[MAKS 2019] Kejar Ketertinggalan, Inilah Parade Drone Kombatan dari Rusia
|Selain menampilkan beragam jet tempur pesohornya, ajang Pameran Dirgantara MAKS 2019 di di Bandara Zhukovsky, Moskow, juga menyuguhkan arsenal alutista Rusia lainnya. Sebut saja di lini drone alias UAV (UAV/Unmanned Aerial Vehicle), di MAKS 2019 Rusia memperlihatkan parada drone yang punya kemampuan kombatan atau akrab disebut UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicle). Beberapa adalah ‘muka’ lama, tapi kali ini semua ditampilkan dalam satu event besar.
Baca juga: “Altair,” Prototipe Drone Tempur HALE Rusia dengan Dua Mesin Propeller
Berkaca dari keterlibatan Rusia dalam operasi tempur di Suriah, ada paradigma baru yang kini jadi pemahaman Negeri Beruang Merah. Persisnya bagaiaman Rusia harus merespon kebutuhan sekaligus antisipasi dari tactical drone yang berukuran kecil. Selain acap kali menerima serangan dari drone bunuh diri, di palagan Suriah, Rusia mulai ‘mempekerjakan’ drone sebagai pengintai, pengumpul data target dan kerusakan akibat serangan.
Sejak awal pecahnya Perang Suriah, total Rusia telah menerbangkan mini tactical drone sepanjang 140.000 jam terbang. Wajar jika pengalaman mereka di Suriah menjadi cukup matang dalam implementasi drone kombatan selanjutnya.
Kendati masih berada di atas angin dalam peperangan di Suriah, namun pihak Rusia mengaku teknologinya sudah jauh tertinggal ketimbang negara lain yang mengoperasikan sistem serupa yang lebih andal. Sebut saja MQ-9 milik Amerika Serikat, Anka and Bayraktar milik Turki, dan Shahed 129 milik Iran, drone-drone canggih bersenjata ini tidak hanya bisa melakukan misi pengintaian, melainkan dapat menyerang target yang terkunci.
Tidak hanya kalah dari aspek persenjataannya saja, drone milik Rusia juga terbukti kalah dari segi fleksibilitas, ketahanan ketika menjalani sebuah misi, jarak kendali, hingga kendala pada elemen visual.
Melihat ada celah kelemahan pada sektor adopsi drone, Pemerintah Rusia dan sejumlah otoritas terkait telah melakukan terobosan untuk membantu pendanaan riset agar militer Rusia dapat mengembangkan drone kombatan lebih maju dan tidak kalah dengan negara-negara lain.
Dikutip dari defense-update.com, inilah parade drone intai dan kombatan Rusia yang ditampilkan statis di MAKS 2019:
Orlan 10
Ini merupakan drone mini yang digunakan untuk melakukan misi pengintaian di ketinggian rendah (1.000 – 1.500 meter), peran kedua Orlan 10 untuk electronic warfare serta mengambil peran sebagai transponder yang mentransmisikan informasi intelijen ke pusat kendali. Drone dengan bobot 15 kg ini punya payload 6 kg. Orlan 10 telah dilibatkan Rusia dalam misi di Ukraina, Suriah dan Libya.
Forpost M
Drone kembangan dari Forpost versi terdahulu ini dilengkapi dengan radar pengintai laut dan darat dan dibekali dua hard point untuk mengangkut senjata dan amunisi dalam skala kecil. Forpost M merupakan varian lain drone Searcher produksi Israel Aerospace Industries. Rusia memproduksi drone ini berdasarkan lisensi dari Israel.
Orion-E
Dengan bentang sayap mencapai 16 meter, Orion E dirancang untuk beroperasi di ketinggian maksimum 7.500 meter dengan jangkauan 250 km. Dengan maximum take-off weight (MTOW) mencapai satu ton, Orion-E dapat mengangkut muatan hingga 200kg. Drone ini masuk dalam kualifikasi MALE (Medium Altitude Long Endurance).
Baca juga: Kronshtadt Orion-E – Bukti Eksistensi Rusia di Pasar Ekspor Drone Tempur
Orion-2
Kembangan dari Orion-E ini mampu beroperasi di ketinggian maksimum 12.000 meter dan memiliki bobot maksimum saat tinggal landas 5 ton. Diasumsikan, prototipe drone ini akan mulai mengudara pada tahun 2020 atau 2021. Menurut pihak pengembang, baik Orion-E dan Orion-2 ini akan dirakit dengan menggunakan material komposit sebagai fondasi utamanya.
Altair
Drone bermesin twin propeller ini bertitel High-Altitude Long Endurance (HALE) ini digadang-gadang mampu mengangkut payload hingga satu ton dan beroperasi di ketinggian maksimum 12.000 meter dan mission range mencapai 10.000 km.
Korsar
Drone yang dikembangkan untuk tactical mission ini merupakan salah satu yang dipersenjatai dan dirancang untuk beroperasi di ketinggian yang sangat rendah dengan jangkauan operasi 120 km. Korsar dirancang untuk membawa beberapa muatan (EO/IR, electronic combat) dan mampu bertahan hingga durasi 10 jam pengoperasian.
