Rusia Adopsi Rudal Jelajah Anti Kapal (P-500, P-700 dan P-1000) untuk Serangan ke Daratan
|Bila Ukraina memberdayakan rudal hanud lawas S-200 peninggalan era Soviet, sebaga rudal balistik untuk serangan ke permukaan, maka Rusia pun tak tinggal diam. Meski bukan berarti mengikuti jejak Ukraina, ada kabar bahwa Rusia kini tengah mempersiapkan stok ribuan rudal jelajah (anti kapal) supersonik era Perang Dingin, untuk difungsikan dalam misi serangan ke permukaan (daratan).
Baca juga: Serang ke Wilayah Rusia, Ukraina ‘Bangkitkan’ Rudal Hanud S-200 Jadi Rudal Balistik
Dilansir dari bulgarianmilitary.com (27/8/2023), disebut Rusia kini tengah mengadaptasi rudal jelajah anti kapal P-500, P-700 dan P-1000 untuk serangan ke daratan. Berdasarkan penelitian yang disebarluaskan di berbagai media non-Rusia, dikatakan Kementerian Pertahanan Rusia sedang mempertimbangkan transformasi rudal anti-kapal tua era Soviet menjadi rudal permukaan-ke-permukaan yang dapat diterapkan secara lebih luas.
Rusia saat ini dikatakan masih memiliki persenjataan rudal yang kuat dengan jumlah yang mencapai ribuan. Koleksi ini terutama mencakup rudal anti kapal P-700 Granit, P-500 Bazalt, dan P-1000 Vulkan. Selain fungsi utamanya untuk menghancurkan kapal-kapal atas permukaan, trio rudal anti kapal itu juga memiliki kapasitas untuk menargetkan dan menghancurkan fasilitas infrastruktur di permukaan.
Rudal anti-kapal P-800 Onyx (Yakhont), yang terkenal dengan efisiensinya, telah membuktikan potensinya dalam uji penggunaan di darat. Rudal supersonik ini memiliki kemampuan untuk menembus hampir semua sistem pertahanan udara, yang merupakan bukti sifat tangguh rudal buatan Rusia. Beberapa ahli Rusia berpendapat bahwa P-700 Granit, P-500 Bazalt, dan P-1000 Vulkan dapat berfungsi sebagai rudal yang efektif untuk menyerang sasaran di darat. Namun apakah benar semudah itu?
Diproduksi pertama kali pada tahun 1983, P-700 Granit adalah rudal supersonik, yang memiliki kemiripan tertentu dengan Onyx. Dirancang terutama untuk digunakan pada kapal selam Granit dan Antey class, rudal ini telah menjadi komponen penting dalam persenjataan militer Rusia selama beberapa dekade. Namun, karena sebagian besar kapal selam tersebut telah dinonaktifkan dan kemudian dihancurkan, kegunaan P-700 Granit dalam bentuk aslinya telah berkurang.
Mengingat keadaan di atas, konversi menjadi rudal yang diluncurkan dari darat adalah sebuah evolusi yang logis. Transformasi ini tidak hanya memperpanjang umur operasional rudal-rudal tersebut, tetapi juga sejalan dengan arah strategis militer Rusia.
Kemudian P-500 Bazalt, sebuah rudal supersonik yang mirip dengan Onyx, telah digunakan secara eksklusif oleh kapal penjelajah ternama, Admiral Kuznetsov class. Namun, mengingat upaya modernisasi yang sedang berlangsung, Kuznetsov nantinya akan dilengkapi dengan rudal yang lebih berteknologi maju. Akibatnya, Bazalt P-500 diperkirakan akan tetap tidak aktif di masa mendatang.
Terkahir P-1000 Vulcan, disebut sebagai rudal yang sangat canggih, muncul sebagai penerus P-500 Bazalt. Transisi ini menandai kemajuan penting dalam teknologi militer, yang terjadi menjelang akhir keberadaan Uni Soviet. Kapal penjelajah rudal Ustinov dan Varyag berfungsi sebagai pembawa utama senjata canggih ini. Khususnya, kapal perang Ustinov, bahkan setelah modernisasinya, terus menampung 16 peluncur P-1000 yang didedikasikan untuk rudal canggih ini.
P-500 Basalt diklaim memiliki kapasitas untuk digunakan sebagai rudal permukaan-ke-permukaan. Namun, patut dicatat bahwa rudal seperti P-700 Granit dan P-1000 Vulcan yang lebih kuat masih secara resmi digunakan oleh beberapa kapal dan kapal selam. Oleh karena itu, kelayakan modifikasinya untuk serangan darat, sampai batas tertentu, dibatasi dan tidak sepenuhnya tidak dibatasi.
Laporan yang muncul dari media Barat menunjukkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia sedang mempertimbangkan perubahan strategis yang signifikan. Secara khusus, mereka mempertimbangkan kemungkinan penggunaan kembali rudal anti-kapal dari zaman Perang Dingin, untuk mengalihkan kekuatan mereka ke sasaran terestrial, terlebih rudal-rudal ini dilengkapi dengan muatan hulu ledak seberat satu ton.
Rusia memiliki persenjataan yang terdiri dari ratusan rudal Basalt, bersama dengan versi modifikasinya, P-1000 Vulcan. Pada saat yang sama, Rusia juga memiliki ribuan rudal P-700 Granit. Kebutuhan akan modernisasi rudal sudah jelas. Saat ini, rudal-rudal tersebut dirancang untuk menyerang sasaran di laut – sebuah tugas yang relatif mudah mengingat kurangnya kompleksitas geografis di lingkungan laut. Namun, peralihan rudal-rudal tersebut ke sasaran terestrial (permukaan) menghadirkan tantangan yang signifikan.
Baca juga: K-300P Bastion-P – Sistem Rudal Jelajah Yakhont dengan Platform Heavy Duty Truck
Karena topografi pada permukaan yang rumit dan bervariasi. Kompleksitas lanskap terestrial memerlukan tinjauan komprehensif dan peningkatan selanjutnya terhadap teknologi rudal yang ada. Ada potensi bahwa para insinyur Rusia saat ini sedang mengatasi masalah ini. Pengamatan mengungkapkan bahwa beberapa rudal Rusia telah mulai mengintegrasikan GLONASS dan sistem panduan inersia. Para ahli menegaskan bahwa proses modifikasi rudal P-700 Granit, P-500 Basalt, dan P-1000 Vulcan untuk target darat dapat memakan waktu enam bulan, atau bahkan lebih lama. (Gilang Perdana)
Selama alat pandu navigasinya pake gps, ga masalah dengan target permukaan. Tapi apa bisa mengikuti kontur daratan ?