Update Drone KamikazeKlik di Atas

Saab Gripen Sukses Uji Coba Terbang Menggunakan Komponen Hasil Cetak 3D

(Saab)

Saab belum lama ini membuat terobosan penting dalam pembuatan komponen untuk jet tempur Gripen. Persisnya pada 19 Maret 2021, Gripen D (tandem seat) yang bertolak dari Bandara Linkoping, Swedia, berhasil melakukan uji coba terbang menggunakan komponen yang berasal dari teknologi cetak 3D (3D printed). Ini meupakan terobosan besar, pasalnya cetak 3D dapat digunakan di masa depan untuk perbaikan kerusakan pesawat di medan perang.

Baca juga: Menanti Operasional Gripen E, AU Brasil Terima Unit Terakhir F-5M Tiger, Jet Tempur Canggih Bertampang Lawas

Dikutip dari Saab.com, uji terbang Gripen D dengan komponen hasil cetak 3D berlangsung selama 30 menit. Bagian yang dipasang dengan komponen hasil cetak 3D adalah hatch pada bagian belakang – fairing sambungan sayap kanan/badan pesawat. Untuk lebih mudahnya, komponen hasil cetak 3D di-cat dengan warna putih.

Tidak ada model komputer 3D dari bagian tersebut yang tersedia, sehingga hatch dikeluarkan dari pesawat dan ditempatkan dalam pemindai 3D. Model yang dihasilkan kemudian diprogram ke dalam printer 3D, yang menghasilkan bagian tersebut menggunakan material polimer PA2200.

(Saab)

“Pengujian pasca-penerbangan menunjukkan bahwa tidak ada perubahan struktural yang terjadi,” ujar Håkan Stake, Gripen C/D support contract Manager. Keunggulan dari solusi ini adalah operator (angkatan udara) perlu lagi membawa suku cadang dan komponen pada beragam wilayah penggelaran kekuatan. Bahkan tidak perlu lagi mengkanibal komponen dari pesawat rusak lain untuk suku cadangnya. Dan yang pasti solusi ini dapat mengurangi waktu operasional yang hilang dalam perbaikan.

Saab dikabarkan telah mengembangkan teknologi cetak 3D atau additive manufacturing (AM) pada akhir 2017. Keberhasilan dalam uji terbang merupakan langkah yang signifikan menuju penggunaan komponen hasil cetak 3D di lapangan, yaitu guna mengurangi jumlah suku cadang yang dibutuhkan untuk mendukung operasi tempur berkelanjutan.

Selain itu, cetak 3D untuk komponen pesawat juga akan mengurangi waktu tunggu untuk produksi, atau waktu tunggu untuk pengiriman dari pabrik yang kadang menjadi kendala.

Meski merupakan solusi yang dapat menjadi game changer, namun, penerapan cetak 3D untuk komponen pada jet tempur memerlukan pengujian lebih lanjut, termasuk mencari bahan alternatif yang fleksibel dan dapat menahan suhu dingin yang dihadapi di dataran tinggi.

Baca juga: Ada Kemiripan, Antara Layar Sentuh di Kokpit KFX dan Gripen E

Tantangan lain dalam proyek tersebut adalah sifat wadah tempat peralatan pencetakan 3D agar dapat diangkut dengan aman selama dipindah-pindahkan. Selain pengujian secara internal, nantinya solusi ini masih harus mendapatkan persyaratan kelaikan udara (satisfy airworthiness requirements). (Bayu Pamungkas)

Tags:, ,
13 Comments