Tandingi THAAD, Cina Tampilkan Sistem Pertahanan Udara Anti Rudal Balistik HQ-19 untuk Pasar Ekspor
Meski banyak menampilkan citra militer yang ofensif, tapi bukan berarti Cina kendor dalam pertahahan udara anti rudal balistik. Punya gesekan kepentingan dengan negara-negara besar, maka Cina telah mengembangkan sistem hanud anti rudal balistik sekelas Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan Lockheed Martin.
Dan untuk pertama kalinya, Cina memperlihatkan ke publik sistem hanud anti rudal balistik HQ-19 dalam Zhuhai (China) Airshow 2024 (12 – 17 November). Dioperasikan oleh Angkatan Udara Cina, HQ-19 yang juga dikenal sebagai Hongqi-19, mengusung kendaraan peluncur dengan sasis roda 8×8. HQ-19 dilengkapi konfigurasi peluncur enam rudal.
Sistem anti rudal balistik HQ-19 dari Cina dikembangkan oleh China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC). HQ-19 dirancang sebagai sistem pertahanan anti-rudal balistik yang dapat mencegat rudal balistik berjarak menengah dan interkontinental pada ketinggian yang lebih tinggi dari pendahulunya, HQ-9. Sistem ini menggunakan mekanisme peluncuran dingin pada sudut yang curam, yang memungkinkannya untuk mencegat rudal balistik yang masuk secara efektif.
Dengan dukungan teknologi sistem radar, termasuk radar informasi 610A, maka sistem HQ-19 dilaporkan dapat mendeteksi target pada jarak sekitar 4.000 kilometer, yang mencakup wilayah dari Asia Selatan bagian utara hingga wilayah pedalaman Cina, seperti Dataran Tinggi Tibet. Sistem komando dan kendali HQ-19 mengintegrasikan data radar ini untuk meningkatkan pelacakan dan intersepsi target.
Salah satu radar utama yang diintegrasikan dalam sistem HQ-19 adalah radar Type 2084 atau sejenis radar radar X-band phased array lainnya, yang sangat efektif dalam pelacakan target dengan akurasi tinggi dan memungkinkan sistem untuk melacak serta memandu interceptor pada target rudal balistik.
Selain radar utama, HQ-19 kemungkinan juga bekerja sama dengan sistem radar peringatan dini seperti Type 110 atau radar peringatan jarak jauh yang dimiliki Cina untuk mendeteksi ancaman lebih awal. Integrasi dengan jaringan radar ini memungkinkan HQ-19 untuk memberikan respon cepat terhadap berbagai ancaman rudal balistik yang datang.
Sepeti dikutip Armyrecognition.com, pengembangan HQ-19 dimulai pada akhir tahun 1990-an sebagai bagian dari Program 863 yang memprioritaskan kemajuan dalam kemampuan pertahanan berteknologi tinggi. Sistem pemandu HQ-19 mencakup pencari inframerah dengan jendela samping, yang dirancang untuk mengurangi gangguan atmosfer dan memberikan penargetan yang akurat di ketinggian tinggi.
The highlight of the Zhuhai Air Show 2024: HQ-19 Anti-Ballistic Missile Interceptor 🇨🇳 https://t.co/pbMLtYl8lc pic.twitter.com/1gVrSNdzW3
— Global Defense Insight (@Defense_Talks) November 5, 2024
Rudal HQ-19 ditenagai oleh mesin roket padat dua tahap, yang menggabungkan konstruksi serat karbon dan propelan padat N-15B. Konfigurasi ini menghasilkan impuls spesifik selama 260 detik, yang mendukung kemampuan manuver tinggi untuk mencegat hulu ledak yang sedang bergerak.
Desain mesin rudal ini memiliki kemampuan pulsa ganda (double-pulse capability) yang dilaporkan meningkatkan efektivitas kinetik terminal dan memperluas jangkauan operasional rudal. Disempurnakan oleh inovasi dalam material komposit, konfigurasi ini memungkinkan rudal untuk bermanuver dengan gaya hingga 60g selama intersepsi.
Sebagai anti-ballistic missile (ABM) interceptor, HQ-19 punya jangkauan intersepsi hingga 3.000 kilometer, yang memungkinkannya untuk menyerang rudal balistik dalam jarak tersebut. Hulu ledak pembunuh kinetik sistem ini menempatkannya di antara sedikit sistem di dunia yang dilengkapi dengan mekanisme semacam itu, bersama dengan kinetic kill vehicles (KKV) milik AS.
Beberapa pengujian telah memvalidasi fungsionalitas HQ-19, termasuk intersepsi pada ketinggian lebih dari 200 kilometer dan kecepatan relatif hingga 10.000 meter per detik. Pada bulan Februari 2021, Kementerian Pertahanan Cina melaporkan uji coba yang mengonfirmasi bahwa HQ-19 memenuhi semua harapan.
Ditampilkannya HQ-19 dalam pameran dirgantara internasional menyiratkan bahwa Cina akan menawarkan sistem hanud ini untuk pasar ekspor. Industri pertahanan Cina telah menunjukkan minat untuk memperluas basis pelanggannya di luar klien utama seperti Pakistan, Arab Saudi, dan Mesir, yang bertujuan untuk membangun jejak yang lebih besar di pasar negara berkembang.
Kemampuan HQ-19 dalam intersepsi rudal dapat menjadi pilihan bagi negara-negara yang mencari sistem pertahanan serupa. Pendekatan ini mencerminkan minat Cina yang lebih luas dalam memperkuat sektor ekspor militernya di samping jangkauan ekonomi globalnya. Selain HQ-19, Cina masih memiliki beberapa sistem hanud anti rudal balistik, seperti HQ-9 dan HQ-26. HQ-26. (Gilang Perdana)
Cina Kembangkan Rudal Hanud dengan Jangkauan 2.000 Km, Targetkan Pembom Strategis dan AWACS