Tingkatkan Kapasitas Produksi, Lockheed Martin Antisipasi Lonjakan Pesanan F-16 dari Timur Tengah dan Asia

Bila Boeing kini tengah babak belur akibat anjloknya pesanan seri 737 dan 777, maka lain halnya dengan manufaktur asal satu negara, yaitu Lockheed Martin yang kini dalam kondisi ‘kebanjiran’ order untuk produksi dan upgrade keluarga jet tempur F-16. Lockheed Martin secara khusus menyebut ada permintaan yang besar akan F-16 dari kawasan Timur Tengah dan Asia, dari Asia, pesanan 66 unit F-16 Viper senilai US$8 miliar menjadi kunci pendobrak.

Baca juga: F-16 Viper Taiwan, Sukhoi Su-35 Cina dan Polemik Bisnis Antara Washington dan Beijing

Dikutip dari flightglobal.com (22/10/2019), pihak Lockheed Martin tengah mengantisipasi jumlah backlog yang bisa mencapai tiga kali lipat dari kondisi saat ini. Backlog adalah pesanan yang belum diserahkan, dan saat ini di fasilitas produksi Lockheed Martin yang berlokasi di Greenville, South Carolina, terdapat 30 unit F-16 dalam status backlog.

“Dengan meningkatnya pesanan, kami harus mempersiapkan kapasitas produksi hingga 60 unit,” ujar Kenneth Possenriede, Executive Vice-President and Chief Financial Officer Lockheed Martin. Ia menambahkan, potensi pesanan dari Maroko dan negara-negara di Timur Jauh secara agregat dapat meningkatkan backlog hingga 60 unit. Lockheed Martin melihat masa depan yang cerah untuk penjualan F-16 dalam beberapa tahun mendatang.

F-16 AU Pakistan menggunakan Sniper ATP.

Guna meningkatkan kapasitas produksi, Lockheed Martin telah memindahkan basis produksi F-16 dari sebelumnya di Fort Worth, Texas ke Greenville. “Untuk saat ini kapasitas produksi F-16 adalah satu unit per bulan, namum kedepan diharapkan dalam satu bulan dapat dituntaskan hingga empat unit pesawat,” kata Possenriede. Lockheed Martin di Greenville baru-baru ini telah menyelesaikan fase produksi unit perdana F-16 Viper pesanan Bahrain, dimana pesawat ini rencananya akan diserahkan sebelum akhir 2021. Bahrain diketahui memesan 16 unit F-16 Viper senilai US$1,12 miliar pada tahun 2018.

Basis produksi F-16 di Greenville juga akan memproduksi 14 unit F-16 Block 70 Viper pesanan Slovakia. Pemerintah Bulgaria kini juga sedang melakukan negosiasi untuk akuisisi F-16 Viper Block 70. Pada Maret 2019 lalu, Departemen Pertahanan AS juga telah menyetujui penjualan 25 unit F-16 Viper ke Maroko.

F-16 D Block 52 AU Singapura

Meski tak dijelaskan secara jelas, Possenriede menyebut masih ada beberapa negara lain yang punya potensi besar mengakuisisi F-16 Viper, contohnya adalah India, dimana ada peluang besar Lockheed Martin menjual F-21, varian dari F-16 yang akan dibuat di India. Boleh jadi negara lain yang belum disebutkan Possenriede adalah Indonesia, mengingat ada kebutuhan untuk menambah dua skadron tempur dan menggantikan jet tempur Hawk 10/209 yang usianya kian menua.

Lepas dari produksi pesawat baru, Lockheed Martin juga dibuat sibuk dengan kustomer yang menghendaki paket upgade pada varian F-16 lama. Sebut saja Taiwan yang terang-terangan akan meng-upgrade 144 unit F-16 A/B Fighting Falcon untuk disulap menjadi Viper.

Baca juga: F-16 eks Yordania Dijual Ke Publik dalam Kondisi Serviceable

Begitu juga dengan Rumania dan Yordania yang akan melakukan upgrade serupa pada stok F-16 lama. Paket upgrade ke Viper mencakup adopsi mesin GE Aviation F110, data links, Auto Ground Collision Avoidance System (Auto GCAS), radar Northrop Grumman APG-83 Active Electronically Scanned Array (AESA), Sniper Advanced Targeting pod dan electronic warfare suite. (Gilang Perdana)

26 Comments