AAV (LVTP-7) Korps Marinir AS Tenggelam dalam Latihan, Satu Tewas dan Delapan Pasukan Hilang
|Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, hari Jumat kemarin (31/7/2020), kabar duka datang dari Korps Marinir Amerika Serikat (USMC), dimana salah satu ranpur lapis baja AAV (Amphibious Assault Vehicle) atau di Korps Marinir TNI AL dikenal sebagai LVTP-7A1, mengalami insiden saat latihan embarkasi basah dari Pulau San Clemente menuju kapal pendarat USS Somerset di lepas pantai California Selatan. Kejadian yang berlangsung pukul 17.45 waktu setempat itu mengakibatkan ranpur seberat 30 ton itu tenggelam ke dasar laut.
Dikutip dari abcnews.go.com (1/8/2020), disebutkan satu marinir dinyatakan tewas, dua luka berat dan ada delapan marinir lainnya hingga kini statusnya dinyatakan hilang. Berdasarkan keterangan dari USMC, ranpur nahas tersebut kala itu membawa 15 marinir dan satu pelaut, atau ada 16 personel yang berada di AAV. Lima personel dilaporkan dapat menyelamatkan diri dan dalam kondisi stabil. Rangkaian latihan pendaratan dan kembali ke kapal diikuti oleh 13 ranpur yang tergabung dalam 5th Marine Expeditionary Unit.
Tagen Schmidt, mantan anggota marinir yang selamat dari musibah AAV pada tahun 2017 mengungkapkan, bahwa dalam insiden itu ranpur akan tenggelam dengan sangat cepat. “Dengan semua perlengkapan dan personel, Anda pasti akan bergesekan dengan orang di sebelah Anda, itu menjadi sangat sulit dalam usaha evakuasi,” kata Schmidt. Ia menambahkan, cara utama untuk menyelamatkan diri dari AAV yang tenggelam adalah melalui lubang palka di bagian atas. Bobot palka lumayan berat, sering membutuhkan dua marinir untuk mendorong terbuka dan akan menjadi lebih berat ketika kendaraan sudah berada di dalam air.


Jika Marinir tidak dapat membuka lubang palka sebelum kendaraan tenggelam di bawah lebih dari tiga kaki, maka membuka pintu palka akan sangat sulit, bahkan hampir tidak mungkin dilakukan,” kata Schmidt. Pun jika pintu palka berhasil dibuka, kemungkinan besar tidak semua pasukan bisa keluar.
Musibah yang menimpa AAV/LVTP-7 di atas, sedikit banyak mengingatkan insiden serupa yang terjadi saat pendaratan pansam (panser amfibi) BTR-50 Korps Marinir di Pantai Laga, saat operasi Seroja di Timor Timur tahun 1975. Kala itu, BTR-50 setelah meluncur dari LST (Landing Ship Tank) mengalami mati mesin dan pansam tidak muncul ke permukaan, korban tewas pun tak bisa dihindarkan dalam musibah di ranpur yang punya bobot 14,5 ton tersebut.
Baca juga: Dalam Operasi Amfibi, LVTP-7A1 “Jodohnya” Bersama Landing Platform Dock
Untuk AAV atau LVTP-7 dapat memuat 20 pasukan infanteri marinir, sehingga dalam musibah 31 Juli mengindikasikan ranpur tidak kelebihan muatan. Selain upaya pencarian kedelapan pasukan yang hilang, sebab musabab insiden ini juga masih dalam tahap penyelidikan.
Jenis ranpur ini punya keunggulan, yaitu dilengkapi pompa elektrik otomatis untuk mengeluarkan air jika ada air yang masuk ke dalam kompartemen. Bila sistem elektrik tak berfungsi, masih bisa difungsikan pompa mekanik. (Gilang Perdana)
Atas nama persaudaraan Marinir Dunia, kami atas nama Marinir Indonesia turut berduka, semoga pasukan yang masih belum ditemukan dapat segera ditemukan, aamiinn.
Spt nya msh terjebak di dlm om. Yg susah klu sempat keluar tp terseret arus bawah bakal makan waktu lbh lama utk mengevakuasinya.
Ngomong2 yg pny marinir kita msh yg versi lawas apa yg udh di upgrade ya ?
Secanggih apapun peralatan kalau maintenance kurang memang berbahaya, jika maintenance nya sdh dilakukan dan berjadwal, accident itu bagian dari takdir ilahi,,,tetap semangat TNI ku!