Frigate
Dikembangkan dengan menggunakan tilt-rotor dan dua baling-baling, Frigat dicanangkan mampu take-off dan landing dalam keadaan vertikal (Vertical Take-Off Landing/VTOL).
Sukhoi S-70 Okhotnik B
Inilah drone bermesin jet yang baru saja sukses terbang perdana. Drone rancangan Sukhoi dengan desain stealth ini merupakan salah satu yang paling diidamkan oleh banyak negara, karena dapat beroperasi dalam dua metode: manned dan unmanned. Su-70 Okhotnik B kelak akan dioperasikan oleh Russian Air Force. (Nurhalim)
Nyimak 😂
Mau ketawa saja melihat komen tungkir yang membabi buta. Jadi seru nih blog dengan munculnya makhluk satu ini
Tp seru bung kalo ada beliau, walau komennya tdk bs diterima pihak lawan termasuk ente, tp argumennya masih berkaitan dng topik.
Beda dng si Ntung yg katanya PHd padahal cuma PHP. Komennya selalu ” Maaf diluar topik”……….hbs itu hitungan mbual sepanjang panjangnya, menurut kemauan dia…..hehehe. Fans boy diajak masuk alam pikiran khayalan dia. Untungnya para fansboy sdh pinter semua, gak termakan bualan liarnya. Malah justru senjata makan tuan bagi dia, di usir di blog manapun…..😀😀😀
setuju rusky,siayam kalah argumen malah nyerang pribadi gitu sih.
menanggapi komentar dari ayam jago tentang network centric warfare yang jadi prioritas panglima, ada yang bilang begini, (sekalian saya sebut orangnya) :
——————————
Raden_tungkir 31/08/2019
Bhuahahaa prioritas Tni ape prioritas hayalan ente,,,sakit perutku liat komentar fans boy yg senang digondolin us ame barat 🤣😂🤦♂️🙆♂️
——————–
Mbok ya situ sebelum ketawa itu ngaca dulu toh? Nah kalo ngaca sambil nyengir, mana tahu ada potongan cabe masih nyangkut di gigimu. Habis ngaca, silakan baca artikel ini lho ada anggota dpr yang bilang tentang network data centric yang jadi prioritas Pak Hadi sekarang :
https://www.google.com/amp/s/nasional.tempo.co/amp/1040083/jadi-panglima-hadi-tjahjanto-usung-network-centric-warfare
Jadi tolong dong Kir, sebelum komentar itu mbok ya kamu itu riset dulu sebelum kamu mempermalukan dirimu sendiri lewat komentarmu.
Aku itu justru merasa kasihan lho sama kamu, Kir.
Jiahhhhh si itung pakai kata2 kasihani ane, justru ane yg kasihan ame ente tung ngefans kok pakai cinta buta,,,bhuahahahaaa
Oke,,,,kita masuk pertanyaan berikutnya ye tung, apakah network centrik otamatis menggunakan link data 16 atau gk bisa/gk boleh menciptakan link data sendiri????? 🤔😝😜
marsekal hadi mengembangkan network centrik yg bertujuan agar satu komando dalam tiga matra = link 16
Yang jelas bukan pakai data link dari Rusia.
Ngimpi aja elu kalo datalink rusia yang dipakai, nggak bakal.
Soal datalink itu mau pakai dari Amrik, dari Israel, atau dari lokal itu bukan urusan saya toh? Alutsista kita banyak pakai produk dari Nato jadi datalink yang dipakai kemungkinan besar datalink yang dipakai oleh kebanyakan negara2 nato sebagai batu lompatan atau shortcut untuk pengembangan datalink lokal.
Mau pakai yang mana, nggak ada hubungannya dengan betapa malunya elu karena ngetawain prioritas network centric warfare, elu khan udah terlanjur malu khan? Udah ngaku aja deh. Makanya ngaca dulu sebelum ketawain orang biar elu nggak kena perangkap yang elu gali sendiri.
emang ane pernah nyebut pengen gunakan data link rusia????? Biar dimana pun ente cari komentar ane kagak pernah nyebut bahwa ane pengen indonesia gunakan data link rusia, justru ane senangnya indonesia gunakan data link sendiri meski tk sebaik data link luar tp judulnya punya sendiri, seiring waktu kwalitasnya pasti membaik, udah ane tekankan dr awal ane bukan fans boy seperti ente’ kalau emang ane selalu bela produk rusia karena emang produk rusia selau diserang us/barat dan fans kebelingernya, kalau ane selalu ambil perbandingan dr produk militer rusia karena untuk saat ini yg sejajar ame produk militer us/barat ya emang rusia’ moso ane ngambil perbandingan dr produk militer china, ya gk mungkin lah tung,,,,ngaca ye tung pakai cermin yg besaaaarrrrrr 🤣😂😝😜
Amerika itu klu tdk bermohon ke soviet? Maka amerika tdk akan tau pesawat siluman & mmbuat pesawat siluman, oleh krna itu amerika mmbuat permohonannnya ke soviet supaya peter uftimsev diijinkn soviet bekerja diamerika dgn keilmuannya
😅😆
Link 16 bhuahahaaa,,,,mana berita fix ny indonesia gunakan link 16????? Sakit perutku liat komentar hayalan kebelinger para fans boy yg seneng liat indonesia di gondolin us ame british,,,terus ada misi si bakrie mau berusaha munculkan kontrak f35, aduhhhhh pespur bermasalah kok mau diandalkan,,,capek dechhhhhhh 🤦♂️🙆♂️😝😜
https://ppid.tni.mil.id/view/32435994/pelaksanaan-kegiatan-cismoaccib-ke-17-2-di-hawai-usa.html.
