Inilah ‘Ronin” – Tikus Pendeteksi Ranjau dari Kamboja yang Pecahkan Rekor Guinness World Record

Dianggap sebagai hama, otoritas IKN (Ibu Kota Nusantara) kini sedang sibuk membasmi serangan tikus, namun lain hal di Kamboja, peran tikus berhasil dimanfaatkan sebagai hewan pendeteksi ranjau. Tikus yang dilatih khusus oleh tim penjnak ranjau (jihandak) diperlakukan bak pahlawan, karena mampu mendeteksi ranjau darat secara efektif dan aman.

Baca juga: PTKM-1R – Ranjau Darat dengan Teknologi Sensor Seismik dan Infrared, Bikin MBT Ketar-ketir!

Seekor tikus yang diberi nama “Ronin” telah memecahkan rekor dalam Guinness World Record untuk peran mendeteksi ranjau darat.

Ronin telah mendeteksi 109 ranjau darat dan 15 item persenjataan yang belum meledak sejak tahun 2021. Hal itu menurut APOPO, lembaga amal yang melatih tikus berkantung raksasa Afrika, dan Guinness Book of World Records, yang menyatakan Ronin sebagai pemegang rekor baru. Saat ini, Ronin dikerahkan untuk beroperasi di Provinsi Preah Vihear di Kamboja, salah satu negara dengan ranjau terbanyak di dunia.

Ranjau darat tetap menjadi bahaya yang selalu ada di medan perang, dan itu berlaku bagi tentara yang sedang berkonflik dan warga sipil setelah perang berakhir. Jutaan ranjau darat anti personel dikubur di seluruh dunia, dan sementara kelompok-kelompok berupaya membersihkannya dengan aman, dalam beberapa tahun terakhir mereka beralih ke alat baru untuk membantu mendeteksi, yakni tikus.

Dan seekor tikus di Kamboja kini telah mendeteksi lebih banyak ranjau darat daripada tikus lain mana pun dalam sejarah.

Guinness Book of World Records mengumumkan pencapaian Ronin pada tanggal 4 April 2025, yang kebetulan bertepatan dengan Hari Kesadaran Ranjau dan Bantuan dalam Aksi Ranjau Internasional dan Hari Tikus Sedunia.

Ronin, yang bekerja dengan seorang pawang di lapangan, memecahkan rekor untuk pekerjaan yang dilakukan antara Agustus 2021 hingga Februari 2025. Ronin adalah salah satu dari lusinan hewan pengerat yang dilatih khusus yang aktif mencari ranjau darat untuk upaya pembersihan ranjau.

Menurut Guinness Book of World Records dalam sebuah pernyataan, “memberikan perbedaan nyata bagi orang-orang yang telah dihantui ketakutan selama puluhan tahun bahwa satu kesalahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari bisa menjadi kesalahan terakhir mereka.”

Tikus seperti Ronin dilatih untuk mengendus bahan kimia dalam bahan peledak (ranjau). Kerja keras mereka juga memungkinkan mereka menempuh jarak lebih cepat daripada manusia dengan detektor logam. Indra penciuman tikus membuat mereka fokus pada senyawa kimia, dan tidak akan tertipu oleh serpihan logam acak.

Mereka juga dilatih pada sistem kisi-kisi, dan ketika di lapangan, ukuran tubuh mereka yang kecil memungkinkan tikus menemukan dan mencapai ranjau darat tanpa meledakkannya. Ronin dan tikus lainnya bekerja hanya 30 menit setiap hari.

Uran 6 – Robot Penghancur Ranjau Zeni Tempur Rusia di Ukraina

Kamboja tetap menjadi salah satu lokasi dengan ranjau terbanyak di dunia, dengan perkiraan 4 juta hingga 6 juta ranjau darat masih terkubur di tanah akibat konflik di negara itu antara tahun 1960-an hingga 1990-an. Meskipun telah berupaya selama bertahun-tahun, dan jutaan ranjau telah dinonaktifkan dan disingkirkan, ranjau-ranjau tersebut tetap menjadi bahaya yang ada terus-menerus dan telah menyebabkan cedera dan kematian.

Catatan rekor Ronin mencakup 38 ranjau lebih banyak daripada pemegang rekor tikus sebelumnya, Magawa. Dalam kariernya selama lima tahun, Magawa mendeteksi 71 ranjau darat dan 38 persenjataan lain yang belum meledak di Kamboja. Pada tahun 2020, Magawa dianugerahi medali emas dari badan amal veteriner atas usahanya. Magawa meninggal pada tahun 2022 pada usia delapan tahun.

Meskipun telah ada diplomasi internasional selama beberapa tahun yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran ranjau darat, seperti Perjanjian Ottawa 1997, dan menyingkirkannya, ranjau darat masih berserakan di puluhan negara. Banyak dari negara-negara tersebut sudah tidak mengalami konflik aktif, tetapi warga sipil masih berisiko terkena ranjau. (Gilang Perdana)

Startup Rusia Uji Peluncuran Ranjau Darat Anti Tank dari Drone Copter dengan 16 Rotor Motor