AS Batalkan Penjualan F-35, Kini Rusia Tawarkan Jet Tempur Sukhoi Su-35 Ke Turki
|Dengan kedatangan gelombang perdana rudal hanud S-400 ke Turki, maka program penjualan jet tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter bukan saja ditunda oleh Amerika Serikat, namun lebih jauh Pemerintahan Donald Trump telah membatalkan penjualan F-35 yang otomatis mendepak Turki dari program pengembangan F-35 yang telah dirintis Turki sejak 1999. Dan ibarat ingin ‘mengobati’ rasa sakit hati, Rusia rupanya tak ingin tinggal diam.
Baca juga: Akhirnya! Gelombang Pertama Sistem Rudal S-400 Telah Tiba di Turki
Dikutip dari defensenews.com (19/7/2019), CEO Rostec Sergei Chemezov mengatakan bahwa Rusia tengah mempersiapkan paket penjualan Sukhoi Su-35 express kepada Turki. Dalam rilis resmi yang dikeluarkan Rostec, disebutkan Rusia akan membantu Turki untuk mempersiapkan program jet tempur lanjutan. Tadinya banyak yang mengira Rusia akan menawarkan Sukhoi Su-57 yang punya kemampuan stealth layaknya F-35, namun yang ditawarkan Rusia justru Su-35 yang memang tengah getol dijual Rusia ke sejumlah negara.
Seperti diketahui, sejak dua tahun belakangan tensi hubungan politik Turki dan AS memanas sejak Turki memandatangani kontrak akuisisi rudal S-400 pada akhir 2017. Alih-alih Presiden Erdogan melunak, serangkaian persiapan telah dilakukan Turki bila AS benar-benar menjatuhkan sanksi, seperti upaya penimbunan suka cadang F-16 Fighting Falcon dan komitmen Turki untuk mencari sumber pasokan alutsista baru di luar AS.
Turki memang pantas sakit hati kepada AS, lantaran sejak 1999 Turki telah terlibat dalam program pengembangan F-35 bersama AS, Inggris, Italia, Belanda, Kanada, Australia, Norwegia dan Denmark.
Industri pun pertahanan Turki telah mengambil peran aktif dalam produksi jet tempur tersebut dan telah menginvestasikan US$1,25 miliar dalam pengembangan pesawat. Ada beberapa manufaktur Turki yang terlibat pengembangan dan produksi F-35, sebut saja Alp Aviation, Ayesas, Kale Aviation, Kale Pratt & Whitney dan Turkish Aerospace Industries (TAI) telah memproduksi suku cadang F-35 sejak awal.
Bahkan Ayesas adalah penyedia tunggal untuk display panorama kokpit dan unit remote kendali rudal di F-35. Meski begitu jalur produksi dan proses pembuatan F-35 sepenuhnya dilakukan oleh Lockheed Martin di AS.
Turki berencana untuk membeli 100 unit F-35, dimana 30 unit diantaranya telah dipesan. Sejauh ini belum ada tanggapan dari Turki atas penawaran Su-35. Meski akuisisi Su-35 dapat saja dilakukan, namun tentu bukan perkara mudah, lantaran selama ini AU Turki adalah pengguna jet tempur buatan Amerika Serikat/NATO. Paling tidak dibutuhkan proses transisi untuk pilot dan unsur pemeliharaan pesawat.
Baca juga: ‘Timbun’ Suku Cadang F-16, Turki Siap Terima Gelombang Pertama Rudal Hanud S-400
Debut combat Su-35 perdana dilakukan di Suriah pada awal 2016, saat itu Su-35 mendapat tugas untuk mengawal pembom tempur Su-24 dan Su-34 dalam melakukan serangan darat. Ironisnya sebuah Su-24 Rusia justru terkena tembakan rudal dari F-16 Turki pada November 2015 di wilayah perbatasan Turki – Suriah. (Bayu Pamungkas)
Ada yang bilang ” ..ane tetep terbahak bahak karena f35 kwalitasnya dibawah f18 super hornet..”
Itu Aussy punya F18 hornet sebanyak 69 unit dan F18 super hornet sebanyak 24 unit.
Kenapa kok Aussy kepingin ganti 69 hornetnya dengan 14+58+28 = 100 F35 ?
Kenapa kok Aussy nggak ganti 69 hornetnya jadi super hornet semua ?
Katanya super hornet lebih canggih dari F35 ?
Jadi kesimpulannya apa Aussy lebih titik-titik daripada yang ngomong tadi ya?
Trus tentang pemilihan F16 daripada gripen, itu karena SDM kita baik penerbang maupun teknisi kita lebih familiar pada F16 daripada gripen. Suku cadang pun lebih banyak tersedia di pasar dunia untuk F16 daripada gripen.
Jadi bukan soal maksa atau nggak maksa…