Update Drone KamikazeKlik di Atas

Pembom Tempur Rusia Seolah Bergantung pada Kemampuan Rudal Kh-29, Inilah Alasannya

Dari beragam jenis rudal udara ke permukaan yang diluncurkan dari jet tempur dan pembom Rusia dalam operasi khususnya di Ukraina, muncul pertanyaan, jenis rudal apakah yang mendapat predikat terbaik dalam hal daya hancur dan presisi? Menjawab pertanyaan tentu akan banyak bergantung pada klaim Rusia. Secara tidak langsung, rupanya ada yang telah membuat jawaban atas pertanyaan tadi.

Baca juga: Penggelaran Sukhoi Su-34 Fullback di Ukraina, Pertaruhan Besar Bagi Reputasi Rusia

Dikutip dari eurasiantimes.com (25/10/2022), Rusia tampaknya sangat bergantung pada rudal Kh-29 untuk serangan presisi di Ukraina, terutama di sepanjang garis depan, di mana Rusia sampai saat ini mendominasi angkasa, dengan berapa kali rudal Kh-29 (yang juga dimiliki TNI AU), terlihat dalam rekaman video operasi udara yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

Penggunaan rudal udara yang begitu masif dan terus-menerus sejak dimulainya Operasi Militer Khusus Rusia pada 24 Februari 2022, ditambah dengan sanksi barat atas industri Rusia, menyebabkan militer Rusia digosipkan telah kehabisan stok precision guided munitions (PGM)

Rudal Kh-31P (kanan) dan Rudal Kh-29TE (kri) milik TNI AU.

Merespon kabar tersebut, Dmitry Medvedev, deputy chairman of the Security Council, mengklaim pada 24 Oktober lalu, bahwa produksi senjata dan peralatan khusus di Rusia telah meningkat beberapa kali lipat. Dalam sebuah posting di akun Telegram-nya, Medvedev menulis, “Membaca analisis musuh, saya telah berulang kali menemukan pernyataan bahwa peralatan militer dan senjata yang dibutuhkan di Rusia akan segera habis. Seperti semuanya telah dihabiskan. Tapi jangan berharap. Produksi senjata dan peralatan khusus meningkat berkali-kali ke di semua lini, mulai dari tank hingga rudal dan drone presisi tinggi. Tunggu saja!“

Sebuah video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 24 Oktober 2022 menunjukkan pembom tempur Sukhoi Su-34 Fullback menyerang target dari ketinggian sedang dengan rudal Kh-29, yang kemungkian adalah tipe Kh-29TE dengan pemandu TV pasif. “Rudal udara-ke-permukaan berpresisi tinggi dirancang untuk menghancurkan titik-titik kuat pertahanan lawan,” kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Dalam video pendek di atas, Su-34 terlihat membawa 2 rudal Kh-29 di hardpoint bagian dalam dan 2 rudal udara ke udara dekat Vympel RVV-MD pada hardpoint bagian luar. Vympel RVV MD adalah varian tercanggih rudal R-73, yang diklaim berhasil jatuhkan F-16 Pakistan dalam Perang Udara di Kashmir.

Ketergantungan Rusia pada Kh-29
Pada fase awal invasi Rusia ke Ukraina, mereka telah membangun dominasi udara di seluruh Ukraina dengan melumpuhkan sistem radar dan rudal hanud Ukraina; dan menempatkan pangkalan tempur mereka keluar dari wilayah operasi. Namun, pasukan darat Ukraina tidak runtuh di bawah serangan gencar, dan secara bertahap dengan bantuan AS dan NATO, pertahanan udara Ukraina kembali mematikan di Ukraina bagian Barat dan Tengah.

Su-30MK2 TNI AU mengudara dengan tentengan Kh-29TE.

Pasukan Rusia kemudian beralih hampir secara eksklusif untuk mengandalkan rudal jelajah jarak jauh yang diluncurkan dari permukaan, udara, dan laut untuk menyerang sasaran di Ukraina Tengah dan Barat. Hingga akhir-akhir ini, Rusia juga mulai menggunakan drone kamikaze jarak jauh untuk menyerang target infrastruktur di Ukraina Barat dan Tengah.

Di palangan Ukraina Timur, Rusia terus mendominasi ruang udara, tetapi hanya di ketinggian sedang. Pada ketinggian rendah, MANPADS Ukraina menimbulkan risiko bagi banyak jet tempur Rusia.

Dalam situasi seperti itu, Kh-29 adalah senjata yang sempurna untuk menyerang target darat yang dapat diamati secara visual, seperti rel kereta api dan jembatan jalan raya, instalasi industri, landasan pacu beton, pesawat di bunker, dan posisi pertahanan yang diperkuat. Dengan menggunakan Kh-29, pesawat tempur Rusia dapat menghindari sengatan rudal hanud MANPADS Ukraina.

Kh-29 dalam kode NATO disebut AS-14 Kedge, dirunut dari sejarahnya bukan rudal keluaran yang baru-baru amat. Varian Kh-29 pertama (Kh-29L) sudah dibangun sejak era Uni Soviet. Rancangan awal Kh-29 dimulai sejak akhir tahun 1970, saat itu Kh-29 dirancang oleh biro desain Molniya di Ukrania. Baru di kemudian hari, pengembangannya dialihkan ke Vympel (Tactical Missile Corporation) di Rusia. Uji coba penembakan pertama berhasil dilakukan pada 1976, dan rudal ini resmi mulai diproduksi pada 1980.

Kh-29 ditawarkan dalam pilihan TV guidance, IR (infra red) guidance, dan laser guidance. Kh-29L menggunakan pemandu semi active laser, Kh-29T/TE menggunakan pemandu TV pasif, Kh-29D berpemandu infra red, dan Kh-29MP berpemandu active radar homing.

Seperti yang diluncurkan dari Su-34, adalah Kh-29TE  dengan berat 690 kg. Bobotnya yang besar tentu bukan tanpa alasan, rudal ini punya hulu ledak HE (high explosive) armour piercing dengan berat 320 kg. Hulu ledak dengan detonator impact target sensor ini dirancang untuk mampu menggasak sasaran yang tak sembarangan.

Kh-29TE digadang mampu mengancurkan target strategis, yang jadi santapan rudal ini adalah jembatan utama, instalasi pabrik, landasan pacu, shelter pesawat, bungker, bahkan rudal ini juga dapat mengkaramkan kapal permukaan yang bertonase 10.000 ton.

Kh-29TE masuk dalam kategori medium range missile dengan jangkauan tembak antara 20 – 30 km. Sementara jarak tembak minimumnya 3 km. Rudal ini tak bisa diluncurkan sembarangan, batas minimum ketinggian untuk dilepaskannya rudal adalah 200 meter dari permukaan laut, sementara batas maksimum ketinggian dilepaskannya rudal yakni 10.000 meter.

Baca juga: Sukhoi Su-30MK2 TNI AU Lakukan Serangan Jarak Jauh dengan Rudal Udara ke Permukaan Kh-29TE

Kh-29TE pun punya versi yang lebih maju, yaitu Kh-29D, yang disebut-sebut sebagai rudal generasi keempat, mengambil platform Kh-29TE namun dengan penggantian pemandu imaging infra red, sehingga rudal dapat dilepaskan dalam moda fire and forget. (Bayu Pamungkas)

8 Comments