Jejak U-Boat di Indonesia (1): Karam di Perairan Karimunjawa, U-168 atau U-183?

Dikenal sebagai palagan pertempuran laut besar dalam Perang Dunia II, Laut Jawa juga dikebal sebagai ‘kuburan’ bagi beragam kapal perang sekutu, Jepang dan Jerman. Khusus yang disebut terakhir, tidak ada catatan resmi dalam sejarah bahwa pasukan atau kapal perang Jerman telah hadir di Nusantara. Namun fakta yang telah terungkap, bahwa di Laut Jawa, tepatnya di Perairan Karimunjawa berhasil diidentifikasi sosok kapal selam U-Boat (Unterseeboot) AL NAZI Jerman (Kriegsmarine).

Baca juga: Jejak U-Boat Di Indonesia (2): Penuh Tantangan, Beginilah Cara Kapal Selam Jerman Sampai di Nusantara

Dari hasil penyelaman dari tim Pusat Arkeologi Nasional, memang berhasil diidentifikasi bahwa yang sosok tersebut adalah bangkai kapal selam milik Jerman, namun belum bisa dipastikan seri atau detail kapal selam tersebut. Pasalnya ada dua unit U-Boat yang berhasil dikaramkan oleh kapal selam AS dan Belanda di Laut Jawa.

Sumber dari museum U-Boat di Jerman mengungkapkan bahwa terdapat dua unit U-Boat yang putus kontak dengan Berlin ketika mereka berada di laut utara Jawa. Kapal selam malang itu adalah U-168 yang di torpedo kapal selam Belanda HrMs Zwaardvisch pada 6 Oktober 1944. Sebanyak 23 awaknya tewas dan 27 selamat. Berikutnya, U-183 di torpedo kapal selam Amerika Serikat USS Besugo pada 23 April 1945, dua minggu jelang Jerman menyerah. Sebanyak 54 awaknya tewas dan hanya satu yang selamat.

Tentang sosok U-Boat yang berhasil diidentifikasi, dengan panjang U-Boat keseluruhan 76 meter, namun hanya tersisa separuhnya, yaitu dari menara komando (conning tower) sampai haluan. Menara komandonya telah terlepas dan terguling ke samping kiri. Sementara keberadaan buritannya hingga kini masih berselimut misteri. Nah, soal buritan ini yang seharusnya bisa mengungpkan, apakah U-Boat di Karimunjawa ini adalah U-168 atau U-183. Bagi tim peneliti sejarah, bila telah ditemukan bagian buritannya, maka akan diketahui apakah itu U-183 atau U-168.

Baca juga: Menelusuri Jejak Sejarah KRI Thamrin, Kapal Tender Kapal Selam TNI AL

Type IXC/40
Sementara bagian buritannya belum berhasil ditemukan, satu yang pasti bangkai U-Boat di Perairan Karimunjawa adalah Type IXC/40, yang tak lain tipe U-Boat untuk beroperasi jarak jauh. Berdasarkan catatan sejarah, lebih dari 1.100 U-Boat Jerman menjalani misinya pada 1935-1945. Korban keganasan monster bawah laut ini cukup spektakuler, 2.700 kapal perang dan sipil berhasil dikaramkan.

Dari 1.100 unit U-Boat, ada 41 unit yang diketahui berlayar untuk misi khusus ke Samudra Hindia dan Asia Timur Jauh. Gelombang pertama terdiri dari 11 U-Boat bertolak dari pelabuhan di Perancis dan Norwegia dan mencapai jantung Samudra Hindia pada Juli 1943. Tujuan utama kawanan itu memotong pasokan logistik Sekutu di Laut Arab, Teluk Oman, dan Teluk Persia; operasi militer untuk membantu Jepang menguasai AsiaPasifik; dan pertukaran teknologi militer dengan Jepang. Armada U-Boat yang melenggang di Samudra Hindia juga dikenal dengan sebutan Gruppe Monsun.

Baca juga: Intip Dua Desain Kapal Selam Mini 22 Meter Untuk TNI AL

Dirunut dari perannya dalam misi jarak jauh, Type IXC/40 dipersenjatai dengan senapan anjungan dan mampu membawa 22 unit torpedo. Torpedo ditembakkan ke arah musuh melalui enam lubang peluncuran, empat buah terdapat di bagian haluan dan dua lainnya di bagian buritan. Dalam aspek endurance, sekali pengisian bahan bakar, U-Boot dapat digunakan untuk berpatroli lebih dari 200 hari. Meskipun demikian, kapal selam Jerman itu beroperasi hampir sebagian besar justru di permukaan. Itulah sebabnya U-Boot memiliki bentuk geladak haluan dan buritan yang menyerupai bentuk geladak kapal laut. Umumya, U-Boat hanya mampu diajak menyelam terus-menerus maksimal selama 20 jam.

Menelusuri sejarah dari kedua Type IXC/40 yang karam di Laut Jawa, U-168 dibangun oleh galangan DeSchiMAG di Bremen. Peletakan lunas pertama dilakukan pada 1 Oktober 1940, lalu diluncurkan pada 15 Maret 1941 dan resmi dioperasikan AL Jerman pada 10 September 1941. Sementara U-183 juga dibangun galangan yang sama, namun berusia lebih muda, peletakan lunas pertama dilakukan pada 28 Mei 1941, lalu diluncurkan pada 9 Januari 1942 dan resmi dioperasikan AL Jerman pada 1 April 1942. (Atje Sukmana)

Spesifikasi Type IXC/40
– Displacement: 1.144 ton surfaced dan 1.257 ton submerged
– Length: 76,76 meter
– Height: 9,60 meter
– Draught: 4,67 meter
– Installed power: 4,400 PS (diesels)/1,000 PS (electric)
– Propulsion: 2 × diesel engines/2 × electric motors
– Range: 25,650 km at 10 knots surfaced/ 117 km at 4 knots submerged
– Test depth: 230 meter
– Complement: 4 officers, 44 enlisted
– Main Armament: 6 × torpedo tubes (4 bow, 2 stern) 22 × 21 inchi torpedoes/1 × 10.5 cm (4.1 in) SK C/32 deck gun (180 rounds)/1 × 3.7 cm (1.5 in) SK C/30 AA gun dan 1 × twin 2 cm FlaK 30 AA guns

14 Comments