Update Drone KamikazeKlik di Atas

Bongkar Pagar Laut di Tanjung Pasir, Korps Marinir Kerahkan Ranpur Amfibi LVTP-7 dan KAPA K-61

LVTP-7 (capture YouTube Kompas.com)

Hari ini, 22 Januari 2025, Korps Marinir TNI AL dan beberapa instansi terkait akan melakukan pembongkaran pagar laut di Tanjung Pasir, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Berbeda dari upaya pembongkaran sebelumnya, maka pada pembongkaran pagar laut kali ini dikerahkan dua ranpur (kendaraan tempur) amfibi milik Resimen Kavaleri (Menkav) Korps Marinir.

Baca juga: Korps Marinir AS (USMC) Berencana Jual AAV (LVTP-7), Indonesia Wajib Monitor

Seperti dikutip kitaindonesiasatu.com (22/1/2025), Danlantamal III Jakarta, Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto, menjelaskan bahwa ada tiga unit ranpur amfibi yang dikerahkan dalam misi pembokoran pagar laut, terdiri dari dua unit ranpur APC amfibi LVTP-7 dan satu unit kendaraan amfibi pengangkut artileri (KAPA) K-61.

Keberadaan ranpur amfibi itu akan digunakan untuk menarik pagar laut sekaligus membawa tamu VIP ke lokasi. Pihak TNI AL menegaskan bahwa tank amfibi ini digunakan untuk menarik pagar laut, bukan menabraknya, untuk menghindari risiko sisa bambu yang dapat membahayakan perahu nelayan.

KAPA K-61 (capture YouTube Kompas.com)

Sebelumnya telah dilakukan upaya pembogkaran pagar laut (dari bambu) secara manual, namun hal tersebut rupanya cukup sulit, lantaran banyak batang bambu yang telah menancap keras ke dasar laut, bahkan beberapa telah membentuk biota di sekitarnya.

LVTP-7
LVTP-7 merupakan produksi tahun 1984 dan diterima Korps Marinir pada tahun 2009/2010, jumlah yang didatangkan dari Korea Selatan ada 15 unit. Sepuluh unit ditempatkan di Batalyon Tank Amfibi Jakarta dan lima unit lainnya ada di Batalyon Tank Amfibi Surabaya. LVTP-7 aslinya dibuat oleh FMC Corporation, Amerika Serikat, namun LVTP-7 milik Korps Marinir TNI-AL berasal dari Korea Selatan, pabrik pembuatnya pun bukan FMS, melainkan dibuat berdasarkan lisensi oleh Samsung Techwin.

Bedah Ranpur “Stupid Crazy” LVTP-7 Resimen Kavaleri Korps Marinir

Indonesia memperoleh ranpur ini lewat program hibah. LVTP-7 buatan Korea Selatan ini semuanya sudah di upgrade ke versi AAV (Assault Amphibious Vehicle)-7A1 dan ranpur ini sangat pas dioperasikan dari kapal jenis LPD (Landing Platform Dock), seperi KRI Surabaya dan KRI Makassar.

Sebagai ranpur pembawa personel, asupan persenjataan pada LVTP-7 tergolong terbatas, pastinya tak dirancang untuk menghancurkan MBT (Main Battle Tank). Sebagai senjata andalan, LVTP-7 mempercayakan kehandalan SMB (senapan mesin berat) browning M2HB kaliber 12,7 mm.

Secara teori ranpur ini biasa memuat hingga 1200 peluru kaliber 12,7 mm. Tapi bisa juga SMB ditukar dengan pelontar granat kaliber 40 mm dengan tipe peluru M430 berkategori HEDP (High Explosive Dual Purpose). Sedangkan untuk perlindungan, ranpur ini dilengkapi smoke discharger kaliber 40 mm. LVTP-7 memilikki lapian baja standar 45 mm.

Selain mampu mengangkut 20 pasukan infanteri, LVTP-7 dilengkapi pompa elektrik otomatis untuk mengeluarkan air jika ada air yang masuk ke dalam kompartemen.

K-61
KAPA K-61 punya peran utama untuk membawa senjata artileri dari kapal jenis LST (Landing Ship Tank) atau LPD (Landing Platorm Dock) hingga menuju area Howitzer steling di daratan. Bobot maksimal (termasuk payload) K-61 adalah 14.000 kg, dengan berat di air 9.550 Kg dan berat di darat 12.550 Kg. Seperti halnya ranpur/rantis peninggalan perang dingin, K-61 juga banyak dipakai oleh negara-negara sehabat Uni Soviet, di Asia Tenggara, Vietnam diketahui juga menggunakan K-61.

Sosok kendaraan amfibi ini pertama kali terlihat pada tahun 1950, di negara asalnya K-61 juga disebut sebagai GPT. Selain bisa berenang di laut, K-61 juga cocok untuk mengarungi sungai. Untuk soal daya angkut, kapasitas angkutnya mencapai 3 ton saat melaju di darat, sedangkan bisa mengangkut hingga 5 ton saat melaju di air. (Gilang Perdana)

Kenali Detail Rantis Amfibi Legendaris, KAPA K-61 Korps Marinir TNI AL

2 Comments