Update Drone KamikazeKlik di Atas

Berkat Lobi Yahudi, Amerika Serikat Setujui Penjualan 50 Unit F-22 Raptor ke Israel

F-22A Raptor dengan RCS setara pembom B-2.

Lobi Yahudi kembali berhasil menggoyang Washington, dimana untuk pertama kalinya, Amerika Serikat resmi menyetujui penjualan jet tempur stealth yang ‘disakralkan’ F-22 Raptor ke negara lain. Seperti diketahui, F-22 Raptor, seperti juga A-10 Thunderbolt II dan pembom strategis, selama ini memang tak ditawarkan untuk ekspor.

Baca juga: Gerah Disandingkan dengan Chengdu J-20, AU AS Canangkan Upgrade ARES untuk F-22 Raptor

Dikutip dari airrecognition.com (3/11/2020), disebutkan keputusan penjualan F-22 Raptor ke Israel dilakukan setelah Washington menyetujui penjualan F-35 Lightining II ke Uni Emirat Arab. Sebagai keputusan yang belum pernah terjadi sebelum-sebelumnya (di jual ke luar negeri), AS telah menyetujui penjualan 50 unit F-22 Raptor dengan nilai US$10,4 miliar. Dengan keputusan tersebut, AS secara terang-terangan telah melaksanakan komitmennya untuk menjamin superioritas militer Israel di kawasan Timur Tengah.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan kepada para pejabat Israel selama kunjungan ke Tel Aviv minggu lalu, bahwa pemerintahan Trump telah menyetujui penjualan F-22 Raptor ke negara Yahudi, menurut laporan Jumat 30 Oktober di surat kabar Asharq Al-Awsat milik Arab Saudi mengutip sumber senior di Tel Aviv. Ditambahkan, Trump telah menyelesaikan penjualan F-22 Raptor dengan bom berpemandu presisi tinggi ke Israel.

Penjualan atas F-22 Raptor akan mengharuskan Kongres AS untuk membatalkan undang-undang saat ini yang melarang Washington mengekspor F-22. Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan undang-undang tersebut pada tahun 1998 atas kekhawatiran bahwa teknologi stealth di F-22 dapat jatuh ke tangan Rusia atau Cina bila pesawat tersebut dijual ke luar negeri, termasuk ke Israel.

Harian Israel Haaretz melaporkan bahwa Pejabat pertahanan Israel meminta untuk membeli F-22 untuk mempertahankan keunggulan militer kualitatif Israel di wilayah tersebut setelah AS setuju untuk menjual pesawat tempur F-35 ke Uni Emirat Arab.

Israel sebelumnya mengungkapkan minat membeli pesawat ini tetapi selalu ditolak AS. Lepas dari keputusan penjualan F-22 Raptor yang kontroversial, perlu diketahui bahwa Lockheed Martin telah menghentikan jalur produksi Raptor pada tahun 2011. Dengan keputusan penjualan F-22 Raptor, boleh jadi Israel bakal mendapat F-22 dalam kondisi bekas pakai.

F-22 Raptor adalah pesawat tempur taktis stealth berkursi tunggal dengan mesin ganda dan mampu beroperasi di segala cuaca. Hasil dari program Advanced Tactical Fighter (ATF) USAF, pesawat ini dirancang terutama sebagai pesawat tempur superioritas udara, tetapi juga memiliki kemampuan serangan darat, peperangan elektronik, dan signal intelligence.

F-22 Raptor dengan external fuel tank.

Kontraktor utama, yaitu Lockheed Martin, kebagian jatah membangun sebagian besar badan pesawat dan sistem senjata F-22 dan melakukan perakitan akhir, sementara Boeing menyediakan sayap, badan belakang, integrasi avionik, dan sistem pelatihan.

Pesawat itu diberi nama F-22 dan F/A-22 secara beragam sebelum secara resmi memasuki dinas aktif AU AS pada Desember 2005 sebagai F-22A. Pejabat AU AS menganggap F-22 sebagai komponen penting dari kekuatan udara taktis. Kombinasi kemampuan stelath, aerodinamis, dan avioniknya memungkinkan kemampuan tempur udara yang belum ada tandingannya sampai saat ini.

Baca juga: Perancang Chengdu J-20 Sebut F-22 Raptor Sama Cacatnya dengan F-4 Phantom

Dari rencana awal untuk mengakuisisi 750 unit F-22 Raptor, akhirnya mentok di produksi 187 unit, lantaran biaya akuisisi yang terbilang tinggi. F-22 Raptor produksi terakhir dikirimkan Lockheed Martin pada tahun 2012. (Gilang Perdana)

37 Comments