg quality controlnya amburadul karena Amerika ngirim mesin2 industri langsung ga cuma bantuan militer dan logistik
mreka jg nawar mau ngebeli s-400 sekennya turki….haduh
Kita semakin ketinggalan…dan mulai d salip kanan kiri…wesss wesss….negeriku sangat rentan dr intervensi asing…
Kita kan dah punya 2 baterai nasams bahkan udah ada video pengoperasian nasams milik TNI au di teluk naga kemarin di FB lembaga keris
NASAMS itu cenderungnya statis… sedangkan Russia memang dari dulu mengembangkan sistem hanud yang mobile, mungkin karena faktor luas wialyah dan kebutuhan untuk mendukung pergerakan pasukan infanteri… dari segi mobilitas terutama persiapan sistem sampai siap operasi saat berpindah sangat berbeda… sistem statis sangat rentan untuk di hindari atau dilumpuhkan, bahkan sistem mobile sekalipun juga masih rentan untuk diserang, tapi efek dari mobilitas membuatnya sulit diprediksi posisinya dan itu sangat membantu di medan perang…
Ketinggalan dalam hal apa Indonesia sdh punya NASAMS.
NASAMS, Skyranger, Mistral, starstreak, Grom, TD 2000, QW 3, strella, Si mbah samberlangit S 60 dst, dst, dst.
Itu Myanmar punya Pechora
Intervensi ga melulu dgn alutsista dan investasi
Radikalisasi juga
Nah itu dia, radikal itu maksudnya radi nakal begitu kah makanya wajib di hukum berdiri diluar kelas sampai insyaf dan raportnya dibanyakin merah supaya tak naik kelas.