Atas nama persaudaraan Marinir dunia, kami atas nama Marinir Indonesia turut berduka, semoga personil yang belum ditemukan dapat segera ditemukan, aamiinn
Sebenarnya ada berapa kali pansam amfibi btr 50 TNI mengalami kecelakaan dan kenapa atraksi TNI dng menggunakan LVTP 7 disebut stupid crazy?
Krn LPTV 7 termasuk ranpur amphibi yg lumayan berat, sampai 30 ton beratnya. Dgn berat segitu di pakai terjun dr atas dermaga yg lumayan tinggi ya wajar tuh org bule yg bwt nya bilang kalau marinir kita stupid crazy, krn menurut pikiran mereka dgn berat segitu tuh ranpur rawan nyungsep dan ga mau ngambang lg wkwkwk … Lha di pake normal aja spt berita di artikel ini bs nyungsep apalagi klu di pakai ugal2an sama marinir kita. Tp yg namanya atraksi pst personil dan kendaraan nya udh terlatih utk melakukannya walaupun yg namanya nahas pst bs saja terjadi.
Terlalu tua harus produksi kendaraan amphibi yang bisa menyelam juga jadi praktis dalam penyerbuan
Klu yg bisa nyelam jg namanya kendaraan buaya dong mbah, soalnya dr semua binatang amphibi sepertinya cm buaya yg msh jago nyelam klu kodok mah sesak tuh lama2 dlm air kecuali msh berupa cebong. Wkwkkk … Tp klu ga salah pernah ada tuh artikel yg isinya berita tentang rancangan disen slh satu universitas di indo bwt desain kapal amphibi yg bisa di atas air, bawah air sama bisa kedaratan.
Coba kembangkan IFV yg bisa menyelam d lengkapi dengan torpedo, rudal anti tank, rudal arhanud jarak pendek dan meriam gatling 30mm.. jd bisa la nyerang kapal tank dan pesawat atau helikopter
Faktor teknis penyebab tank amphibi tenggelam biasanya krn kebocoran atau mesin/water jet mati d tengah laut…..sblm operasi amphibi marinir kita selalu melakukan pengecekan mesin & test kebocoran serta memberikan seember gemuk d area track utk meminimalisir resiko kecelakaan…..yg sulit kalau penyebabnya faktor alam, seperti saat operasi militer d Aceh 2003, KAPA terbalik & tenggelam d hantam gelombang laut, menyebabkan anggota marinir kita gugur.
Kabarnya Marinir Amerika berencana mengganti ranpur AAV atau LVTP 7 dgn amphibious combat vehicle (ACV).
Sama2 kemampuan ampibi. Truk ampibinya lawas punya Inggris juga nyebur ” CRAZY” style kyk HUT TNI…
https://youtu.be/3mr_pCrhTkk
Segera ganti sluruh LVTP-7 hibah dengan LCAC Hovercraft, BT-3F dan Zaha utk operasi serbu marinir ! Beli masing2 1000 unit. Tambah BMP series atau BMD, masing2 100 batalion ! Utk angkut material dan personel gunakan hovercraft LCAC. 200-300 LCAC ckup utk melayani pertahanan di tiga armada. Tambah jg MLRS dan meriam 105 mm, masing2 1000-2000 unit ! Gunakan dan anggarkan uang 11ribu triliun semuanya utk membeli alutsista.
Kalo yg lg tugas si Gilang Perdana banyak asal sensor komen saja. Gak paham bahasa argumen si Gilang ini.
emang iyaa , komen kita bisa di edit dimari ya Bung ?
pantesan , gw coba lihat ke belakang komen-komen ada yg hilang …
Mereka marinir sejati ketika kendaraan tenggelam mereka wajib tenggelam bersama kendaraannya. Itu suatu kehormatan tapi dalam perang kl dalam latihan ya ada yg salah
Dalam perang, aset manusia adalah yang paling penting, karena sangat sulit menggantikan pasukan berpengalaman bahkan kadang tidak mungkin menggantikanya, sedangkan peralatan tempur bisa diganti… Ini seperti cerminan perang Asia Timur (perang pasifik di PD2), dimana USA banyak menyelamatkan pasukan mereka, sedangkan Jepang banyak kehilangan karena sikap patriotisme mereka…
Tentara bs rekrut kl alusista??, beli pakai uang..
Nyawa manusia, skill individu dan pengalaman tempur tidak bisa digantikan dalam waktu singkat… alat perang tinggal bayar, spec nya pasti sama dan cara pengoperasianya juga sama… rekrutan baru yang belum berpengalaman sangat beresiko dalam sebuah pertempuran… referensi dari PD 2 dan Perang Vietnam…
Motto USMC
Semper Fidelis
Kebanggaan patriotik
D USMC ada bbrp perwira berdarah Indonesia.