CFO Lockheed Martin: “Negara yang Tidak Mampu dan Tidak Bisa Beli F-35, Akuisisi F-16 Sudah Sangat Bagus”
|Ada perbedaan yang jelas antara tidak mampu membeli dan tidak bisa membeli suatu jenis alutsista. Jika tidak mampu beli, maka urusannya pada keterbatasan anggaran, sebaliknya jika tidak bisa membeli, banyak faktornya, salah satunya tidak ada izin pembelian dari negara penjual, umumnya yang satu ini akan terkait dengan urusan politik dan strategi pertahanan dalam aliansi.
Baca juga: Gantikan Su-35, Idealkah Jet Tempur Stealth F-35 Lightning II untuk Indonesia?
Kilas balik ke pernyataan Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono di situs cnnindonesia.com (18/3/2020), disebut Ia membuka peluang untuk mengganti pengadaan Su-35 dengan jet tempur F-35 dari AS. Alasan Wamenhan cukup bisa dimengerti, pasalnya dengan kemungkinan ‘batal’-nya pengadaan Su-35, maka kekuatan udara Indonesia menjadi begitu inferior dibandingkan Singapura dan Australia, dimana kedua negara tersebut dalam proses pengadaan varian F-35 Lightning II.
Lepas dari aspek anggaran di Indonesia yang entah cukup atau tidak, rupanya dari pihak Amerika Serikat justru merespon dengan menawarkan F-16 Viper.
Kemudian belum lama ini, Chief Financial Officer (CFO) Lockheed Martin Kenneth Possenriede di situs DefenseNews.com (23/4/2020) memberikan pernyataan yang cukup mengejutkan. “Menurut saya F-16 adalah jet tempur generasi keempat yang sangat bagus untuk pelanggan kami di berbagai negara, khususnya bagi pelanggan yang tidak mampu membeli F-35, atau terus terang tidak dapat membeli F-35,” ujar Possenriede.
Tanpa bermaksud ‘merendahkan,’ Ia berdalih akuisisi F-16 adalah langkah transformasi jika suatu saat negara pembeli akan benar-benar beralih ke F-35. F-35 dan F-16 adalah dua jet tempur beda generasi yang sama-sama dibuat oleh Lockheed Martin, namun desain marketing yang dikemukakan, dua jet tempur itu saling melengkapi dan tidak bersaing dalam pemasaran.
Lebih lanjut Kenneth Possenriede mengatakan bahwa rantai pasokan suku cadang pada F-35 kemungkinan akan terganggu akibat dampak virus corona, dimana jadwal pengiriman F-35 berpotensi akan tertuda di masa depan. Hal yang berbeda dengan F-16, justru pasokan komponen dan suku cadang F-16 hanya mengalami dampak yang kecil akibat virus corona.
Seperti pernah diwartakan sebelumnya, Lockheed Martin telah memindahkan jalur produksi F-16 dari Fort Worth, Texas, ke Greenville, di South Carolina pada tahun 2019. Pemindahan jalur produksi tak lain untuk mengakomodasi produksi unit 16 F-16 Block 70 pesanan Bahrain.
Sejak pesanan Bahrain pada tahun 2018, Lockheed Martin telah mengumpulkan kontrak delapan unit F-16 untuk Bulgaria, 14 unit untuk Slovakia, dan yang terbesar adalah penjualan 66 unit F-16 Viper untuk Taiwan. Lepas dari produksi yang sedang berjalan, Possenriede menyebutkan pihaknya tengah bersiap untuk penjualan baru yang potensial di Amerika Selatan, Afrika dan Asia Tenggara.
Di Afrika, F-16 saat ini telah digunakan oleh Mesir dan Maroko, bahkan ada pesanan tambahan dan upgrade dari Maroko untuk F-16 Viper. Negara Afrika lain yang menyatakan minat pada F-16 adalah Botswana. Di Amerika Selatan, Lockheed Martin telah mencoba menjual F-16 ke Argentina selama bertahun-tahun, namun analis global lebih percaya Chili sebagai pengguna F-16 di masa depan. Dan di Asia Tenggara, penjualan ke Indonesia adalah yang paling mungkin, terlebih sudah ada pernyataan dari KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna untuk mengakuisisi dua skadron F-16 Viper. (Haryo Adjie)
Well, ane sih lebih prefer Garuda 2045 sesuai jadwal dan tetep SU35 jalan with note if Fail, Duit focus IFX…
Dan F16V sebagai gap sekaligus workhouse jika nantinya IFX jadi…
Endonessa masuk kategori dua dua nya…ga punya duit ama ga ditemenin….wkwkwk miris…kasian…
Cucok bingits
Bener kata bang ruskey, jangan ngibul.
Si ayam demen banget ngerubah harga
Wkwkwk
Viper bagus dan masuk akal buat kita. Setelah kemaren EMLU berhasil seharusnya sejalan dengan inhan kita. Kl F-35 itu terlalu muluk.
Bukan terlalu muluk, masak kalah sama Singapura
mbah mu!!!!!!!
mending duitnya buat biaya KFX/IFX lebih bermanfaat buat bangsa
Dengan menggunakan pembatalan Su35 karena rolenya sama menurut kubu percepatan Garuda 2045. Dana pembelian dialihkan buat biaya pengembangan KFX/IFX
Sekarang apa ente setuju dengan opini mereka yang ada di pemerintahan nih
Bermanfaat buat bangsa yang mana?