Singapura Tambah Pesanan Kapal Selam, Total Bakal Operasikan Lima Unit Type 218SG Buatan Jerman
|Tanpa basa-basi, Singapura yang dikenal sebagai militer terkuat di Asia Tenggara menambah postur kekuatan armada kapal selamnya. Beberapa saat sebelum Angela Merkel menanggalkan jabatannya sebagai Kanselir, telah ada persetujuan dari Pemerintah Jerman untuk penjualan satu unit kapal selama Type 218SG tambahan untuk Singapura.
Baca juga: Kapal Selam Type 218SG “Invicible Class” Singapura Memulai Tahapan Sea Trial
Dengan penambahan satu pesanan Type 218SG, menjadikan Angkatan Laut Singapura kelak mengoperasikan lima unit kapal selam diesel listrik tercanggih di Asia Tenggara. Dikutip dari militaryleak.com (28/12/2021), disebutkan dalam sembilan hari terakhir masa jabatan Merkel, telah terjadi kesepakatan kontrak ekspor persenjataan senilai 5 miliar euro (US$5,6 miliar), menjadikan total ekspor persenjaaan Jerman di sepanjang 2021 mencapai 9,04 miliar euro.
Kontrak 5 miliar euro tersebut mencakup tiga unit frigat MEKO A-200EN ke Mesir, pengiriman 16 sistem pertahanan udara IRIS-T SLS/SLX ke Mesir, dan ThyssenKrupp Marine Systems yang diizinkan untuk mengekspor kapal selam Type 218 SG tambahan ke Singapura.
Terlepas dari pesanan tambahan Type 218SG, AL Singapura dijadwalkan akan menerima kedatangan unit perdana kapal selam Type 218SG pada tahun 2021. Namun, akibat terhambatnya rantai pasokan pada perangkat yang akan di-install, maka kapal selam produksi ThyssenKrupp Marine, Jerman, ini baru akan diserahkan ke Singapura pada tahun 2022.
Kapal selam perdana yang diberi label RSS Invicible, diketahui telah memulai rangkaian sea trial pada 31 Agustus 2021 di Kiel. Sebagai informasi, RSS Invicible telah diluncurkan dari galangan pada 18 Februari 2019.
Rencananya unit Type 218SG keempat akan diserahkan ke AL Singapura pada tahun 2024. Bagi Singapura, kehadiran kapal selam Type 218SG memberi efek deteren strategis, terutama sebagai pemain kunci dalam Sea Lines of Communications (SLOC), dimana kekuatan armada kapal perang Singapura langsung terkait dengan kondisi di Selat Malaka dan kawasan Laut Cina Selatan.
Dengan teknologi Air Independent Propulsion (AIP) fuel cell menjadikan kapal selam berbobot 2.000 ton ini punya kemampuan endurance di bawah permukaan 50 persen lebih lama ketimbang kapal selam diesel listrik konvensional. Panjang lambung kapal selam ini mencapai 70 meter dan lebar 6,3 meter.
Baca juga: Belum Ada Tandingan, Armada Kapal Selam Singapura Adopsi 2 Teknologi AIP
Type 218SG mengandalkan Konfigurasi kemudi X yang memungkinkan pengoperasian kapal selam di perairan pesisir yang dangkal. Guna mendukung operasi pasukan khusus, kapal selam canggih ini dilengkapi fasilitas Horizontal Multi-Purpose Lock (HMPL) yang terletak di haluan, di samping tabung peluncur torpedo. (Gilang Perdana)
hehehehehe…
Saya sering mengatakan bahwa bagaimanapun Singapura akan memiliki alusista yang minimalnya 1 tingkat diatas kita, semua itu lebih dikarenakan kebijakan peta kekuatan yang dibangun oleh Amerika, NATO dan Ausie.
Jangan berasumsi kita akan diberikan yang setingkat dengan Singapura apa lagi dengan Ausie.
Sudahlah…
Sebenarnya pilihannya ada banyak, diantaranya yaitu “keep” semua pembelian alusista dan di save, karena membeli dengan jumlah unit sedikit dan kosongan jangan harap mendapat ToT memuaskan.
Untuk under sea lebih baik lanjutkan dengan KorSel untuk Changboogo yang versi AIP dan VLS, di atas permukaan Arrowhead-140 yang katanya next frgate class kita, lalu di matra udara lebih baik fokus IFX dan hardpoinnya, lalu matra darat harus dapat lebih mensuport matra udara dan laut.
Dimatra semua angkatan kita banyak yang kurang efisien, salah satunya adalah banyak perwira non job / tidak memiliki jabatan fungsional yang jelas.
Bayangkan berapa pengeluaran dari kesemua matra untuk menggaji perwira pertahunnya?
Lalu setiap transaksi alusista tidak dapat diaudit oleh KPK dengan alasan keamanan negara.
Lalu apakah KPK bukan bagian dari menjaga keamanan negara dalam bidang rasuah??
Kita harus merubah semua cara lama yang kurang efisien dan efektif, lalu kita juga harus lebih terbuka untuk semua proses transaksi untuk kebaikan bangsa dan negara.
Hanya satu kata koentji yaitu punya duit klo ddh punya beli alutsista apapun pasti tdk bertele2