Tingkatkan Output! Pabrik Baru Dassault di Cergy Genjot Produksi Rafale Jadi 3 Unit Per Bulan di 2026

Didorong oleh meningkatnya pesanan, Dassault Aviation pada hari Selasa, 23 September 2025, meresmikan fasilitas produksi baru di Cergy, barat laut Paris, menandai pertama kalinya sejak tahun 1970-an grup kedirgantaraan Perancis tersebut membuka lokasi manufaktur baru.
Upacara peresmian dipimpin oleh CEO Dassault Aviation, Éric Trappier, yang didampingi oleh Valérie Pécresse, Presiden Dewan Regional Île-de-France, beserta pejabat daerah lainnya, otoritas militer, dan perwakilan ekosistem industri regional.
“Ini adalah pertama kalinya sejak tahun 1970-an Dassault Aviation meresmikan lokasi produksi baru,” ujar Trappier dalam acara tersebut. “Bagi seorang industrialis Perancis, yang terikat dengan negaranya, wilayahnya, dan pekerjaannya, peresmian pabrik baru merupakan kebahagiaan dan kebanggaan yang tak tertandingi.”

Beroperasi sejak musim panas 2024, pabrik Dassault di Cergy secara bertahap mengambil alih aktivitas pabrik Dassault di Argenteuil, yang telah usang. Fungsi utama fasilitas produksi baru ini meliputi perakitan komponen jet bisnis Falcon dan Rafale, integrasi bagian-bagian badan pesawat, pemasangan sistem dan peralatan pada badan pesawat Rafale, serta produksi pipa logam. Satu-satunya pengecualian adalah produksi komponen-komponen utama kecil, yang telah dialihkan ke fasilitas Dassault di Seclin.
Dikutip dari aerotime.aero, proyek pembangunan fasilitas produksi di Cergy dimulai pada tahun 2019, dengan peletakan batu pertama pada tahun 2021. Lokasi proyek selesai pada bulan Juli 2024, dan tim beserta peralatan mereka dipindahkan dari Argenteuil antara bulan Juli 2024 dan Januari 2025. Lebih dari 600 insinyur, teknisi, dan pekerja terampil kini telah bergabung dengan pabrik, sebagian besar dari mereka pindah dari Argenteuil.
Dassault Aviation Bangun Fasilitas MRO Rafale di India, Jalan Produksi Lokal Jet Tempur Perancis
Dengan luas 110.760 meter persegi, yang mana 39.700 meter persegi didedikasikan untuk produksi, pabrik Cergy merupakan bagian dari strategi Dassault Aviation yang lebih luas untuk meningkatkan skala produksi sebagai respons terhadap permintaan yang kuat untuk jet tempur Rafale dan jet bisnis Falcon.
Dassault Aviation juga telah menambah jumlah tenaga kerja, dari sekitar 12.000 menjadi 14.500 dalam beberapa tahun terakhir dan berencana untuk meningkatkan produksi Rafale menjadi tiga pesawat per bulan mulai tahun 2026.

Cergy merupakan salah satu mata rantai dalam jalur produksi yang lebih besar, beberapa komponen diproduksi di Seclin di Perancis utara sebelum badan pesawat diselesaikan dan perakitan akhir serta uji terbang berlangsung di Mérignac, dekat Bordeaux.
Sebuah pesawat tempur Rafale terdiri dari sekitar 30.000 suku cadang yang dipasok oleh sekitar 400 subkontraktor Perancis, mulai dari grup besar seperti Thales dan Safran hingga perusahaan spesialis yang lebih kecil. Rantai pasokan yang luas ini menyoroti basis industri domestik yang diandalkan Dassault untuk program militer dan sipilnya.
Ekspor tetap menjadi pendorong utama, pesanan baru dari negara-negara seperti India dapat semakin meningkatkan kebutuhan produksi.
Tidak seperti banyak jet tempur pesaing, Rafale dirancang untuk bebas dari US International Traffic in Arms Regulations (ITAR), memberikan Perancis kebebasan yang lebih besar dalam negosiasi ekspor dan menggarisbawahi argumen kedaulatan yang disoroti oleh Trappier. (Gilang Perdana)


@Dobel Agato: cuma bertanya, anda baca di mana J-10C punya jangkauan 550 km dan muatan hanya 6 ton? 🤔 yang benar radius tempurnya adalah 550 mil laut atau sekitar 1.018 km, muatannya sekitar 7 ton. Perbandingan dengan F-35 baik varian A, B dan C adalah:
– F-35A (Angkatan Udara): Sekitar 1.239 km (669 mil laut). Angka ini dapat ditingkatkan dengan penambahan tangki bahan bakar eksternal.
– F-35B (Marinir): Sekitar 935 km (505 mil laut), karena kemampuan lepas landas pendek dan mendarat vertikalnya (STOVL) memerlukan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi.
– F-35C (Angkatan Laut): Sekitar 1.241 km (670 mil laut). Varian ini memiliki sayap yang lebih besar untuk pengoperasian dari kapal induk.
Sertakan data yang valid setidaknya bukan ngarang sendiri ya, jangan asal benci dan lain lain dan lain lain 👍😅
Mungkin akan lebih baik Indonesia beli Rafale hingga 60-72 unit dan ditambah Drone Kizilelma daripada harus beli J-10C, jangkauan hanya 550 km dan berat senjata yg bisa dibawa hanya 6 ton. Percuma untuk dibeli oleh Indonesia.
3 unit per bulan di tahun 2026, pesanan Rafale kita dan negara lainnya bisa lebih cepat diproduksi, untuk rantai pasokan bahan bakunya masih aman?