Mau counter gak kir? Ini dari tni langsung loh
Lha belajar mengembangkan network centrik apakah otomatis indonesia wajib menggunakan data link 16????? Gimana cara mikirnya ya,,,bingung ane 🤔🤦♂️🙆♂️
Keliatan banget literasinya rendah padahal dah jelas ada tulisan kek gini “Kolaborasi penggunaan Link 16 pada pesawat Apache dan F16 dapat memberikan pengingkatan kemampuan operasi TNI sehingga disarankan agar helikopter Apache TNI AD dapat memulai pengajuan proses RIS dan RIP terkait intregasi link 16 di masa datang.” Dah jelas disitu ditulis integrasi link 16 di masa datang
Emangnya mengembangkan data link sendiri gk boleh belajar dr Kolaborasi data link 16, emangnya kalau kolaborasi udah pasti indonesia gunakan data link 16,,,,jelas inti ucapan marsekal hadi mengembangkan network centrik, ini lebih mengarah kemandirian data link apalagi TNI trauma dengan kata embargo’ emang ente pikir TNI itu goblok mau terus dalam bayang2 tekanan us ame barat, meraih secara perlahan kemandirian dalam segala hal adalah kunci untuk lepas dr pembodohan us dan barat.
Ealah kir kir gak paham bahasa Indonesia ternyata yowes lah kalo gamau kalah gw tinggal aja daripada abisin energi,umurmu berapa kir? Masa bahasa Indonesia yang simple aja ngartiinnya belibet kemana2 kalo masih <12 tahun okelah
Yg terakhir yg paling canggih tiada tandingannya.
Manned dan unmanned? Wow
dr mana jalurnya belajar untuk dapat mengembangkan network centrik dengan cara kolaborasi data link 16 maka positif indonesia gunakan’ jelas ini positif kedepannya indonesia lebih memilih membuat data link sendiri, meski awalnya nanti tdk sebaik data link luar tp dengan seiring berjalannya waktu kwalitas data link yg dibuat sendiri akan membaik,,,menghayal itu boleh2 aja tp jangan pakai jurus menghayal over dosis.
Duh yg ngayal terus hihihi baca aja gih ini, pake kacamata kalau perlu biar sejelas jelasnya.
https://ppid.tni.mil.id/view/32435994/pelaksanaan-kegiatan-cismoaccib-ke-17-2-di-hawai-usa.html
Nih kesimpulannya :
a. Tim CCIB dapat melaksanakan koordinasi dengan ODC dan US PACOM terkait proses authorisasi Request In Principal (RIP) dan Request In Spesific (RIS) agar proses intregasi Link 16 pada pesawat F16 A/B dapat segera dilaksanakan.
b. Mabes TNI AU dapat melaksanakan koordinasi untuk pelaksanaan upgrade hardware dan update software pada pesawat F-16 C/D agar intregasi Link 16 dapat dilaksanakan pada pesawat F-16 C/D Blok 25 yang telah melaksanakan regenerisasi di Depo Hill AFB, USA.
c. Kolaborasi penggunaan Link 16 pada pesawat Apache dan F16 dapat memberikan pengingkatan kemampuan operasi TNI sehingga disarankan agar helikopter Apache TNI AD dapat memulai pengajuan proses RIS dan RIP terkait intregasi link 16 di masa datang.
d. Dukungan personel untuk mengikuti pelatihan guna meningkatkan kemampuan dalam mengelola, mengawaki dan mengoptimalkan penggunaan link 16.
Salam akal sehat den, kurangin halunya banyakin literasinya. Semangat 😊😊😊
Utk apamu itu custer klu itu semua nantinya hanya sbgi pajangan, krna tdk akan diijinkn amerika & rombongannya digunakan utk mengendalikn opm, kecuali jokowi bermohon, atau jusuf kalla bermohon keamerika utk digunakn dlm mengendalikn opm, atau jokowi bisa memerintahkn menkopolhukam bermohon atau menko maritim bermohon ke amerika utk digunakn dlm mengendalikan opm
@Halata Huha hahaha pintar sekali, Link 16 mau dipake ngelawan OPM hihihi anda sungguh jenius rupanya. Hahaha; kebijakan pertahanan kan bukan urusan kamu, emang Halata huha Menhan RI yg baru. Link nya dari TNI langsung kok, kecuali Marsekal Halata Huha jadi Panglima baru 😂😂😂😂