Update Drone KamikazeKlik di Atas

[Video] Visual Close Up Kawah Gunung Agung dari Drone “Tawon 1.8”

Ancaman dari semburan magma dan bau belerang yang pekat menjadi tantangan berat dalam melakukan pengamatan di puncak kawah Gunung Agung. Karena citra satelit dianggap tidak setiap waktu dapat memantau perkembangan kawah, maka beberapa drone telah dipercaya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk meronda sekaligus melakukan pengamatan visual jarak dekat di atas kawah. Seperti telah diwartakan Indomiliter.com sebelumnya, Tawon 1.8 dipercaya sebagai drone mini untuk melaksanakan tugas berbahaya tersebut.

Baca juga: Mengenal “Tawon 1.8” – Drone Mini Pengintip Kawah Puncak Gunung Agung

Tawon 1.8 yang punya bobot 3 kg dan diluncurkan secara handlaunched memang diandalkan untuk misi ekstrim di area pegunungan. Dengan payload berupa kamera Sony S600 dan Go Pro 4K, drone Tawon produksi PT Carita Boat Indonesia (CBI) mulai melaksanakan operasi surveillance di Gunung Agung pada 19-21 Oktober, dan kami mendapatkan rekaman manuver terbang Tawon (cockpit view) dan visual kawah Gunung Agung. Disebutkan bahwa pengambilan video tersebut dilakukan pada tanggal 20-21 Oktober, dengan mengambil momen take off pada pagi hari di rentang pukul 06.00-07.30 WITA.

Dengan kecepatan 40-50 km per jam, Tawon sekali mengangkasa mengitari area kawah Gunung Agung memakan waktu dibawah 30 menit. “Tantangan terbesar untuk menerbangkan drone ini adalah kecepatan angin di lokasi, bila kecepatan angin sampai 25 knots (46 km per jam) maka penerbangan harus ditunda,” papar pihak PT CBI yang menjadi operator drone. Tawon 1.8 secara teknis memang hanya layak diterbangkan pada kondisi kecepatan angin 20 knots (37 km per jam). Lain dari itu, drone yang dikendalikan secara LoS (Line of Sight) memerlukan area yang bebas obstacle.

Dan berikut di bawah ini adalah video eksklusif yang memperlihatkan manuver Tawon saat mendekati kawah dan saat Tawon berada tepat di atas kawah yang sedang mengeluarkan asap putih. Nampak aktivitas vulkanik Gunung Agung menurun, meski rekahan pada kawah bertambah lebar. Video ini direkam pada ketinggian 3.080 mpdl (meter di atas permukaan laut).

Foto: Kompas.com

Dapur pacu Tawon 1.8 mengandalkan mesin 25 QInch dengan bahan bakar metanol 1 liter. Sebagai transmisi untuk kendali menggunakan telemetri RFD 800 Mhz dan radio 430 Mhz. Sementara sang ‘pilot’ drone bisa mengendalikan Tawon dari GCS (Ground Control Station) maupun yang lebih simple lewat konsol FPV (First Person View) headset. (Haryo Adjie)

One Comment