Bagi sebagian orang, identitas Korps Marinir lekat dengan sosok kendaraan tempur amfibi. Tak ada yang keliru dengan anggapan tersebut, mengingat istilah tank amfibi, pansam (panser amfibi) sampai Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (KAPA) memang hanya ada di arsenal Korps Baret Ungu. (more…)
Satuan yang satu ini punya peran penting dalam operasi pendaratan amfibi, dengan ranpur lapis baja yang diluncurkan dari Landing Ship Tank (LST) maupun Landing Platform Dock (LPD), elemen kavaleri yang tergabung dalam Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi (Yonranratfib) Korps Marinir digerakan ke pantai tumpuan untuk men-deploy personel infanteri dengan perlindungan terpadu, baik dari senjata yang ada di unit tank amfibi (tankfib) maupun ranpur lapis baja angkut personel. (more…)
Berita yang satu ini sudah lama dinanti, pasalnya sejak pertengahan 2016 sudah terdengar kabar bahwa Korps Marinir akan mengakuisisi tank amfibi APC (Armoured Personnel Carrier) terbaru buatan Rusia, BT-3F. Dan tiga tahun kemudian, tepatnya hari ini, Senin (22/4/2019), secara resmi Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) bersama dengan JSC Rossoboronexport Rusia melakukan penandatanganan kontrak pengadaan (MoU) tank amfibi BT-3F. Bukan itu saja, yang membuat kejutan turut di-order tank IFV (Infantry Fighting Vehicle) BMP-3F. (more…)
Meski postur Kavaleri Korps Marinir saat ini telah dilengkapi ranpur amfibi modern seperti BMP-3F dan LVTP-7A1, namun identitas ranpur amfibi generasi PT-76 dan BTR-50 masih punya tempat tersendiri. Usia pengabdian boleh tua, pun sudah beberapa yang dijadikan koleksi monumen dan koleksi museum, tapi hingga kini pasukan Kavaleri Korps Baret Ungu terbukti masih mampu menjaga kesiapan tempur tank PT-76M dan BTR-50 yang dikenal masyarakat sebagai elemen alutsista yang didatangkan jelang kampanye Operasi Trikora di awal dekade 60-an. (more…)
Belum lama berselang kami telah mengupas sosok ranpur lapis baja AMX-10P Marines yang kini telah dijadikan monumen di depan pintu gerbang Markas Komando Resimen Kavaleri 2 Korps Marinir di Surabaya. Selain menarik perhatian dengan cat loreng khas KKO, disebutkan dapur pacu ranpur amfibi ini masih ‘aktif,’ dan tak kalah menarik perhatian lainnya adalah jenis persenjataan yang tersemat di area kubah yang masih terlihat modern dan kokoh. (more…)
Kendaraan tempur (ranpur) lapis baja yang diabadikan sebagai monumen, rasanya sudah hal yang biasa kita lihat, namun jadi tak biasa, bila ranpur yang dijadikan monumen ternyata dalam kondisi aktif. Ya, persisnya sosok ranpur AMX-10P Marines yang ada di gerbang Markas Komando Resimen Kavaleri 2 Korps Marinir di Semarung, Surabaya, Jawa Timur, dalam kondisi mesin aktif dan masih sering dipanaskan. (more…)
PT Wirajayadi Bahari, perusahaan swasta asal Surabaya terbilang gigih menelurkan inovasi di rancang bangun alutsista. Terkhusus pada pembuatan prototipe ranpur APC Amphibi yang telah dirintis sejak tahun 2011, yang puncaknya ditampilkan ke publik dalam ajang Indo Defence 2012 di Kemayoran. Meski masih berstatus prototipe, dalam beberapa kali defile Marinir, APC Amphibi kerap disertakan, bahkan sudah pernah diajak dalam latihan tempur. (more…)
Ranpur amfibi yang dimiliki Korps Marinir TNI AL ada beberapa jenis, tapi jika merujuk ke yang paling canggih dan modern, maka dipastikan pilihannya tertuju ke BMP-3F. Selain menjadi maskot alutsista Marinir, reputasi dan kinerja BMP-3F juga sangat diperhitungkandalam kesenjataan kavaleri lintas matra di TNI. Terlahir sebagai IFV (Infantry Fighting Vehicle) asal Rusia, debut BMP-3 lumayan laris di pasaran, bahkan Korea Selatan yang notabene adalah sekutu AS pun mempercayai BMP-3 sebagai arsenal ranpur amfibi andalannya. Banyak hal yang menjadikan BMP-3F menarik untuk dikupas, dan Indomiliter.com bersama host Baby “Lara Croft” Margaretha kali ini siap memaparkan seluk beluk BMP-3F untuk pembaca, termasuk sekuel video eksklusif yang bisa Anda lihat di akhir artikel ini.
MLRS (Multiple Launch Rocket System) tak disangsikan lagi kedahsyatannya sebagai alutsista pemukul nan ampuh. Terkhusus bagi Korps Marinir TNI AL, MLRS punya tempat tersendiri dalam sejarah kesenjataan. Bila saat ini Marinir punya RM70 Grad dan yang terbaru RM70 Vampire, maka di jaman Operasi Trikora, artileri medan Marinir telah mengadopsi BM-14/17 yang dikenal sebagai generasi pertama self propelled MLRS di Indonesia. (more…)
Bagi Anda yang eksis di era ‘Perang Dingin,’ boleh jadi telah mengenal truk pengangkut rudal (missiles carrier trucks) jarak jauh berhulu ledak nuklir dari layar televisi. Kala Uni Soviet berjaya, hampir setiap pemberitaan terkait militer di Blok Timur kerap menyertakan sosok truk berukuran besar dengan sederetan roda ‘raksasa.’ Terbesit angan-angan penulis, mungkinkah truk berukuran giant tersebut hadir di Indonesia?