Aselsan Turki Kembangkan Sistem Hanud Hybrid yang Mirip Pantsir S-1
|Meski bukan pengguna sistem hanud Pantsir S-1, rupanya Negeri Erdogan tertarik pada adopsi model sistem hanud hybrid buatan Rusia tersebut. Namun, Turki bukannya akan mengakuisisi Pantsir S-1, melainkan ada upanya untuk mengembangan jenis sistem hanud hybrid produksi dalam negeri.
Baca juga: Tandingi Rheinmetall Skyshield, Turki Luncurkan Sistem Hanud Aselsan Göker 35mm
Dikutip dari armyrecognition.com. (3/4/2023), Aselsan, manufaktur persenjataan Turki, diwartakan telah mendaftarkan paten atas desain sistem pertahanan udara dengan nomer 2023 001350. Meskipun tidak ada pernyataan resmi tentang proyek sistem hanud tersebut, pengerjaan sistem pertahanan udara hybrid kini sedang berlangsung di internal Aselsan.
Dari desain sistem hanud Aselsan, disebut menggunakan platfom truk Anadolu Isuzu Seyit 8×8. Komposisi senjata yang ada mencakup kanon kaliber 35 mm dan empat rudal hanud Gokdogan atau Bozdogan. Sistem hanud hybrid ini juga dilengkapi dengan radar pengendali tembakan (fire control radar) dan radar AESA 4 array.
Tubitak SAGE (Defence Industry Research and Development Institute), selaku pengembang rudal Gokdogan dan Bozdogan menyebut, bahwa pihaknya telah memulai studi untuk pengembangan rudal Gokdogan dan Bozdogan, untuk varian yang diluncurkan dari darat, atau sebagai rudal hanud.
Gokdogan (Peregrin) yang digadang sebagai pengganti rudal AIM-9 Sidewinder. Sementara Bozdogan (Merlin) sebagai pengganti rudal AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile). Kedua rudal tersebut dipersiapkan Turki untuk dapat dipasang pada armada F-16 C/D.
Gokdogan dirancang mampu melesat dengan manuver tinggi, rudal jarak pendek ini mengandalkan teknologi pemandu high resolution dual color Imaging Infrared Seeker dan dibekali fitur advanced counter measures. Bicara jarak jangkau, Gokdogan dapat menguber sasaran hingga 30 km.
Sedangkan Bozdogan adalah rudal dengan kemampuan beyond visual medium range yang menyasar sasaran dibalik cakrawala. Menggunakan pemandu active radar seeker dan advanced counter measures, Bozdogan dapat melesat sejauh 65 km.
Bila Gokdogan dan Bozdogan akan digunakan sebagai rudal hanud, maka model penggelarannya akan mirip dengan sistem hanud NASAMS (National Advanced Surface-to-Air Missile System), pasalnya NASAMS menggunakan rudal AIM-120 AMRAAM dan AIM-9X Sidewinder.
Selain sistem hanud hybrid dengan paten 2023 001350, Aselsan memiliki konsep hanud hybrid kedua yang didaftarkan dengan paten 2021 011312. Daya tembak konsep hanud hybrid kedua terdiri dari 2 kanon 35mm, 12 rudal hanud jarak pendek, dan sistem anti drone İhtar. Dalam desain kedua, menggunakan radar pencari MAR PESA (Passive Electronically Scanned Array), bukan menggunakan radar AESA.
Sistem pertahanan udara hybrid dapat digelar secara mandiri atau bersama dalam sebuah baterai, membentuk lapisan sistem pertahanan udara yang efektif dengan penyebaran cepat. (Bayu Pamungkas)
Kerjasama Turki Indonesia memang mantappp… Setelah Tank Harimau dan Zaha apalagi ya??? Lanjuttt